🌸🌸🌸
Weekend sudah berakhir dan kembali ke aktivitas yang biasa dilakukan manusia manusia pada umumnya saat weekdays, ada yang bekerja, jadi ibu rumah tangga, ada yang berangkat sekolah ataupun melakukan hal-hal yang mereka geluti sehari-hari.
Tidak ada bedanya dengan Yui dan keluarganya. Pagi pagi sang ibu sudah berjibaku dengan penggorengan dan alat masak di dapur yang tentu saja Yui ikut membantu, meninggalkan 2 penghuni lainnya yang masih betah berada di pulau kapuk.
"ohayou." Sapa sang ayah yang bangun lebih dulu
"ohayou." Balas Yui sambil memberikan segelas air
"pagi ini menu sarapannya apa?..."
"ya kayak biasanya aja. salted salmon, miso soup pakai seaweed, sama nasi."
Ayahnya hanya mengangguk sekedarnya sembari membuka koran yang memang biasanya dibaca beliau setiap pagi sebelum hidangan disajikan.
"Nak, adekmu bangunin dulu." Titah sang ibu
Tanpa membantah, setelah mencuci tangan dan melepas celemeknya, Yui langsung beranjak dari dapur menuju kamar Karin.
"Adek bangun." Ucap Yui langsung membuka kamar Karin tanpa mengetuk
Dilihatnya Karin masih terlelap dalam tidurnya yang damai.
"kebiasaan." Batin Yui sambil melangkah menuju jendela dan membuka lebar-lebar gorden dan roller blinds agar mentari pagi bisa masuk dan menerangi seluruh kamar, dan tentu saja dikarenakan hal itu, si pemilik kamar langsung terusik dari tidur lelapnya.
"bangun dek sarapan, kesekolah, nanti kamu telat, kakak nggak mau nungguin." Ucap Yui lalu meningalkan kamar Karin dan membiarkan pintu kamarnya terbuka lebar
Sementara Karin yang sebagian kesadarannya masih di awang awang berusaha mencerna kalimat yang barusan dia dengar, mencoba membedakan apakah itu suara dari dunia nyata ataukah dia masih berada di alam mimpinya.
"loh, Karin mana?..." tanya ayah
"masih di kamar, bentar lagi juga turun."
Benar saja, tak lama berselang Karin turun dari kamarnya walau masih menggunakan piyamanya, tapi setidaknya wajah bantalnya sudah tidak terlihat.
"pagi nak."
"pagi pa."
Pagi yang cukup tenang di keluarga Fujiyoshi.
Sampai di sekolah hari ini pun tidak ada sesuatu yang menghebohkan, hanya hal-hal lumrah yang terjadi.
Sapaan pagi penuh senyum dari Hono untuk Karin yang tak lupa diapun menyapa Yui, Hono yang dengan semangat membara 45 saat menceritakan pertandingan voli yang ditontonnya semalam pada Karin saat jam istirahat tiba.
Bahkan hari-hari yang tenang ini berlangsung sampai beberapa hari selanjutnya, yang seharusnya itu jadi sesuatu hal yang menyenangkan. Tapi Yui justru seperti melupakan sesuatu.
Saking tenangnya minggu ini, justru membuatnya ada perasaan takut dan khawatir tanpa alasan. Karena menurutnya sangat tidak mungkin hari-harinya akan setenang ini, apalagi lebih dari 3 hari berturut-turut.
Kali ini Yui memilih menghabiskan waktu istirahatnya sendirian di rooftop, berbaring di kursi panjang yang memang ada disana, sambil mendengarkan lagu dari earphonenya.
"minggu ini kenapa ya, kok kayak ada yang aneh." Batin Yui
"terlalu tenang, terlalu baik-baik saja."
Yui bukannya mau berprasangka buruk atau tidak bersyukur, tapi menurutnya aneh saja.
Sembari menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya, Yui berusaha membuang pikiran buruknya itu dan menikmati waktu istirahatnya sampai dia merasakan ada sehelai kain yang menutupi pinggang sampai ke lututnya.
"kebiasaan banget sih, nanti kalau rok lu ketiup angin gimana."
"nggak ada yang lihat juga." Jawab Yui cuek
"lu mana tau kalau sambil merem."
"iya Ner iya maaf, bawel banget kayak emak emak."
"bangun bentar, gue mau duduk juga."
Yui nurut dan mengubah posisinya jadi duduk.
Setelah Neru duduk, dia lantas menepuk nepuk pelan pahanya, menandakan Yui boleh kembali berbaring dengan menggunakan pahanya sebagai bantal. Tentu saja Yui tidak menolak sama sekali dan kembali memejamkan matanya saat sudah menemukan posisi yang nyaman.
"lagi mikirin apa sih?..." tanya Neru sambil mengelus pucuk kepala Yui
"Neru."
"hm?..."
"ini kalau ada yang lihat kita kayak gini ntar dikira pacaran."
"kan udah sering dari SMP kayak gitu, kayak baru pertama kali aja."
"iya juga 😂."
"iya kna."
"yaudah kita pacaran beneran aja gimana?..."
*Plak
"aduh, kok dahi gue di geplak sih." Ucap Yui sedikit drama walau sebenarnya tidak sakit sama sekali
"gini nih kalau kelamaan ngelamun sendiri, jadi aneh otaknya."
"bercanda kali Ner, serius amat."
"jadi?..."
"nggak ada sih, lagi menikmati ketenangan minggu ini aja." Jawab Yui
"menikmati ketenangan sembari was was ya."
"tau banget sih 😅."
"positif thinking aja mungkin Tuhan lagi buat lu istirahat minggu ini, weekend kemarin lu sibuk banget kan sampai chat yang gue kirim pagi baru lu bales besok malamnya."
"maaf soal itu."
"gapapa sih gue paham, lu istirahat aja, 10 menit lagi bel masuk."
"iya."
Yui kembali memejamkan matanya dan menikmati hari ini dengan tenang dengan positive vibe sampai dia kembali ke rumah.
Di rumah pun semuanya berjalan lancar lancar saja tanpa masalah sampai selesai makan malam dan semuanya kembali ke kamar masing-masing, sampai Yui mendapat pesan dari Karin yang menurutnya itu merupakan hal yang sangat-sangat jarang terjadi.
Setelah bertukar pesan singkat dengan Karin, Yui lantas tersenyum tapi bukan karena Karin yang berani mengirimi pesan padanya terlebih dahulu, tapi karena dia mulai terlihat lebih dekat dengan Hono.
"semoga ini jadi pertanda baik buat mereka berdua." batin Yui setelah meletakkan ponselnya kembali di nakas dan berfokus ke laptop untuk kembali menyelesaikan PRnya.
*** またね ***
KAMU SEDANG MEMBACA
Nidome no 8251
FanfictionKalau aku bukan jodoh mu, setidaknya biarkan aku terus berada di dekatmu.