Sesampainya di Seattle, matahari sudah kembali pada pangkuan bumi, tenggelam diantara sunyinya malam ditaburi dengan bintang-bintang yang menggantikannya dengan sesosok rembulan indah cerah menyinar.
Justin memarkirkan mobilnya disalah restoran. Katanya untuk makan malam, karena semenjak makan dipantai, ia sama sekali tak beristirahat sedikitpun. Paling hanya mengisi bensin mobilnya dispbu. Setelah itu Justin benar-benar memaksakan diri untuk sampai ke Seattle malam ini.
Restoran itu padat pengunjung. Aku terkejut ketika Justin melambai kesalah satu meja yang terisi empat orang dengan dua kursi kosong. Mereka tak asing. Greyson, Zeya,Hailey serta Austin disana. Aku mengerjapkan mata berulang, dalam hati merutuiki Justin. Tak seharusnya secepat ini, maksudku, mengapa ia tak menceritakan sebelumnya.
"Hai Yn!" Sapa Hailey, memelukku yang membuatku terkejut setengah mati. Sialan, aku terpaku. Aku jelas mengerti bagaimana perasaan Hailey pada Justin saat itu.
Disusul oleh Greyson, dengan highfive dan Austin, serta Zeya memelukku seperti Hailey. "Aku merindukanmu" bisiknya.
Justin juga sama. Tak ada raut paniknya, ia sama sekali tak menoleh dan mendapati wajahku yang mungkin sudah mirip seperti mayat hidup karena perlakuan mereka yang begitu... aneh?
"Just, tuh, gadis Lu udah pucet setengah mampus" sembur Austin yang membuat Justin akhirnya menatapku.
"Loe tuh ya, mulut ini loh!" Hails membungkam mulu Austin yang meledakkan tawa Zeya serta Greyson.
"Kenapa Sayang? Kau heran dengan pertemuan ini?"
Kutelan ludahku dalam-dalam.brengsek, apa-apan lagi ini? "Justin.. jelaskan padaku.."
"Baiklah, aku jelaskan. Jadi, semalam-tidak,-dua hari lalu, kau mengigau, merindukan Zeya dan Hailey.."
"Aww.." ucap mereka bebarengan.
"Dan akhirnya aku memutuskan untuk memberitahu mereka semuanya. Melalui Austin dan Greyson"
"Bukankah tadi.."
"Aku tahu, soal Greyson dan Zeya kan? Aku jelas tahu soal itu. Dan Greyson juga yang membantuku membelikan tiket karena uang sakuku oleh Dad dipotong habis-habisan"
Sialan..
"Lalu, Zeya dan Hailey?" Aku.
"Aku tahu karena memergokimu dulu. Dan setelah Greyson bercerita soal hubungan kalian, aku sempat kaget. Aku tak menyangka bahwa dari sekian banyak pria, kau malah jatuh cinta pada keparat ini"
"Dan Yeah, aku memergokimu dulu dengan Hailey" tambahnya.
Mataku tertuju pada Hailey yang bungkam.
"well,maafkan aku karena aku dulu menyukai Justin. Tetapi setelah aku bertemu dia.." kepalanya bersandar pada bahu Austin. "Semuanya berubah"
"Aku benar-benar tak menyangka.."
"Sudahlah, menyangkanya lagi nanti ya. Sekarang kita makan, oke?"potong Justin dan mendudukanku pada kursi bersebelahan dengannya. "Serasa disekolah ya.."
Ucapan Justin yang terakhir membuat dirinya menjadi bahan tonyoran bagi mereka berempat. Dan kami tertawa bersama.
..
Sebelum akhirnya berpisah, diluar restoran saat Hailey dan Zeya sibuk memelukku secara bergantian, berjanji untuk bertemu lagi denganku sesegera mungkin. Aku menangkap Austin dengan menyembunyikan sesuatu yang ia berikan pada Justin. Pria itu tersenyum, meninju bahunya pelan sebagai salam perpisahan ala mereka.
"Thanks Austin.." Justin melambai, satu tangannya merangkulku disaat mereka sudah berlalu.
Kami tinggal berdua, dengan orang-orang sekitar yang berlalu lalang. "well, ayo.."