Syauqi pov
Aku dan Akbar sudah berada dirumah Habibah 10 menit yang lalu, acara masih 1 jam lagi, aku dan Akbar berada dikursi taman yang berada dihalaman depan rumah Habibah, saat kami datang ternyata Habibi pergi sejak jam 11 tadi, abi nya yang mengatakan pada kami karna acara belum mulai aku dan Akbar memutuskan duduk diluar saja."Mas Syauqi sama Akbar udah dateng, maaf ya Habibah tadi masih didapur" aku melihat Habibah menghampiri kami.
"Ga apa apa Bibah, kita baru dateng kok"
"Ohh iya sebentar, mas Dzaky, sini" Habibah memanggil seseorang, aku melihat seorang pria berjalan kearah kami, wajahnya tidak asing bagiku, tadi Bibah menyebut nama Dzaky, yah itu adalah pria yang aku temui dibandara 3 tahun yg lalu dan aku masih mengingatnya.
"Mas Dzaky kenalin ini mas Syauqi dan ini.." aku dan Dzaky saling menatap.
"Syauqi"
"Dzaky" kami bersalaman dan berpelukam sebentar.
"Kita ketemu lagi, apa kabar?" tanya Dzaky padaku.
"Alhamdulillah saya baik, kamu gimana?"
"Yah seperti ini, maaf saya tidak pernah menghubungi, kartu nama yang kamu berikan waktu itu hilang entah kemana"
"Kalian saling kenal?" tanya Habibah.
"Iya kita udah kenal, kita ketemu dibandara 3 tahun yang lalu, waktu mas balikin gelang Nailah" aku terdiam sejenak, aku masih ingat apa yg Dzaky ceritakan saat itu, saat itu Nailah pergi ke Kairo dan ternyata Nailah kami sama, kulihay Dzaky terdiam, sepertinya kami sama sama menyadari sesuatu.
"Ohh ya mas Syauqi, ini mas Dzaky suami Habibah" benarkah semua ini, dulu Dzaky mengatakan Nailah dia pergi hanya untuk membahagiakan adiknya, adik Nailah adalah Habibah, jadi waktu itu kami menyukai wanita yang sama, Nailah Fadiyah.
"Mas Dzaky ini Akbar adiknya mas Syauqi, dia teman pesantren Habibah dan dia sahabatnya kak Habibi" aku melihat Dzaky dan Akbar bersalaman.
"Dzaky"
"Akbar"
"Ehm, Bibah, mas mau balik kesana dulu, mau bantuin abi"
"Oh iya ga apa apa"
"Mari Akbar, Syauqi"
"Iyah" aku tersenyum padanya, aku benar benar tidak menyangka semua ini, ternyata kami selalu menyukai wanita yang sama, jadi waktu itu Nailah menyukai Dzaky dan sekarang Dzaky sudah menikah dengan Habibah, apa waktu itu dia menangis karena Dzaky, ya Allah apakah Nailah baik baik saja.
"Bibah"
"Iya umi?" aku melihat ibunya Habibah menghampiri kami.
"Kamu liat Nailah? Dari pagi umi ga liat"
"Tadi kak Nazwa bilang, kak Nai pergi bareng kak Habibi, ga tau kemana"
"Kok ga bilang umi"
"Mungkin buru buru umi"
"Hmm gitu ya, yaudah deh nanti kalo udah pulang bilang temui umi"
"Iya umi nanti Bibah sampein"
"Yaudah umi ke dalam dulu, mari Syauqi, Akbar"
"Iya tante"
"Ehm, mas aku tinggal sebentar ga apa apa ya, kayaknya umi lagi butuh bantuan"
"Ohh iya ga apa apa"
"Yaudah aku ke dalem dulu ya" aku mengangguk padanya.
Akbar pov
Aku melihat perubahan wajah mas Syauqi saat suami Habibah datang, sepertinya mas Syauqi menyembunyikan sesuatu, apakah tentang Nailah, aku juga melihat Habibah begitu dekat dengan mas Syauqi, seperti banyak hal yang aku tidak tau apapun dan begitu banyak hal yang tersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inshaa Allah
SpiritualPercayalah pada Allah, maka tak akan ada lagi yg membuatmu kecewa.