𝟑𝟓. 𝐌𝐃 𝟐 : 𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐮𝐠𝐡 𝐎𝐧𝐞 (𝟐𝟏+)

2.7K 98 65
                                    

When jealousy makes you tortured

Arisa menahan air mata yang menggenang di kelopak matanya, berusaha mengabaikan rasa sakit yang menyiksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arisa menahan air mata yang menggenang di kelopak matanya, berusaha mengabaikan rasa sakit yang menyiksa. Denial dengan cepat menahan erangannya menggunakan tangannya yang kuat. Pria itu terus bergerak dengan kasar, mengabaikan setiap jeritan hati Arisa yang ingin melawan.

Pegangan Arisa mengerat di sisi tepi meja makan, jari-jarinya menggenggam kayu yang halus, seolah itu satu-satunya hal yang bisa memberinya kekuatan di tengah kegelapan yang melingkupi. Suasana ruangan itu terasa berat, seolah setiap detak jantungnya berdengung, menciptakan simfoni ketegangan yang tak tertahankan. Dia ingin berteriak, tetapi suaranya seakan terperangkap di tenggorokannya, hilang sebelum sempat terdengar. Di dalam dirinya, sebuah pertarungan batin berlangsung.

Sorot mata Denial menatap penuh kepuasan pada Arisa, wanita di hadapannya yang terlihat sangat tersiksa saat terjebak dalam belenggu. Dengan angkuh, ia mengangkat salah satu kakinya, meletakkannya di pinggang Denial, menciptakan kontras antara kekuatan penindas dan kelemahan yang terperangkap. Tubuh Denial bergerak brutal, setiap gerakannya hanya menambah penderitaan yang dirasakan Arisa.

Denial, merasakan dominasi yang absolut, memajukan wajahnya dengan senyum sinis. Dengan suara pelan yang menggoda, ia berbisik, "Kau tampak lebih menyedihkan saat kutiduri sambil ku tahan eranganmu."

Kata-katanya seperti belati, menyusup ke dalam jiwa Arisa dan memperdalam rasa takutnya. Dia menikmati melihat keputusasaan di mata wanita itu, merasakan kekuatan dalam kontrol yang dimilikinya.

Suara decitan meja makan dan erangan tertahan Arisa memenuhi dapur, menciptakan suasana yang penuh ketegangan. Dalam kegelapan yang menyelimuti, wanita itu merasakan air matanya mulai mengalir, menandakan betapa mendalamnya rasa sakit dan keputusasaannya. Setiap tetes air mata menjadi simbol dari penderitaan yang tak tertahankan, bercampur dengan rasa menyiksa.

Arisa mencoba menahan suara erangannya, tetapi suara itu tetap keluar, mengalun lembut di antara desakan kesakitan yang tak terhindarkan. Meja makan bergetar di bawah beban emosionalnya, seolah turut merasakan penderitaan yang dialaminya.

Setiap detik berlalu terasa seperti jam, dan Arisa terperangkap dalam pergerakan kasar pria itu.

Napas Denial memburu berat, setiap embusan terasa semakin tidak teratur saat ia mulai merasakan gelombang pelepasan menghampirinya.

Dengan sekali hentakan ia menyemprotkan cairannya ke kewanitaan Arisa disertai tubuh wanita itu yang bergetar. Ia lalu melepaskan tangannya dan mencium bibir Arisa dengan kasar.

Dengan satu tangannya yang kuat, Denial mengangkat tubuh Arisa dan meletakkannya dengan paksa di atas meja. Permukaan meja yang dingin dan keras memberikan kontras yang mencolok dengan kehangatan tubuh Arisa, menciptakan suasana yang semakin menegangkan.

Marriage With The Devil (GHOST CURSED 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang