day - 53

548 40 1
                                        

Yn pov

Justin membawaku pulang kerumah. Tentu dengan mobil sportnya, atau lebih tepatnya milik Cody maupun Austin. Sampainya dihalaman rumah, ia membantuku melepaskan safety belt dan bersama keluar mobil. Mom yang tengah menyirami tanaman itu terkejut. Jelas, pertama, ia tak pernah bertemu Justin. Kedua, Mom sama sekali tak tahu betapa rumitnya hubungan ku,Justin dan Ashton saat ini. Dan ketiga, Justin memang keras kepala. Aku sudah membicarakn ini. Bukan waktu yang tepat untuk kemari, maksudku, aku bisa menceritakan sedikit mengenai hubungan ini. Tetapi Justin memaksa. Ia sudah tak sanggup lagi untuk tidak bertindak. Persetan.

Mom yang membelalakkan matanya menatapku tajam. Seolah memancarkan seribu pertanyaan jelas, siapa dia? Darimana saja kau? Dan semacamnya. sial.

"Mom.. ini Justin.."

Justin yang sopan menjabat tangan Mom sesuai adat layaknya aku berpamitan dengan Mom sebelum bekerja. Terakhir kali aku menginjakkan kaki adalah kemarin, sebelum Mom meneriakiku untuk menjelaskan siapa teman yang kutunggu dirumah sakit.

Mom masih terpaku. Dimatikannya air kran hingga selangnya tak memancarkan sumber minuman untuk tanaman itu. "Justin?"

"Ya, Justin."

"Bukankah kalian.."

"Aku tahu.. Putus?" Tebakku duluan. Justin terkejut, bukan hanya dia, aku sendiri takkan mengira bahwa aku akan seberani ini.

Mom mengangguk lemah, menatapku dengan beribu pertanyaan yang mungkin berkecambuk dikepalanya. "Jadi ini temanmu?"

"Ya Mom.."

"Mom, aku ingin-" belum sempat menyempurnakan kalimatnya, Mom memotong ucapan Justin.

"Tidak. Aku tak ingin kau lakukan apapun untuk anakku. Sebaiknya kau pulang, temui ayahmu, jangan ganggu keluarga kami lagi. Yn, masuk!" Dengan kasar ditariknya tanganku. Aku yang kaget bukan main seolah menyeret tubuh untuk mengikuti alurnya, dimana Justin berusaha mencegah tanganku tetapi sebuah tamparan berhasil mengenai pipinya. Mom marah, dan aku sendiri tak tahu mengapa ia sampai sebenci itu dengan Justin.

Pintu luar tertutup. Mom menguncinya dimana aku ikut bersamanya. Aku masih diam, pikiranku kacau. Bahkan tamparan Mom pada Justin berulang-ulang terputar dipikiranku. Benarkah Mom menampar Justin? Tetapi mengapa? Aku sendiri tak pernah menceritakan hubungan percintaanku dengan Justin. Mengapa Mom harus semarah ini? Mengapa?.

"Mom.."

Gedoran Justin diluar pintu begitu liar terdengar, ia meneriaki namaku, meminta membukakan pintu dengan seribu permintaan maaf pada Mom. Aku sendiri menunggu Mom yang masih memunggungiku.

"Mom.." panggilku kedua. Ia masih tak bereaksi. "Mom!" Nadaku naik seoktaf. Sial,aku tak mengerti dengan drama ini.

Mom berbalik, mengatur nafasnya yang terengah karena menahan emosi. Ada apa dengannya?!

"Mom, katakan mengapa..." ia tak menjawab. Matanya menatap bawah, "Mom!"

"Jauhi dia. Sampai kau membukakan pintu itu artinya kau tak lagi menjadi putriku. Mengerti?!" Dan begitu saja ia berlalu, aku yang tertinggal dibelakangnya masih bimbang dimana Justin diluar meminta kepastian akan hal ini. Suaranya penuh penderitaan. Tetapi bukan itu yang kuinginkan sekarang, aku yakin Justin akan berjuang, aku hanya perlu alasan mengapa Mom melakukan ini. Apa karena Ashton? Apa pria itu berkata tidak-tidak?

Pikiranku terus berputar, mencari akal agar semuanya tampak normal dimataku. Aku didalam kamar. Aku juga mendengar derungan mesin mobil Justin yang meninggalkan pekarangan rumah. Kukunci pintu kamarnya, tak peduli saat ini Mom mengetuk pintu untuk memintaku memakan makan siangnya.

THE FEELING (YN-YOUR NAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang