Nailah pov
"Assalamualaikum" ucapku saat masuk ke dalam rumah, siang ini aku merasa tidak enak badan, aku memutuskan untuk langsung kembali ke rumah dari rumah sakit."Waalaikumsalam, Nailah udah pulang" ucap umi, aku tersenyum pada umi dan mencium tangannya.
"Udah umi"
"Kamu sakit Nai? Wajah kamu pucat"
"Ga apa apa umi, mungkin kurang istirahat, abi kemana?"
"Ohh, abi keluar sebentar, kamu mau makan biar umi siapin" aku tersenyum pada umi.
"Tidak usah umi, nanti Nai ambil sendiri, Nai mau keatas dulu, mau sholat Dzuhur"
"Hmm, yaudah kalo gitu, selesai sholat langsung makan ya"
"Baik umi" aku meninggalkan umi yang sedang berada diruang keluarga.
Aku membuka pintu kamar ku, aku langsung menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
***
Aku mengakhiri bacaan al Qur'an ku, aku mendengar suara mobil masuk, sepertinya abi sudah pulang.
Aku melepaskan mukenah ku, merapikan kembali hijabku lalu keluar kamar, aku menuju ruang makan, kulihat abi dan umi sedang makan.
"Nai, sini makan"
"Iya umi" aku tersenyum pada abi, aku mencium tangannya, kami pun makan bertiga.
"Abi darimana?"
"Dari rumah temen abi, kamu udah lama pulang?"
"Baru aja abi" ucapku sambil memakan makanan ku.
Aku memikirkan kembali keputusan yang sudah ku buat, semoga saja ini keputusan yang Allah ridhai.
"Abi"
"Iya Nai" aku melihat umi dan abi yang menatapku begitu lekat.
Bismillahhirrohmannirrohim (ucapku dalam hati)
"Nailah, menerima lamaran pria itu" suasana hening beberapa saat.
"Kami serius Nai?"
"Inshaa Allah abi" ucapku tersenyum pada abi dan juga umi.
"Kamu udah beneran yakin Nai?"
"Inshaa Allah umi, Nailah sudah istikharah"
"Alhamdulillah"
"Tapi Nailah ingin pernikahannya dipercepat umi"
"Kapan kamu ingin menikah Nai?" tanya abi.
"Malam ini juga abi, selepas maghrib" suasana kembali hening, mungkin ini memang keputusan yang begitu mengagetkan untuk mereka, tapi ini sudah menjadi keputusanku.
"Kamu sudah yakin Nai?"
"Inshaa Allah umi, Nai yakin"
"Alhamdulillah, abi bagaimana?"
"Abi akan siapkan semuanya"
"Trima kasih abi, lalu siapa yang akan menikahkan Nailah?" ucapku sedih.
"Kamu tidak perlu khawatir, adik kandung dari almarhum ayah kandung kamu masih ada, dan dia sedang berada di Bandung, abi yang jemput dia tadi"
"Benarkah? Kenapa abi tidak pernah bilang?"
"Dia tinggal di kalimantan, abi mencarinya selama 1 bulan ini, berkat bantuan umi nya Nazwa dan juga paman Andri, kami berhasil menghubunginya" aku benar benar tidak menyangka semua ini, begitu hebat perjuangan mereka untuk membantuku selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inshaa Allah
SpiritualPercayalah pada Allah, maka tak akan ada lagi yg membuatmu kecewa.