day- twenty six

791 46 3
                                    

Justin menarik dress-ku, melepaskan pakaian dalam dengan sekali gerakan. Seraya menunggu membuka miliknya, Justin memerintahkanku untuk berdiri dimana dirinya seperdetik ia kembali menariku mendekat dengan kasar hingga Jerry yang terlihat berdiri tegang itu memasukiku dengan sekali gerakan. "Ah!" Tanganku meremas jas formalnya, Justin masih terdiam. Menuggu hingga aku bersandar dibahunya. Sementara itu, Justin menggeserkan tubuhku maju-mundur secara peristatik. Aku menggeliat, membuka mulutku untuk tidak bersuara keras atau semuanya akan selesai.

Masih bergerak didalamnya, Justin menatap wajahku yang kini bersipandang dengan mata hazel penuh hasrat itu, brengseknya,aku mengigit bibir bawah dengan menikmati pergerakannya yang semakin cepat. Aku terbuai, decakan cairan masing-masing dari kami menjuru keberbagai ruangan toilet yang cukup mewah. Sementara itu, Justin membuka bibirnya dan menghentakku sekali lagi. "Fuck!" Umpatku ketagihan.

Bukannya diam, sesaat dirinya sudah terdiam, aku malah memulai menggerakan kembali tubuhku hingga Justin tersenyum puas. Kali ini bibirnya mulai bermain dilekuk leherku, mengigitnya dan mengelitiki rahangku yang mulai memanas hingga ubun-ubun. damn,i'm wet. Bibir kami bertemu, lidahnya masuk padaku hingga bersilaturahmi dengan permainan ciuman ganas. Jerrynya semakin cepat, aku melepaskan ciumannya, mencoba menjauhkan dadanya yang membuat Jerry tercabut. Justin menggeram. "Kenapa moodmu berubah setiap 0,5 detik? Kau tak mengerti perasaanku, aku menginginkanmu" jelasnya yang kembali menciumku, tetapi aku tetap menjaga jarak agar Jerrynya tak kembali padaku.

"Tidak, aku tidak peduli. Aku harus pergi, atau seseorang memergoki kita" ujarku bangkit dari pangkuannnya, memakai celana dalamku kembali dengan Cepat. Merapikan Dress-ku yang sudah naik hingga ujung gaunnya bersanggar pada boobs-ku, meninggalkan Justin yang tertinggal didalam closet seorang diri. Kejam? Well,aku sudah puas bermain dengannya dalam suasana dan keamanan yang terbilang cukup bebas.

Tak lupa, aku merapikan rambutku dengan mengikatnya asal. Sialan karena pria itu menarik intinya hingga tatanannya benar-benar hancur berantakan. Tak hanya itu, Justin juga memberikan cupang yang lain disalah sisi leherku. Memoles make-up naturalku kembali, menghela nafas seraya menatap cermin didepanku. Sebelumnya, aku menyadari bahwa toilet yang kumasuki masih dalam perbaikan. Dan tentu saja, tak ada seorangpun yang akan masuk didalamnya terkecuali gadis ceroboh sepertiku. Namun kali ini, aku yakin bahwa aku masuk pada tempat yang tepat. Beberapa gadis berada disampingku, sama-sama memoles make-up yang lebih tebal dariku. Aku siap. Batinku sebelum mengangkat tas keluar dari toilet.

Dipesta, Hailey melambai. Masih dalam kelompok Zeya , Niall dan Nathan. Hanya saja mereka berpindah tempat pada salah sofa yang tersedia beberapa dengan desain super mewah. Mendaratkan pantat diatasnyapun terasa begitu nyaman untukku. "Kau tampak kacau Yn" Hailey yang pertama menguara. Ketiga teman yang lain langsung mengarah padaku.

"A-a-apa yang kacau?"

Melirik satu persatu dari mereka, hanya Nathan yang kembali tertuju pada leherku dengan kissmark baru-ku disisi lain. sial, mengapa selalu ia yang memergoki cupangku? Tatapannya meredup ketika Zeya menambahkan, "rambutmu tampak berantakan. Tidak seperti awal kemari, dan yeah, Greyson mencarimu sedaritadi"

Masih meneliti, akhirnya Zeya beralih, "lupakan. Bicara soal Grey, apa kau ada hubungan dengannya?" Suaranya penuh harap, tatapan yang seakan ingin memastikan semua penjelasan dariku. Sementara itu, mataku kembali bertabrakan dengan Justin yang berada diujung sana. Dengan Cody juga Austin serta temannya yang lain, ia tersenyum licik ketika kami bertemu dalam sebuah pandangan dimana tak satupun temannya menyadari hal itu.

Hailey serta Nathan tengah membicarakan sesuatu, mata mereka mengawasi panggung didepan dengan sebuah layar yang sama besarnya. Niall bermain dengan ponselnya, jadi kali ini aku hanya berbicara dengan Zeya. "Tidak, aku juga tak mengerti mengapa ia sampai ingin datang bersamaku"

THE FEELING (YN-YOUR NAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang