Yn pov
20 panggilan tak terjawab
35 pesan belum terbacaaku sempat terkejut seketika ponselku yang barusaja kuaktifkan sudah menerima sebanyak itu. Aku membukanya satu-satu. Ada banyak yang kuterima, dari Justin, Cody, Austin, sampai pada satu titik yang membuat keningku berkerut 'nomor tak dikenal 1******* ' bahkan ia tak ada didalam kontakku.
from : The Baddas
Aku tahu kau marah. Kumohon hubungi aku, aku mencintaimuYn?
yn?
Apa kau sudah tidur?
Dan berbagai pesan lain. Aku membuka yang tak ada dalam kontakku.
Temui aku besok, di Cafe heaven dekat apartement Justin.
Teks itu tercetak jelas dilayar ponselku. Yang membuat jantungku semakin berdetak karena sekarang ia malah menelfonku. Dengan ragu, aku mengangkatnya.
"Halo?"
"Hai, kau ingat aku?'" jawab seorang wanita disebrang sana dengan to-the-point nya.
"Maaf, siapa?"
"Aku Clara. Kau sudah ingat?"
"Ada apa Clara, aku sudah tak mengurusi berkas-" aku mencoba beralasan dan berfikir positive tetapi Clara memotong ucapanku.
"Aku tahu, kau dan tunanganku memiliki hubungan khusus yang bahkan aku sendiri sempat terkejut mendengarnya. Seorang guru yang mencintai muridnya? Ya benar saja...!" Ia berhenti sejenak, ada sesuatu didalam suaranya yang tak bisa kutebak, sedih? Kesal? "Aku sendiri memikirkan bagaimana menyingkirkanmu dari awal. Dari dimana aku memergoki kalian berpelukan di Rooftop sekolah.."
"Semakin lama, aku semakin muak. Kau mengubah Justin menjadi tiga ratus enam puluh derajat lebih dingin untukku. Dan aku ingin membicarakannya padamu besok"
Aku yang mendengarkannya cukup tercengang. Sekarang, bukan cuman Austin yang memang menyembunyikan aksi mereka saat mengetahui hubungan ku dan Justin. Bahkan Clarapun sudah mengetahui hal itu jauh sebelum ini. "Clara.. aku bisa jelaskan, aku dan Jus-"
"Cukup. Simpan semua penjelasanmu di Cafe besok. Aku ingin kau datang, atau aku sendiri yang akan membongkar semuanya."
Dan sedetik kemudian telfonnya terputus. Aku yang masih setia menempelkan ponsel ditelingaku hanya membeku ditempat. Mau tak mau aku memang harus menanggung resiko ini. Resiko yang selama ini kutakutkan.
..
DiCafe aku celingukan mencari sosok Clara. Dan disaat bersamaan, ia melambai. Dirinya memilih tempat duduk paling ujung yang paling jauh dari keramaian pengunjung Cafe lain. Aku menghampirinya, sebelum duduk Clara memesan Minuman untuk kami.
"Pesan saja, aku yang akan membayar"
Aku membolak balikkan daftar menu dan memilih satu untukku, setelah selesai, pelayan itu kembali pada tempatnya meninggalkan aku dan Clara. "Jadi, sudah berapa lama kalian berpacaran?" Ujarnya tanpa dendam.
"Hmm.. Clara.."
"Aku hanya tanya seberapa lama. kau adalah satu-satunya gadis yang takkan kupojokkan ataupun kulecehkan saat aku memergokimu berduaan dengan tunanganku. Jangan khawatir, sungguh. Aku takkan lakukan itu"
"Jadi, berapa lama?" Tambahnya.
"Sejak Justin kelas dua"
Ia mengangguk pelan. Pelayan itu datang dengan sebuah nampan. Aku mengucapkan terimakasih sebelum dirinya berlalu.
