day-twenty seven

659 41 1
                                    

Keesokan harinya, aku tidak mengawas ujian, tidak membalas pesan Justin, atau mengangkatnya. Aku juga menghindari tempat-tempat yang kemungkinan besar aku akan menemukannya.

Pagi, pukul enam, aku sudah disekolah. Bertemu dengan Taylor membawa sebuah surat yang ia sendiri tahu apa isinya.

"Aku pikir setelah ujian kau akan mengundurkan diri. Apa kau memajukannya?" Ucap Tay dengan lembut, tatapannya miris, mungkin menyadari betapa bengkaknya mataku pagi ini.

"Ya, Mom-ku ingin segera aku pindah. Ia sudah kewalahan dengan semua urusan di Texas seorang diri.well,aku hanya menurutinya" dustaku yang sepertinya dipercayai oleh Taylor.

"Jujur saja, aku berat harus melepaskan seorang guru andalan sepertimu. Terlebih banyak siswa yang sudah dekat denganmu termasuk Greyson. Aku tahu tadi malam, kau bersamanya kan?" Lagi-lagi, sesuatu yang berat menikamku. Jantungku berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya, meskipun ketahuan aku bersama Justinpun, kini aku sudah tak peduli lagi kan?

"Aku juga tahu bahwa sejujurnya anak bungsu-ku itu menyukaimu. Karena peraturan konyol yang kubuat, aku sendiri yang menyiksa anakku" tambahnya.

"Greyson bilang kalau dirinya ingin memutuskan trend untuk menjodohkan anak pengusaha dengan seseorang yang sama sekali tidak dicinta. Seperti layaknya Shawn ataupun Justin, entah bagimana caranya. Mungkin salah satunya, berdusta seolah dia mencintaiku? Yang kupasti, sebaiknya kau juga memikirkan hal itu. Tak selamanya uang bisa membeli segalanya Tay, termasuk Cinta"

Ucapanku diberi anggukan oleh Taylor. "Kau begitu bijak. Aku tahu persis bagaimana dijodohkan. Dan semua yang di Graha's pun sepertinya tahu siapa yang sebenarnya yang kucinta. Bukan begitu?"

Aku yakin kini ia membicarakan Harry.

"Ya, aku tahu. Itu sebabnya, tak adil jika kau malah menyakiti anakmu sendiri dengan peraturan konyol atau melakukan sesuatu yang sama seperti orangtuamu lakukan terhadapmu. Seharusnya kau membiarkan mereka memilih jalannya sendiri agar tak ada lagi yang tersakiti,dan aku juga yakin bahwa dia juga masih mencintaimu. Aku sering melihatnya"

Taylor bergegas mengambil stempel serta menandatangani suratku, ia tersenyum manis. Tak pernah ia seterbuka ini denganku. Meskipun aku takkan bersama Justin, setidaknya aku bisa membantu Greyson untuk membuka pintu hati Tay dengan semua peraturan itu. "Aku senang mendengar pendapatmu Yn. Aku akan pikirkan itu" lagi-lagi tersenyum, menyodorkan surat pengunduran diriku yang sudah sah.

"Aku harap kau senang bekerja di Graha's" ia bangkit dari kursi, mendekat padaku untuk memberikan pelukan perpisahan singkat sebelum akhirnya aku keluar dari ruangannya.

Semuanya memang sudah berakhir.

..

Justin pov

Semenjak video rekaman ku dengan Selena tersebar di pesta konyol itu, aku menjadi pandangan setiap mata disekolah. Sama sepertiku, Selena juga menjadi bully-an teman-teman Clara, Selena sendiri menghindariku setiap kami bertemu. Jujur saja, aku merasa iba dengan gadis itu. Tak seharusnya aku mengambil keperawanannya.

selepas itu, aku berjanji akan membunuh siapapun yang menyebar video itu. Brengsek dengan Aaron ataupun Grey. Aku takkan lagi membantu ayahnya, aku benar-benar sudah tak peduli. Dan Grey? Aku pastikan dia akan bernasib sama dengan Aaron.

Ponselku bergetar, mataku meredup karena dugaanku salah. Bukan Yn yang mengirimi-ku pesan, melainkan Aaron.

From : Aaron
Benar-benar diluar dugaan videonya tersebar lebih awal. Tetapi, apa Clara masih mau melanjutkan perjodohan kalian jika ia tahu tunangannya ternyata menjalin cinta dengan SEORANG GURU?! Hah! Hidupmu begitu miris Bieber.

THE FEELING (YN-YOUR NAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang