Dzaky pov
"Zak, ikut dulu ada yg ingin abi katakan""Baik abi" aku meletakkan kembali buku yg aku pegang, aku keluar dari perpustakaan mengikuti abi ku.
Abi berhenti dan duduk disamping abi ku, kami duduk didekat kelas, tadinya aku sedang menyusun buku buku diperpustakaan, semenjak kakakku menikah, aku lah yg menggantikan mereka mengurus pesantren milik abi ku.
"Ada apa abi?" tanyaku.
"Kamu tau om Daniel?" aku sejenak berfikir, seperti pernah mendengar namanya.
"Ohh yg dulu pernah datang kerumah kita yg di Bandung sewaktu Zaky masih kecil ya?" aku baru mengingatnya.
"Iya, mereka akan datang, mungkin sebentar lagi sampai, salah satu anaknya akan mondok disini, juga tinggal dirumah kita, abi minta kamu balik lagi saja ke pesantren, toh selama ini kamu juga jarang tidur dirumah, lebih sering disini" aku sedikit mengangguk, rumah abi ku memang masih disekitar pesantren, aku pun lebih sering menginap dikamar santri pria karna dirumah aku tidak mempunyai teman, meski sekarang kegiatanku juga mengajar, namun jika sedang tidak mengajar anak anak santri menganggapku teman mereka bukan guru.
"Ohh gitu, iya ga apa apa abi, nanti Zaky pindahin lagi baju baju Zaky"
"Ga usah, cuma 1 saja anaknya yg akan disini" aku mengingat lagi, anak om Daniel ada 3, 2 kembar dan yg 1 tidak.
"Memangnya siapa abi?"
"Nailah, anaknya yg pertama"
Deg!
Jantungku berdetak lebih kencang, entahlah, sejak abi sering menyebut nama itu, jantungku begitu cepat berdetak, aku hanya bisa mengucapkan istighfar dalam hatiku.
"Ohh begitu"
"Yasudah, abi balik dulu kerumah, kamu lanjutin lagi nyusun bukunya, nanti kalo mereka sudah sampai abi hubungi kamu"
"Baik abi" abi ku berdiri dan menepuk bahuku pelan.
"Abi pergi dulu, assalamualaikum"
"Walaikumsalam abi" aku mencium tangan abi ku.
Kulihat abi ku semakin jauh berjalan, aku kembali duduk di kursi tadi, mencoba menenangkan jantungku yg semakin berdetak kencang.
"Ada apa sebenarnya, hmmm" ucapku pelan.
"Assalamualaikum gus Dzaky" kulihat dua santri wanita lewat didepanku, aku mengangguk dan tersenyum pada mereka.
"Waalaikumsalam" Aku berdiri kembali dan masuk ke dalam perpustakaan, mengambil kembali buku buku dalam kotak dan menyusunnya di rak buku.
***
Nama lengkapku Muhammad Dzaky Luqman, umurku 20 tahun, seorang guru agama dipesantren milik abi ku, aku juga tidak mengajar saja sebagai guru, memberi ceramah, mengajar mengaji dan membantu mengurus pesantren yg dibangun abiku 14 tahun yg lalu.
Entah sejak kapan aku slalu mengagumi pemilik nama Nailah Fadiyah, anak pertama dari om Daniel, kami pernah bertemu saat ukurku 10 tahun, namun umurnya masih 5 tahun, wajahnya begitu cantik dan diumurnya yg saat itu dia sudah menjadi perempuan yg dewasa menurutku, dibandingkan dengan kedua adik kembarnya dan satu lagi yg sangat berbeda sifatnya yaitu Habibah, anak yg begitu manja.
Sejak melihatnya 10 tahun yg lalu, sejak itu juga aku slalu mengingatnya, meski dulu kami tak pernah berbicara apapun lagi, dan jantungku slalu berdetak cepat saat abi terkadang menyebut namanya.
♥♥♥♥♥♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Inshaa Allah
SpiritualPercayalah pada Allah, maka tak akan ada lagi yg membuatmu kecewa.