Part 55

14.8K 794 42
                                    


Satu tahun kemudian..

Nailah pov

"Sayang, udah selesai?" aku tersenyum pada mas Syauqi.

"Sudah mas"

"Yaudah ayo" aku mengangguk padanya.

Aku dan mas Syauqi pergi ke kantor penerbitan buku, hari ini adalah hari peluncuran buku ku yang terbaru yang berjudul Untuk Allah, ini adalah pertama kalinya aku menghadiri peluncuran buku ku, karna sebelumnya aku memang tak pernah menghadiri acaranya, dan inilah saatnya.

Satu tahun pernikahanku dengan mas Syauqi, hubungan kami jauh lebih baik karena kami sudah mengenal satu sama lain, ternyata pacaran setelah menikah itu sangatlah indah untukku.

Habibah sudah melahirkan beberapa bulan yang lalu, melahirkan bayi laki laki yang sangat tampan, hubunganku dengan mas Dzaky juga membaik, dan sudah menganggapnya sebagai saudara iparku, umi dan abi Alhamdulullah mereka diberi umur yang panjang hingga bisa melihat anak anaknya bahagia.

Habibi, yah dia sudah menjadi seorang dokter tetap dirumah sakit yang ada dibandung, kalau ada yang tanya Habibi udah menikah atau belum, jawabannya sudah pasti belum, hehe, anak itu masih saja diam, padahal wanita yang dia kagumi sudah sejak lama mulai berubah menjadi wanita muslimah sesungguhnya.

Akbar, dia masih tetap ingin sendiri katanya, belum menemukan tambatan hatinya, semoga lekas dipertemukan, itu doa ku.

Latifa, alhamdulillah dia sudah sembuh total, hubungannya dengan mas Syauqi juga membaik, dan kami berteman, dia sudah menikah dengan seorang ustadz muda yang melamarnya sewaktu dia masih menjalani pengobatan, subhanallah, Allah memang memberikan hidayah disetiap ujiannya.

Dan Nazwa, dia sudah menikah dengan salah satu santri yg pernah mondok di Solo tempat yang sama denganku juga, namanya Muhammad Farid Al-Adib, ternyata mereka saling menyukai sejak dipesantren dulu.

Yah begitulah kabar mereka sekarang,  Allah memang menciptakan manusia dengan berpasang pasangan, lalu mengapa kita harus mengejar sesuatu yang belum tentu menjadi milik kita padahal Allah lah yg mengatur segalanya, aku bahagia dan slalu bersyukur untuk apa yang Allah telah berikan padaku.

Kebahagiaan kami lengkap saat ini, Allah baru saja menitipkan janin di rahimku setelah satu tahun lamanya aku menunggu kehadirannya, alhamdulillah Allah menjawab doa dan kesabaranku, trima kasih ya Allah.

Cobaan yang slama ini kami lewati tak serta merta meluluhkan iman kami, justru cobaan itu semakin menguatkan pernikahan kami, ya Allah trima kasih.

Kami pun sampai digedung peluncuran buku ku, mas Syauqi mengenggam tanganku dan kami berjalan masuk kedalam gedung, aku melihat begitu banyak orang disini, seperti yang mas Syauqi katakan bahwa banyak sekali orang yang ingin bertemu denganku, aku tak pernah merasa segugup ini selain pertama kali aku menikah, aku menggenggam tangan mas Syauqi erat.

"Tenanglah, tak perlu gugup, mereka tak akan memakanmu" aku mencubit lengannya pelan.

"Mas ini kali pertamanya Nai menghadiri acara ini"

"Iya mas mengerti, cobalah tenang, kita akan duduk didepan sana" mas Syauqi menunju tempat duduk yg berada didepan para undangan dan orang orang yg datang lainnya, tempat duduk itu langsung menghadap kearah mereka semua, aku juga melihat ada 2 kursi yg tersisa disana.

"Mas yakin?"

"Nai, mas sudah menyiapkan ini jauh jauh hari, mas juga sudah mengumumkan bahwa Nailah akan hadir, mas juga ga menyangka bahwa orang orang yg hadir akan sebanyak ini" aku menarik nafas sedalam mungkin mencoba menenangkan hatiku dan juga mengucapkan istighfar.

Inshaa AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang