Yn pov
"Astagaa Mr.Horan, ada apa dengan wajahmu?" Aku sesaat menangkap dirinya yang menyapaku pagi ini. Wajahnya penuh lebam, lukanya nampak parah hingga berwarna biru keunguan. Salah matanya bengkak, membuat kacamata yang ia kenakan sedikit melonggar.
"Aku akan mengkasus Justin hari ini. Dia sudah memukuli-ku tanpa alasan kemarin"
'Justin lagi?'
"Justin?"
"Ya, Justin. Aku tak mengerti mengapa. Aku bahkan tak memiliki masalah apapun denganya, namun belakangan dirinya selalu menjadikan aku sebagai sasarannya"
Aku mengingat bahwa kemarin Justin datang dengan keadaan tak sadarkan diri. Alkohol menguasainya, mungkinkah ia memukuli Horan juga malam itu?
"Bagaimana kau bisa bertemu dengannya?"
"awalnya aku mengemudikan mobilku untuk pulang kerumah malam itu, tiba saja Austin dan Cody mencegahku dijalan. Saat aku keluar mobil, Justin baru menuruni mobil sportnya dan langsung menghantamku keras. Berulang dan bertubi dibagian wajah. Saat itu wajahnya tampak berantakan, kupikir bocah tengik itu sudah tak memiliki akal sehatnya lagi"
Aku terdiam. Bagiku Justin memiliki alasan sendiri memukuli Horan, dimana cerita mereka-yang menjadi korannya, selalu berbeda dengan Justin sendiri. Rasa bersalah bergelut didalam diriku. Kelebaman diwajahnya itu jelas karenaku. kecemburuan Justin yang tak kenal batas membuat Horan menjadi sasarn empuknya. Kekhawatiranku bertambah mengingat Horan adalah wali kelas untuk kelas Justin.
"Sebaiknya kau tak berburu melaporkan ini pada Mrs.Swift, maksudku- bukannya membela Justin, namun aku pikir aku bisa mengatasi ini. Aku janji Justin akan mendapatkan yang setimpal dengan ini."
"Kau yakin? Bagaimana caranya?"
"Entahlah, belum bisa kurencana. Kupikir dengan memberinya untuk membersihkan sekolah setiap pulang itu cukup daripada melaporkan Mrs.Swift yang akan berujung tak jelas. Maksudku-"
"Ya, kupikir benar. Kau juga guru bk disini. Dan Mrs.Swift memiliki segudang jadwal ketimbang mengurusi bocah tengik itu"
"Dan juga kau tak sebaiknya mengatakan bahwa luka-mu adalah karena Justin. Aku hanya takut, nama kelas-mu akan tercemar karenanya"
"Baiklah, aku akan berusaha menutupinya"
Aku tersenyum masam. Pembelaanku pada pria itu berhasil. 'Maafkan aku Mr.Horan, tetapi aku mencintainya'
..
"Yn!!"
'Jangan berbalik, aku mohon Jangan berbalik.'
Aku terus berjalan tanpa memutar tubuh. Aku tahu suara itu, suara yang tak kuinginkan. Terus terang saja aku merasa terganggu jika harus berhadapan dengannya.
"Yn..!!!!" Kali ini kelewat berteriak. Mau tak mau aku menghentikan langkah dan Hailey menyamaiku. Ia terengah karena berlari mengejarku.
"Hai"
Ia masih mengatur nafasnya seraya berjalan disampingku. "Yn, apa kau tak mendengar panggilanku?"
"Maafkan aku, aku terlalu memikirkan banyak hal"
"Apa itu karena Justin?"
Deg. Rasanya bagai obat bius yang menyengat. Ketakutan itu muncul dan memastikan bahwa Hailey tengah membicarakan kenakalan Justin disekolah dan bukan mengenai hubungan kami. Kakiku menjadi kaku seketika dan berhenti berjalan. Berat melangkah kembali ketika Jantung ini tersengat sesuatu yang sangat menjadi ketertakutanku.