Lelaki muda yang usianya seumuran dengan mila rupanya terlihat sangat kesal dan jengkel. Tidur siangnya menjadi terganggu karna Casma sang mamah terus saja berusaha membangunkannya. Padahal ia sendiri tahu kalau ini adalah hari libur. Sudah pasti dirinya dibebaskan dari kegiatan kampus yang membosankan itu. Tapi kenyataannya justru sangat menyebalkan.
"Kevin bangun!
Kamu itu susah sekali disuruh bangun.
Atau kamu mau mamah panggilkan papah, biar dia aja yang bangunin ka..""Aaaa iya mamah iya kevin bangun!
Please gak usah pake manggil papah. Bisa-bisa kevin diseret kekamar mandi lagi kayak minggu lalu." lelaki yang sering disapa kevin ini membuka selimut tebalnya. Ia buru-buru beranjak dari atas tempat tidurnya itu. Berjalan dengan langkah gontai dan malas menuju kamar mandi diruangan kamarnya."Jangan terlalu lama. Papah sudah menunggu dibawah. 30menit kamu tidak turun kesana. Mamah akan suruh papah kamu yang kesini nanti." ancam Casma serius. Ia kemudian membuka pintu kamar kevin dan berlalu meninggalkan putra semata wayangnya itu sendiri.
"Hufh, gila aja 30menit. Itu sih cuma cukup buat gosok gigi sama cuci muka doang. Belum sampoan, sabunan.. Huuh mandi apaan coba 30menit?
Ditambah gue kan perlu waktu buat bengong juga disini.." kevin menggerutu sendiri seraya menatap wajahnya didepan cermin didalam kamar mandinya itu. Mulutnya terus saja mengoceh ria. Ia memang anak laki-laki satu-satunya Haris dan Casma. Tapi dirinya jarang sekali dimanjakan. Terlebih sang papah yang selalu tegas mendidiknya. Meski ia selalu bermalas-malasan**
Setelah menempuh perjalanan cukup lama. Akhirnya mila dan kedua orang tuanya tiba disebuah rumah mewah bernuansa putih. Rumah yang besarnya tak kalah dengan rumah mila sendiri. Mereka disambut hangat oleh para pemilik rumah yang memang sudah menunggu kedatangannya sejak tadi.
Mila diajak sang mamah mengikuti seorang wanita paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah orang tua dari kevin. Sedangkan Stev sendiri masih bercakap ria dengan Harison atau Haris papah kevin."Bagaimana Harison? Semuanya sudah kamu siapkan?"Stev bertanya seraya berjalan masuk kedalam rumah mewah milik keluarga Harison itu.
"Haha tenang saja Stev. Aku sudah menyiapkan semuanya. Seperti keinginan kita. Siang ini juga kita nikahkan anak-anak kita itu. Aku sudah tidak sabar ingin menyatukan dua keluarga besar kita ini, perusahaan-perusahaan kita akan kita satukan. Dan kelak cucu kita yang akan menjadi pewarisnya. Aku sudah tidak sabar akan itu semua." jelas om Haris ikut berjalan membuntuti langkah Stev.
"Aku juga sudah tidak sabar Haris. Anak-anak kita pasti akan bahagia nantinya. Aku sangat yakin. Kelak mereka akan berterimakasih terhadap kita.."Stev berujar yakin. Haris menganggukkan kepalanya setuju diiringi senyum.
"Aku rasa tidak perlu banyak orang yang tahu. Cukup keluarga besar kita saja yang mengetahui ini semua. Lagi pula aku tidak bisa terlalu egois. Usia anak-anak kita masih tergolong terlalu muda. Jadi kita harus mengatur semuanya agar mereka juga bisa nyaman. Kita sudah sepakan dengan perjanjian kita Stev.."
"Tentu Haris. Aku pasti akan memikirkan kebahagiaan putri kesayanganku juga. Setahun setelah mereka menikah dan memberi kita cucu. Mereka bisa kembali beraktifitas normal. Meneruskan pendidikannya dan mengejar impian mereka. Tapi tetap dalam pengawasan kita." jelas Stev.
"Aku setuju. Kevin dan mila pasti akan bahagia kelak.." Haris merangkul pundak Stev dengan ekspresi wajah berbinar bahagia.
Kedua lelaki paruh baya ini kemudian segera masuk menemui yang lain untuk memulai semua rencana besarnya yang sudah disusun sangat rapi. Mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan putra dan putri mereka nantinya. Terlebih kevin dan mila sendiri belum pernah bertemu satu kali pun. Tidak saling mengenal dan pastinya tidak tahu tentang rencana pernikahannya hari ini.
Dan jangan lupa follow IG aku
nurainundwi_
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Cinta
RomancePernikahan harus didasarkan atas cinta , namun apa jadinya jika pernikahan kedua insa KEVIN JULIO dan JESSICA MILA ini didasarkan atas perjanjian kedua orang tuanya