𝟓𝟖. 𝐌𝐃 𝟐 : 𝐀 𝐓𝐨𝐠𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫𝐧𝐞𝐬𝐬

2.5K 117 0
                                        

A Strange Togetherness

Arisa dapat merasakan jemari kakinya menyentuh jalanan berpasir, diiringi hembusan ombak laut yang menerpa, memberikan rasa nyaman tersendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arisa dapat merasakan jemari kakinya menyentuh jalanan berpasir, diiringi hembusan ombak laut yang menerpa, memberikan rasa nyaman tersendiri. Sementara itu, Denial dengan Aveline yang masih digendongnya berjalan di sekitar area pantai di hadapannya. Senja mulai meredup, digantikan oleh malam yang datang perlahan. Aura magis terpancar di langit Skyhaven, memberikan cahaya temaram yang indah.

Hutan di sekitar menampilkan peri-peri penasaran, kunang-kunang, dan makhluk-makhluk aneh lainnya. Namun, entah mengapa, Arisa tidak merasa terganggu sama sekali; ia terlalu menikmati deburan ombak pantai.

Sorot mata Denial melirik sekilas pergerakan sang istri yang menurutnya terlihat lucu; wanita itu tampak seperti gadis berusia 10 tahun yang sedang diajak piknik ke pantai. Pandangannya kemudian berpindah ke Aveline, yang masih menatap kagum pada pemandangan-pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Jadi, aku seperti sosok ayah yang merangkul dua anak kecil, ya?" ujar Denial, memecah keheningan di tengah deburan ombak yang senantiasa mengiringi langkah mereka. Ucapan itu membuat Arisa menghentikan langkahnya dan menatap Denial, yang ikut berhenti berjalan.

"Kau mengira aku anak kecil?"

"Kenapa tidak?" jawab Denial santai, membuat Arisa menyipitkan mata, merasa tak terima.

"Aku berusia 20 tahun."

"Lalu?"

"Denial, berhentilah bermain-main," ujar Arisa dengan nada sebal, membuat Denial terkekeh dengan suara yang terdengar sedikit kelam.

"Aku tak pernah bermain-main," jawab Denial, suaranya dalam dan tenang, sebelum melanjutkan langkahnya di atas pasir yang terasa dingin di bawah kaki. Ombak masih setia menyapu pantai, membawa aroma laut yang asin.

Arisa mempercepat langkah untuk menyusulnya, rasa penasaran mulai tumbuh dalam hatinya ketika Denial tiba-tiba berbicara, "Kau tak ingin tahu tentang Aleta dan Aella?" Suaranya terdengar ringan, tetapi penuh arti.

"Tidak, untuk apa?" jawab Arisa cepat, matanya menatap punggung Denial yang tegap dan misterius di bawah cahaya redup bulan.

"Oh ... jadi kau tak penasaran," balas Denial sambil menoleh separuh, senyum samar bermain di sudut bibirnya.

"Tidak," Arisa mengulangi, suaranya terdengar lebih yakin, meski ada sedikit keraguan yang terselip.

Denial menghela napas pendek, angin malam membuat helaian rambutnya yang gelap berkibar. "Yah, Arisa, jika kedua makhluk itu mendengar ini, kau pasti akan dicibir habis-habisan," ujarnya dengan nada menggoda yang membuat Arisa terdiam sejenak, berusaha mencerna maksud kata-katanya.

Marriage With The Devil (GHOST CURSED 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang