Syauqi pov
"Maaf, tapi saya tidak bisa menerima lamaran mas Reyhan" ucap Latifa, setelah Reyhan datang, kami pun berkumpul dan Reyhan langsung mengkhitbah Latifa, namun jawaban Latifa membuat semua orang yg berada disini terdiam."Latifa, kenapa? Bukankah tadi kamu setuju bahwa kamu akan menikah jika kami memilihkan calon untukmu?"
"Maaf bibi, Latifa tidak bisa"
"Boleh saya tau alasannya Latifa, atau kamu mempunyai syarat?" ucap Reyhan.
"Saya sudah menyukai seseorang sejak lama" suasana terasa hening.
"Siapa?" tanya Reyhan.
"Sa..saya tidak bisa memberitahunya dan saya cuma ingin menikah dengannya"
"Latifa, bagaimana kamu bisa menikah dengan orang yg kami tidak tau siapa" ucap bibi Latifa.
"Kalian mengenalnya, dan dia ada disini" aku berharap orang itu bukanlah aku.
"Siapa Latifa?"
"Dia...dia mas Syauqi" kami semua terdiam, ini yg tidak pernah aku harapkan, kurasakan tangan mamah mengusap bahuku pelan, entah bagaimana perasaan Reyhan saat ini, semoga dia tidak menyalahkanku.
"Maaf sebelumnya, Latifa, saya mengerti prasaan kamu, tapi saya merasa bahwa Reyhan lah yg pantas menikah dengan kamu, karna saya sudah mempunyai calon istri" ucapku tegas.
"Benarkah? Tapi saya fikir selama ini mas Syauqi juga menyukai saya, karna setiap saya meminta bantuan, mas Syauqi yg slalu menolong saya"
"Latifa, tolong jangan salah artikan kebaikan seseorang, saya melakukan itu karna saya memang bisa menolong kamu, maafkan saya Latifa" Latifa berdiri dan pergi meninggalkan kami semua, berlari menaiki tangga, aku tak tau apa yg harus aku lakukan lagi.
"Sepertinya Latifa masih butuh waktu, maafkan sikap Latifa Syauqi dan juga Reyhan" ucap paman Latifa.
"Tidak apa apa paman, kalau begitu kami pamit pulang, sudah hampir larut" ucapku.
"Hmm, baiklah, kami akan mengabari kalian lagi kalau dia sudah tenang"
"Trima kasih paman, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" aku, mamah, Hanifa dan juga Reyhan pergi meninggalkan mereka, saat sampai diluar aku melihat Reyhan terus diam, aku memberi isyarat pada Hanifa untuk masuk dulu kedalam mobil bersama mamah karna aku ingin bicara berdua bersama Reyhan.
"Rey, aku minta maaf, aku.."
"Hmm, sudahlah aku mengerti, sejak dulu aku pun tau kalau Latifa memang tidak menyukaiku, selama ini aku memang sering melihatnya memperhatikanmu, namun aku membuang fikiran itu karna aku fikir kau sahabatku, tapi ternyata semua fikiranku benar bahwa dia menyukaimu"
"Tapi aku tidak pernah sekalipun menyukainya"
"Lalu benarkah kau sudah mempunyai calon istri?"
"Yah, aku sudah mempunyai calon istri"
"Siapa? Kau tak pernah cerita padaku"
"Aku hanya tak ingin mengumbar"
"Siapa orangnya?"
"Nailah" ucapku pelan.
"Nailah Fadiyah?" aku mengangguk.
"Tapi bagaimana bisa, kita belum pernah melihatnya"
"Aku sudah melihatnya"
"Kapan? Dan dimana?"
"Itu hanya aku yg tau" ucapku tertawa, Reyhan memukul lenganku pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inshaa Allah
SpiritualPercayalah pada Allah, maka tak akan ada lagi yg membuatmu kecewa.