𝟑𝟐. 𝐌𝐃 𝟐 : 𝐒𝐜𝐞𝐧𝐞 𝐑𝐞𝐞𝐧𝐚𝐜𝐭𝐦𝐞𝐧𝐭

1.5K 97 2
                                    

A truth between responsible men

"Apa-apaan ini?" Arisa bergumam bingung saat ia mendapati dirinya empat tahun yang lalu, saat terbangun dari kenyataan pahit di sebuah rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa-apaan ini?" Arisa bergumam bingung saat ia mendapati dirinya empat tahun yang lalu, saat terbangun dari kenyataan pahit di sebuah rumah sakit. Ia melihat dirinya yang lebih muda, berteriak layaknya orang gila di lorong rumah sakit, hanya karena menemukan sebuah putaran balikan yang tak terduga. Sorot matanya yang penuh kebingungan menatap dirinya sendiri yang berlari menuju kakek dan neneknya, yang menghampiri dengan wajah penuh kekhawatiran. Namun, seketika, semua itu tiba-tiba berhenti.

Pergerakan di sekelilingnya, yang sebelumnya hidup dan dinamis, kini membeku dalam keheningan yang menegangkan. Udara seakan kehilangan jiwanya, menggantung dalam waktu yang tak dapat dipahami. Arisa mengerutkan kening, merasakan ketidakberdayaan yang menyelimuti dirinya.

"Waktu terhenti?" gumamnya, suaranya bergetar dalam kebingungan.

Dia kemudian segera mengalihkan pandangannya, tertuju pada suara langkah kaki yang menggema di lorong yang kosong. Suara itu semakin mendekat, menciptakan aura misterius di sekitarnya. Arisa merasa detak jantungnya semakin cepat, terjebak dalam antara nostalgia dan ketidakpastian, menunggu siapa atau apa yang akan muncul dari kegelapan yang meliputinya.

Seorang pria muncul dari kegelapan lorong, rambutnya yang sebahu berwarna putih bersinar lembut, menciptakan kontras yang mencolok dengan suasana suram di sekitarnya. Mata birunya memancarkan kedamaian, seolah mampu melihat ke dalam jiwa Arisa. Cahaya putih yang mengitarinya seakan membentuk aura mistis, memberi kesan bahwa dia bukanlah sosok biasa.

Di punggungnya, sayap putih yang lebat dan besar mengembang, berkilau dengan sinar lembut yang hampir menembus kegelapan. Setiap gerakan sayapnya menimbulkan semilir angin segar, mengusir kesedihan dan ketakutan yang menyelimuti lorong rumah sakit. Aroma yang mengelilinginya sangat lembut, seperti harumnya bunga-bunga yang mekar di pagi hari, menambah suasana magis yang mengelilinginya.

Pria itu melangkah maju, kehadirannya membawa cahaya ke dalam kegelapan yang mencekam, seolah mengajak Arisa untuk meninggalkan bayang-bayang masa lalu dan memasuki dunia yang lebih cerah dan penuh harapan.

"Itu adalah Ganresha," suara berat seseorang di belakangnya membuat Arisa tersentak. Jantungnya berdegup kencang, dan refleksif, ia mengelus dadanya, berusaha menenangkan diri setelah terkejut oleh kehadiran Denial yang tiba-tiba muncul di belakangnya.

“Ah, kau benar-benar membuatku terkejut!” serunya, suaranya sedikit bergetar. Arisa menoleh, menatap Denial dengan ekspresi campur aduk antara lega dan marah.

Denial, dengan senyum misterius di wajahnya, berdiri dengan santai, menatapnya seolah mengetahui ketidakpastian yang melanda Arisa. Aura yang mengelilinginya membuat suasana semakin tegang, seakan mengundang berbagai pertanyaan yang belum terjawab.

Marriage With The Devil (GHOST CURSED 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang