perjanjian cinta part 61

4.3K 203 17
                                    

Mobil Alphard putih yang dikendarai oleh kevin terlihat berhenti didepan rumah yang ditinggali putra kecilnya. Ia rupanya baru tiba di Bandung setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan karena padatnya jalan raya.

"Ko rumahnya sepi gini? Apa jangan-jangan El sama mila udah tidur? Tapi kan ini baru jam tujuh? Gak mungkin kalau mila sama El udah tidur.." kevin bergumam memandang bingung keadaan rumah mewah dihadapannya.

Lelaki berparas tampan itu membuka pintu mobilnya. Ia mengambil beberapa kantung belanjaannya yang memang berisikan mainan-mainan untuk El, juga hadiah untuk mila.

"Gak sabar pengen lihat mila sama El. Uhh udah hampir dua minggu aku gak ketemu mereka. Kangen banget rasanyaa.. El, mila, ayah kangenn..." bibir kevin tersenyum membayangkan wajah dua malaikat hatinya.

Bayangan wajah El dan mila terus terbayang dibenaknya. Rasanya benar-benar tidak sabar sekali ingin bertemu dengan jagoan kecil serta sang istri tercinta.

"Lihat nih mil, aku udah pulang. Aku udah tepatin janji aku. Aku gak mungkin berani bohongin kamu. Kemarin-kemarin aku emang lagi sibuk-sibuknya sama kerjaan di kantor. Tapi sekarang kamu lihat kan? Aku udah pulang sayang.. Aku udah disini buat temui kamu sama El. Buat jemput kalian.." kevin terus melangkahkan kakinya mendekati pintu utama. Bel dihadapannya segera ia tekan menunggu mila atau El membukakan pintu untuknya.

Kevin sama sekali tidak mengetahui kepergian mila ke Jakarta. Dirinya juga tidak tahu kalau El tadi sampai menangis histeris akibat mila tinggal pergi begitu saja.


**
"Kamu dimana sekarang?"

"Kamu yang dimana?!"

"Ssh.. Aku serius mil, kamu sekarang dimana? Kenapa kamu tinggalin El sendiri di Bandung?"

"Aku capek tau gak! Mau kamu tuh sebenernya apa sih vin? Aku capek kalau kita kaya gini terus. Aku capek kevin, aku capek.."

"M..maksud kamu apa sih? Y..yaudah sekarang kamu dimana? Biar aku jemput kamu. Ini udah tengah malam mil. K..kamu dimana?"

"Udahlah! Kamu gak perlu tau aku dimana. Aku bukan siapa-siapa kamu kan? Aku udah kecewa sama kamu vin, aku udah muak sama kamu!"

"T..tapi mil, a..akuu..."

"Tuut-tuut...."

Mila buru-buru memutuskan sambungan telfonnya. Ia bahkan langsung me'non-aktifkan iphone miliknya agar kevin tidak dapat menghubunginya lagi.

"Kamu jahat vin.. Aku gak ngerti kenapa kamu bisa sejahat ini sama aku? Kamu udah sering bohongin aku.. Kamu juga udah sering ingkarin janji kamu. Aku kecewa vin.. Aku kecewa sama kamu... Hiks." mila terisak lirih. Ia menghentikan mobil Alphard hitamnya ketepi jalan raya. Entah sekarang mila berada dimana. Dirinya terlihat begitu terpukul saat mengingat ucapan sekertaris kevin sore tadi.

Mila mengusap pipi putihnya. Kedua matanya terlihat sembab akibat menangis terus tanpa henti. Rupanya rasa kecewa itu kembali muncul akibat kevin yang mengingkari janjinya.

"Kamu bilang kamu udah tepatin janji itu. Tapi nyatanya apa? Kamu belum juga tepatin ucapan kamu. Apa susahnya sih vin cuma bilang kaya gitu aja? Aku udah gak tau harus gimana lagi sama kamu. Aku ngerasa gak ada harganya dimata kamu. Kamu terlalu sering bohongin aku. Kamu juga terlalu sering ingkarin janji kamu. Aku kecewa vin.. Aku kecewa sama kamu.." mila memejamkan matanya lirih. Bulir bening itu kembali mengalir keluar dari sudut matanya. Mila menangis. Ia menangis dengan segala rasa sesak didadanya akibat kebohongan yang dilakukan kevin padanya.

"Aku pingin sendiri dulu. Kalau kamu emang sayang El, silahkan kamu jaga dia. Aku udah muak sama kamu vin. Aku ingin sendiri.."

Mila kembali memutar kunci mobilnya. Mesin mobil Alphard hitam itu ia nyalakan dan dijalankannya. Entah apa maksud ucapan mila barusan. Mungkin saat ini dirinya memang hanya butuh waktu untuk sendiri tanpa kevin maupun El.

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang