perjanjian cinta part 10

7.3K 260 0
                                    

** 
Setelah sekian lama muter-muter kota Bandung bahkan kevin sampai mampir dulu dibeberapa tempat makan favoritnya. Akhirnya alamat yang sebenarnya tidak terlalu susah di dapat. Tempat dimana sebuah rumah mewah dan besar tempat ia dan mila akan memulai hidup baru disana. Kevin menghentikan mobil hitamnya. Ia mengerem secara mendadak sengaja agar mila yang duduk dijok belakang terusik dan bangun. 

"BRUKK!!" 

"Aww!! Lo tuh bisa bawa mobil gak sih? Sakit tau gak!!" mila merintih kesal memegangi keningnya yang terbentur kaca jendela mobil. Kevin yang melihatnya hanya terkekeh karna itu memang yang ia inginkan. 

"Sorry. Gue sengaja!" ujarnya dengan enteng membuat mila hampir saja melepaskan sepatu high heels nya. 

"Dasar cowok GILA!!" dengus mila kesal. 

Kevin kemudian keluar dari mobil hitamnya itu. Mila ikut keluar dan membuntuti kevin dari belakang. 
Mereka terlihat tidak seperti sepasang pengantin baru. Melainkan seperti sepasang musuh bebuyutan yang tidak sengaja dipertemukan dan disatukan secara paksa seperti ini. 

** 
"Hufh, akhirnya bisa jauh juga dari cowok gila itu. Akhirnya gue bisa istirahaaaaat!! Fiuh..." mila berteriak girang. Ia menjatuhkan tubuhnya diatas kasur empuk diruangan kamar yang sepertinya akan menjadi kamarnya itu. Ruangan yang cukup besar yang sebenarnya lebih pas untuk ditempati berdua. 

"Siapa bilang lo bisa jauh dari gue? 
Kayaknya kita bakalan tidur satu kamar deh. Soalnya kamar-kamar dirumah ini dikunci semua. Dan yang gak dikunci cuma kamar utama ini aja. Jadi mau gak mau ya gue juga bakalan tidur disini. Dikamar ini.." ujar kevin tiba-tiba. Ia ikut menghempaskan tubuhnya disamping mila. Gaya bicaranya begitu enteng dan seenaknya. Ia tidak memikirkan ucapan mila sebelum masuk kerumah barunya ini. Yang tidak mau tidur satu kamar dengannya. 

"Ngapain lo disini? Gak usah ngarep deh gue bolehin lo tidur disini. Sampe dunia kiamat juga gue gak akan mau tidur sama lo lagi!!" ketus mila. Ia merubah posisinya menjadi duduk membelakangi kevin. 

"Oh yah? Tapi ko semalam kayaknya lo nikmatin banget yah waktu meluk tubuh gue. Sampe gak mau lepas lagi sampai pagi.." sindir kevin tersenyum jahil. 

Mila mendelik ketus. Kedua bola matanya menatap kevin tajam. 

"Sebenarnya gue tuh pengen banget berontak dan nolak semua rencana gila bokap nyokap lo sama bokap nyokap gue. Gue juga pengen pergi dan mencari kehidupan gue sendiri. 
Tapi gue gak bisa. Lo tau kenapa?" tiba-tiba kevin bercerita tentang dirinya. 

Mila hanya diam tidak menggubris. Ia bahkan tidak mempedulikan celotehan kevin. 

"Gue tuh masih menghargai mereka sebagai orang tua gue. Mereka yang udah buat gue hadir kedunia ini, yang udah rawat dan besarin gue. Jadi? Ya mau gak mau gue tetep nurut. Meski gue kesiksa sendiri. Tapi lo jangan berfikir gue suka yah dengan pernikahan gila ini. Gue sama sekali gak suka! Gue itu terpaksa karna udah kejebak sama situasi kayak gini." ujarnya lagi menjelaskan. 

"Oh.." mila hanya ber-oh ria saja tanpa ekspresi. Membuat kevin menatapnya jengkel. Ingin sekali ia menelan wanita disampingnya itu hidup-hidup karna tidak menghargai ucapannya. 

"Lo masih mau kuliah?" kevin membuka percakapannya lagi. 

"Kalau enggak. Gue gak mungkin  marah-marah karna harus nikah sama cowok gila kayak lo!!" jawab mila ketus. Kevin menelan ludahnya mendengar jawaban dari mila. 

"Hufh, oke. Yaudah. Kalau emang lo masih mau nerusin kuliah lo. Berati lo harus bener-bener bisa kasih gue anak. Engh, maksud gue kasih ortu lo sama ortu gue cucu. Dan lo sama gue bisa kuliah kembali. Beres kan?" 

Mila mendelik. Bola matanya melotot kaget mendengar ucapan kevin yang begitu mengentengkannya. 

"Loh? Kenapa? Ada yang salah sama ucapan gue?" tanya kevin polos. Alhasil satu toyoran mila daratkan dikepalanya. 

"Lo tuh kalo ngomong difikir dulu dong! Lo fikir ngasih cucu itu gampang hah? 
Gue tuh harus hamil dulu, dan perut gue juga harus gede dulu. Sedangkan gue gak mau hamil! Apalagi kalo perut gue gede dan gue jadi gendut. Gue GAK MAU!!" bentak mila kesal. Ia kemudian beranjak menjauhi kevin. 

"Mau gak mau, tapi gue yakin gak lama lagi lo pasti akan hamil, apalagi kejadian semalam itu udaah.." 

"Gue bakalan gugurin bayi gue kalau gara-gara kejadian semalam gue bisa hamil!!" jelas mila emosi. Entah ia bersungguh-sungguh atau tidak dengan ucapannya itu. Yang pasti jika semua itu terjadi kevin pasti tidak akan pernah membiarkannya. 

"Coba aja kalo lo berani. Se stres-stresnya elo pasti kalo udah hamil gak akan tega gugurin bayinya sendiri. Gue yakin tuh!" ujar kevin tersenyum diiringi tawa kecilnya. 

Mila tidak membalasnya lagi. Ia lebih memilih masuk kedalam kamar mandinya. Menyiram tubuhnya dengan air dingin agar semua beban dan penat hari ini bisa sedikit berkurang akibat kejadian buruk semalam juga mimpi buruk yang tidak pernah terbayang olehnya bisa menikah dengan lelaki seperti kevin 

"Aduh! Gue lupa. Arrggh!! Gara-gara mila gue sampai lupa kalau hari ini gue ada janji sama Kiara. Arggh!! Bisa gagal kencan gue. Mana gue udah telat lagi. Kalau kerumah Kiara sekarang. Itu pasti gak mungkin soalnya udah malam. Trus gue..? Ahha! Gue ada ide!" kevin buru-buru merogoh hp hitamnya. Ia keluar dari kamarnya. Entah apa yang akan ia lakukan. Semoga saja ia tidak mencelupkan hp nya itu kedalam bak berisi air seperti kebiasaannya jika sudah tidak bisa menepati janji untuk menemui gadis-gadis gebetannya itu. 

"Mudah-mudahan aja teman gue gak tahu soal pernikahan gila ini. Aaaarggh!! Pokoknya gue gak mau

"BYURR!!" 

Mila menumpahkan air dengan gayung keatas kepalanya. Selang dari shower terus mengalir membasahi tubuhnya. Pakaian yang masih lengkap itu pun menjadi basah. Ia seperti sudah kehilangan akal sehat. Dirinya benar-benar frustasi karena masalah ini.

Jangan lupa vote

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang