Justin pov
Terus menghubunginya dan hasilnya mailbox. Si tua bangka itu sama sekali tak mengangkat telfonku setelah aku berhasil membuatnya malu dihadapan pada pekerjanya. Bagaimana tidak, Jeremy berhasil menghamili Pattie dan meninggalkanku setelah aku menginjak umur 10bulan, kembali saat aku berumur 14 dengan kedua anak tiri serta mamah tiri yang membuat Mom-ku sakit yang teramat sangat. Lagipula, kembalinya Jeremy juga karena ia sadar Pattielah yang memegang pewaris Adidas yang sebenarnya merupakan milik dari Adolf Dassler, kakek buyutku. Entah bagaimana alurnya jika sampai jatuh pada Jeremy dan kembali padaku. Oleh karena itu, mungkin bisa menjadi senjata baruku untuk mengalahkan si tua itu.
Pecahnya kekerabatan antara Mrs.Swift dengan Mom juga salah satu kesalahan Jeremy yang berusaha menguasai Puma, salah satu merek sepatu yang sama terkenalnya dengan Adidas. Puma sebenarnya merupakan milik dari Rudolf Dassler, kakak beradik dengan Adolf Dassler. Oleh karena itu, aku dan Greyson tak pernah bermain bersama setelah Shawn Mendes-kakaknya, memutuskan untuk pergi kuliah keluar Australia setelah perpecahan keluarga kami barusaja dimulai.
Aku mengganti nomor Jeremy dengan Benny dan segera menghubunginya, tak seperti Dad, Benny tak lama mengangkat telfonku. "Ada apa Justin?"
"Kau tahu dimana Jeremy saat ini?"
"Ia sedang menyiapkan makan malam untuk keluarga Graha's. Petang ini, saya juga akan menjemput Shawn dibandara. Ia barusaja kembali, kedengarannya ada yang barusaja segera dijodohkan tuan"
"Shawn dijodohkan? Lalu bagaimana dengan Clara? Apa dia juga ikut?"
"Nona Clara dan keluarganya ikut hadir diacara makan malam nanti, bersamaan dengan perkenalan untuk calon tunangan tuan Shawn."
"Masalah Aaron? Kau sudah menemukan solusinya?" Aku mengganti topik. Benny disana tampak terdengar bising dengan suara yang memenuhi telfon kami.
"Berkasnya masih sama, berada dikantor Dad. Saya sendiri belum tahu pasti. Namun yang jelas, Mrs.Swift tahu kebenarannya. Satu-satunya jalan adalah meminta bantuannya Tuan"
Aku mendesah, demi langit dan seisinya aku tak ingin berhadapan dengan tante rempong itu. Dammit,tanganku memukul kemudi mobil. Aku bergegas menuju penthouse-ku dan memutus komunikasi antara aku dan Benny.
Baru memasuki Penthouse, aku sudah dilayani oleh beberapa Nanny yang senantiasa membawakan tas sekolahku yang kulempar kesembarang tempat, aku segera naik keatas untuk bersiap diri. Bagaimanapun juga, aku akan membicarakan hal ini pada Taylor, aku akan membuatnya membantuku.
From : Clara
Jemput aku sekarangAku mengelingkan mata tak suka, sudah hampir acara makan malam dimulai, dan aku barusaja membuka mata setelah sebelumnya tertidur diatas bangkar. Aku terlalu lelah hingga suara ponsel membangunkanku, aku pikir Yn yang akan mengirimiku pesan, ternyata dugaanku salah.
Ponselku berdering lagi.
From :Ma'Babe
Justin, aku tak ada diapartement. Malam ini kau pulanglah, istirahat yang banyak. Besok ujian susulan menantimu.Jariku dengan cepat mengetik kata perkata untuk membalasnya. Sialan, mau kemana Yn malam ini?
To:Ma'Babe
Memangnya kemana kau akan pergi?hampir setengah jam lamanya aku menunggu, tetapi sepertinya pesanku sudah diabaikan olehnya. Mau tak mau aku bergegas bangkit dari bangkar dan segera bersiap untuk menghadiri dinner malam ini.
Yn pov
Greyson menghubungiku berulang, memaksaku untuk meminta alamat yang kutinggali sekarang. Aku tidak memberikan, bagaimanapun aku masih berwaspada, terlebih ia adalah anak dari Taylor, pemimpin di Graha's. Aku menunggu dihalte bus, menggunakan dress selutut berwarna merah bata dengan bahu terbuka membuat tubuhku agak mengigil saat angin bertiup. Tak lama, mobil ferrari milik anak kepala sekolah itu berhenti dihadapanku. Membuka kacanya, memperlihatkanku pada sosoknya yang sudah rapih dengan pakaian formal lengkap dasi kupu-kupu yang selawas menempel ditubuh Grey. Ia tersenyum, sebelumnya aku sempat menghubungi Nathan juga Zeya yang ternyata ikut dalam acara ini. Selain makan malam bersama keluarga Greyson, memperkenalkan mereka lebih dalam, pesta ini diubah menjadi pesta terbuka dengan para tamu yang berasal dari Graha's. Oh ya ampun, aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Harry yang nantinya akan berada satu pesta dengan Taylor. Akankah sama sepertiku dan Justin? Bicara soal bocah tengik itu, apa ia juga turut hadir?