Nailah pov
Pagi ini rumah terlihat begitu ramai, dan semua orang terlihat begitu sibuk, aku melihat jam dinding yg menunjukkan pukul 9 pagi, acara akan dimulai jam 2 siang, masih beberapa jam lagi."Kak Nai" aku menoleh kebelakang, kulihat Habibi berada didepan pintu kamar ku.
"Habibi, masuklah, ada apa?"
"Ehm, bisakah kak Nai temenin aku?" aku mengerutkan keningku.
"Kemana?" kulihat dia hanya menggaruk garuk kepalanya, aku tertawa sedikit.
"Kenapa? Apa ada masalah?" tanyaku.
"Pokoknya kak Nai temenin aku aja, nanti kakak akan tau, dan satu lagi, bisakah kakak bawa baju kakak dan hijab kakak 1?"
"Untuk apa? Kamu mau pakai baju kakak?"
"Kak bukan seperti itu" aku tertawa terbahak, sepertinya aku mengerti maksud Habibi.
"Yah baiklah, kakak hanya bercanda, kamu tunggu saja dibawah, sebentar lagi kakak nyusul"
"Hehe, terima kasih kakak ku" Habibi pergi meninggalkanku, aku membuka lemariku mencari baju yg akan ku bawa, mencari baju yang belum pernah aku pakai.
Aku turun setelah menemukan baju dan hijab yg masih baru, aku membelinya saat masih di Kairo, tak apalah jika aku memberikannya pada orang lain.
"Nazwa" panggilku saat aku tidak menemukan Habibi.
"Nai ada apa? Kamu mau pergi?"
"Iya tadi Habibi minta temenin aku, kamu liat Habibi?"
"Ehm, tadi aku liat dia ngobrol sama abi di teras depan, coba aja kamu keluar, mungkin dia masih disana" aku melihat kearah pintu, mungkin saja dia disana.
"Ohh, oke deh, makasih ya, aku kesana dulu"
"Memangnya mau kemana Nai?"
"Aku juga ga tau, mungkin kerumah temennya sebentar"
"Hmm, yaudah deh, hati hati ya"
"Iya, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Aku berjalan kearah pintu, dan benar saja aku melihat Habibi berada didekat mobilnya dan sedang berbicara dengan mas Dzaky, aku menarik nafas pelan, kulihat mereka melihat kearahku yg berjalan kearah mereka.
"Kak Nai cari kamu kemana mana"
"Kan tadi kak Nailah yg nyuruh aku turun dulu"
"Iya sih, yaudah ayo, jadi kan?"
"Jadi kok, ayo, mas aku pergi dulu ya" ucap Habibi.
"Iya hati hati"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Habibi membukakan pintu untukku, aku pun masuk, aku menunduk dan tersenyum sedikit pada mas Dzaky.
Habibi pun masuk dan duduk disampingku dan menjalankan mobilnya.
***
Beberapa lama diperjalanan kami pun sampai disebuah rumah yang tidak terlalu besar namun tidak kecil juga, rumah sederhana.
"Ini rumah siapa Bi?"
"Nanti kak Nailah akan tau kok"
Aku turun dari mobil saat Habibi membukakan pintu, kami berjalan kearah pintu rumah itu.
Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum" ucap Habibi, kulihat rumah ini tampak sepi
Ceklek..
KAMU SEDANG MEMBACA
Inshaa Allah
SpiritualPercayalah pada Allah, maka tak akan ada lagi yg membuatmu kecewa.