perjanjian cinta part 44

4.8K 222 16
                                    

** 
Di jakarta Sebuah tempat yang begitu sunyi dan sepi. Tampak sosok perempuan cantik tengah duduk termenung menghadap kearah luar dari kaca jendela kamarnya. Ia menopang dagunya. Menatap langit malam yang cukup redup dan gelap tanpa bintang. Matanya terlihat sedikit sembab. Mungkin karena terlalu banyak menangis. Bahkan sampai kini, pipinya masih terasa basah akibat air matanya yang tak mau berhenti keluar. 

Bandung

"Bunda pergi ya..mmuach, El jangan nakal.. El disini sama oma dulu. Nanti bunda kesini lagi. Bunda sayang El..mmuach, bunda sayang kamu sayang.." mila mengelus kedua pipi cubby jagoan kecilnya. Ia mendaratkan beberapa kecupan lembutnya diatas kening El. 

"Mbuunn.." terdengar suara lirih bocah tampan itu. Matanya tampak berkaca melihat kepergian sosok bunda yang baru beberapa hari bersamanya. 

Mila hanya menoleh sekilas, terukir senyuman mirisnya. Ia kemudian kembali melanjutkan langkahnya, menjauhi jagoan kecilnya itu dan berlalu keluar. 

"Hiks..mbuuunn.. Hiks buun..hiks, buunn maa buuun.." suara isakan bocah tampan itu terdengar semakin kencang dan menyakitkan ditelinga mila. Ia meronta dari gendongan Casma sang oma. Mila sampai tidak berani menoleh dan berlama-lama lagi disana. Langkahnya semakin ia percepat meninggalkan El jagoan kecilnya. 

Jakarta

Mila memejamkan kedua kelopak matanya. Setetes bulir bening kembali mengalir dari pelupuk mata indahnya. Kejadian sore tadi masih jelas teringat dimemori ingatannya. Kejadian dimana terjadi pertengkaran hebat antara ia dan kevin. Dan El menjadi korbannya. Bocah tampan itu harus terpaksa ia tinggalkan di Bandung bersama sang oma. 

"Kalau kuliah bunda udah selesai, El pasti akan ikut sama bunda. Bunda janji akan secepatnya selesaikan kuliah bunda. Bunda akan ajak El tinggal disini nanti. Tapi gak untuk sekarang. Maafin bunda ya sayang.. Ini demi kebaikan kita semua, sekali lagi maafin bunda.." lirihnya terdengar parau. Bingkai photo El pun dipandangnya lalu ia dekap dengan erat. Rasa bersalahnya kembali muncul saat mengingat jagoan kecilnya yang selalu ia tinggalkan itu. 

"Ini yang lo mau vin! 
Gue akan lakuin dan jalanin semua perjanjian yang pernah kita buat dan kita batalin. Gue akan jalani itu semua sampai akhir, SAMPAI AKHIR vin!!" batinnya terlihat penuh dendam dan emosi. Dada mila semakin terasa sesak. Entah mungkin ini keputusan terbaik untuknya yang harus ia ambil. Tetap menjalankan perjanjian konyol yang pernah dibuatnya bersama kevin.

Mila menutup kaca jendela kamarnya. Ia berjalan mendekati tempat tidurnya, lalu menghempaskan tubuh lelahnya. Kedua matanya memandang lagit-langit kamarnya yang berwarna putih cerah itu. 

"Sekali lagi maafin Bunda. Bunda terpaksa lakuin ini. Ayah kamu keterlaluan, dia aja udah berani gak mengakui kita didepan temannya. 
Jadi sudah bisa dipastikan, didepan orang lain pun dia akan melakukan hal yang sama. Untuk apa kita hidup hanya dalam kebohongan semata. 
Kalau memang dia tidak mau menganggap kita ada, untuk apa kita bersama. Mungkin berpisah akan jauh lebih baik.." mila mendekap guling putih disampingnya. Kelopak matanya ia pejamkan. Rasanya begitu berat dan sulit. Ia terlalu menyayangi El. Dan keputusan yang diambilnya ini membuatnya harus kembali jauh dengan El. 

**
Kevin sendiri kini tengah duduk ditepi kolam ikan dibelakang rumahnya. Suasana yang cukup gelap, dan hanya diterangi lampu tembak beserta sinar rembulan yang mulai tenggelam tertutupi awan. Suara gemercik air mancur pada kolam ikan tersebut pun seolah menjadi temannya dikesunyian malam. 

#flashback

"Kamu ternyata udah ada disini mil? 
Pantesan aku tungguin di mall tapi kamu gak juga ada. Aku bahkan sampai tunggu kamu diparkiran. El sampe ikut ketiduran mil nungguin kamu yaaang..." 

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang