Nailah pov
Aku dan Habibi turun dari mobil, pagi ini aku ikut dengannya ke rumah sakit, kami berjalan menuju kamar rawat anak anak yang dikatakan oleh Habibi kemarin."Kak Nai bawa apa?" tanya Habibi, aku melihat tanganku yg membawa sesuatu.
"Oh ini, tadi Habibah yang ngasih, semoga aja anak anak suka" ucapku tersenyum pada Habibi.
"Assalamualaikum" ucap Habibi saat kami sampai disebuah kamar.
"Waalaikumsalam dokter Habibi" ucap anak anak itu, aku melihat mereka begitu bahagia melihat Habibi datang, aku dan Habibi masuk ke dalam kamar.
"Ade ade udah makan?"
"Sudahhhh dokter"
"Sudah minum obattt?"
"Sudahhhh dokter"
"Pinterrrr" aku tertawa melihat Habibi yang bisa begitu akrab dengan mereka semua.
"Ohh ya dokter bawa seseorang lohh" ucap Habibi.
"Siapa dokter?"
"Kakak itu ya dokter?"
"Dokter itu istri dokter ya?"
"Dokter, kakak itu cantik banget" aku hanya tertawa melihat mereka semua bertanya pada Habibi.
"Habibi, biar aku aja yg ngomong" ucapku pada Habibi, Habibi mengangguk dan tersenyum padaku.
"Assalamualaikum adik adik"
"Waalaikumsalam kakak cantikk" aku tertawa lebar.
"Kenalin, nama kakak, Nailah, kalian bisa panggil kak Nai"
"Kak Nai istri dokter ya?"
"Bukan sayang, kakak adalah kakaknya dokter ini, dan kakak belum menikah sama seperti dokter Habibi yg juga belum menikah"
"Ohhhh gituuu"
"Ohh ya kalian semua sudah makan dan minum obat kan?"
"Sudahhhh kak"
"Nah, kak Nai ada bawa sesuatu buat kalian, kakak bawa cake cokelat, ada yg mau?"
"Mau...."
"Mauu kak.."
"Iqbal mau kak Nai"
"Mau dongg"
Dia berlari kearahku, aku mensejajarkan tubuhku dengan tubuh mereka, aku mengeluarkan kue yg diberikan Habibah tadi.
"Nah ambil satu satu ya" ucapku pada mereka.
Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum" aku melihat kearah pintu kamar, aku melihat Akbar disana.
"Maaf Bi aku terlambat, udah mulai.." ucapnya dengan menatap kearahku, aku langsung menunduk dan tersenyum sedikit padanya.
"Ga apa apa Bar, masuklah"
"Ade ade, kenalin ini kakak Akbar, dia juga akan nemenin kalian seperti Kak Nai"
"Hai adik adik"
"Haiiii kak Akbarrrrr" ucap mereka.
***
Aku berjalan bersama Akbar dirumah sakit, tugas kami berdua sudah selesai, dan sekarang adalah waktunya mereka istirahat, aku benar benar tidak menyangka bahwa anak sekecil mereka begitu mempunyai semangat hidup yang tinggi, meski mereka tidak tau betapa beratnya penyakit yg mereka derita, namun itu semua tak membuat mereka berputus asa untuk sembuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inshaa Allah
SpiritualPercayalah pada Allah, maka tak akan ada lagi yg membuatmu kecewa.