Nailah pov
Aku pernah membaca tentang sikap Rasulullah yg sangat menghotmati putri bungsunya, yaitu Fatimah r.a.
Beliau menunjukkan penghargaan dan berbicara tentang Fatimah dengan istilah istilah berikut:
"Wanita terbaik di dunia ada empat: Maryam, Aisyah, Khadijah, dan Fatimah.",
"Allah ridha bersama keridhaannya, dan marah karena kemarahannya."
"Kerelaan Fatimah adalah kerelaan saya, dan kemarahannya adalah kemarahan saya."
"Barangsiapa mencintai putri saya, Fatimah, (maka ia) mencintai saya. Barang siapa membuat Fatimah puas, maka ia membuat saya puas. Barangsiapa membuat Fatimah tak senang, maka ia membuat saya tak senang."
"Fatimah adalah bagian tubuh saya. Barang siapa menyakitinya, maka ia menyakiti saya dan barangsiapa menyakiti saya, (ia telah) menyakiti Allah.".
***
Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum" ucapku saat aku dan mas Syauqi sudah sampai dirumah umi, setelah melaksanakan sholat subuh bersama dan sarapan seadanya, kami langsung pergi kerumah umi karna tak ingin terjebak macet nantinya.
"Waalaikum..salam, Nailah, Syauqi"
"Umi" aku mencium tangan umi, begitupun dengan mas Syauqi.
"Pagi sekali datang, ada apa? Apa ada masalah?" ucap umi dengan nada panik, mas Syauqi tersenyum pada umi.
"Tidak umi, Syauqi mau ke Jakarta hari ini umi, jadi Syauqi mau titip Nailah disini umi, takut terjadi apa apa kalau Nailah dirumah sendiri"
"Ya Allah, umi fikir ada apa pagi pagi kesini, masuk dulu yuk, sarapan ya"
"Umi, Nai sama mas Syauqi udah sarapan tadi, dan mas Syauqi udah buru buru, takutnya kena macet makanya kita kesini selesai subuh tadi"
"Hmm, begitu, abi sama Habibi masih di mesjid"
"Ga apa apa umi, Syauqi titip salam aja, Syauqi mau langsung pergi umi"
"Kamu hati hati ya Qi, jangan ngebut ngebut ya, kamu nginep?"
"Ngga umi, Syauqi pulang kok"
"Kenapa tadi malem ga menginap saja"
"Umi, nanti Nai jelasin ya, mas Syauqi udah buru buru"
"Ehm maaf umi malah jadi ngajak ngobrol"
"Ga apa apa umi, Syauqi pamit umi"
"Hati hati ya Qi"
"Iya umi"
"Sayang hati hati ya, mas pergi dulu"
"Mas juga hati hati" aku mencium tangan mas Syauqi.
"Iya sayang" ucap mas Syauqi lalu mencium keningku lama.
"Sayang, jagain umi ya" aku tertawa melihat mas Syauqi yg mengusap perutku yg sudah sedikit membesar lalu menciumnya lama, umi hanya tersenyum melihat kami berdua.
"Hati hati ya" ucapku, mas Syauqi mengangguk dan pergi meninggalkanku dan umi, aku menatap kepergiannya sampai mobilnya tak tampak lagi.
"Nai masuk yuk" aku mengangguk pada umi.
"Baik umi" kami pun masuk kedalam rumah, namun rumah terlihat begitu sepi.
"Umi, Habibah ga nginep?"
"Ngga Nai, mereka pulang juga tadi malem"
"Maaf ya umi, kalo Nai tau, Nai dan mas Syauqi bakalan nginep, soalnya saat kami sampe rumah, mas Reyhan sms mas Syauqi ngabarin kalo hari ini mereka harus ke Jakarta, ada urusan pekerjaan mendadak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Inshaa Allah
SpiritualPercayalah pada Allah, maka tak akan ada lagi yg membuatmu kecewa.