perjanjian cinta part 59

4K 223 14
                                    

"Bun, bunda lagi ngapain? Ko baju El dimasukkon kekopel?" El tampak bingung melihat apa yang dilakukan mila dengan baju-bajunya. Ia mendekati sang bunda lalu duduk tepat disamping mila.

"Besok kan ayah pulang, nanti kita bakalan ikut ayah ke Jakarta. Kita akan tinggal disana sama ayah. El mau gak tinggal di Jakarta?" mila menghentikan aktifitasnya sejenak. Ia mengelus puncak kepala El dan bertanya begitu lembutnya.

"Mau bunda. El mau tinggal di Jakalta, asal ada bunda sama ayah, El pasti mau." El mengangguk mantap dengan ekspresi wajah senangnya yang tidak dapat ia sembunyikan.

Mila tersenyum lebar. Ia menarik kepala El lalu mengecupnya lembut. Rasanya kesabaran mila sudah habis karna tidak mau menunggu lebih lama lagi untuk mengajak buah hati kecilnya tinggal di Jakarta nanti.

"Bun, baju-bajunya bial El aja yang masukkin. El juga bisa sendili ko bunda." ujar El menawarkan diri.

"Gak papa sayang, sama bunda aja. El sekarang bobo gih, udah malam, besok nanti El bisa kesiangan kalau belum bobo."

"Tapi El masih mau disini. El mau temenin bunda aja. El belum ngantuk buun.." El berucap dengan nada lucunya.

Mila terkekeh. Lagi-lagi buah hati kecilnya ini selalu saja bisa membuatnya tersenyum. Melihat wajah El saja mila sangat senang dan nyaman. Apalagi mendengar suara dan melihat tingkah lucunya. Itu adalah kebahagiaan besar yang pernah mila sia-sia kan selama ini.

"Bunda gasuka yah? Yaudah deh El nulut. El bobo sekalang. Dah bundaaa.. Mmuuuah! El sayang sama bunda." tiba-tiba El beranjak dan mengecup pipi mila. Bocah tampan itu berlalu keluar dari kamar bundanya karena tidak mau membuat sang bunda kecewa.

"Lucu banget. Dia kelihatan sayang banget sama aku. Bunda juga sayang El. Maafin bunda yah kalau selama ini El suka bunda abaikan. Maafin bunda sayang.." mila memandang sosok El lirih. Ia teringat akan masa lalunya yang memang selalu mengabaikan El.

Mila kembali mengemasi baju-bajunya juga baju El. Ia memasukkannya kedalam koper berukuran cukup besar untuk dibawa ke Jakarta nanti.

"Telpon kevin dulu deh, siapa tau aja dia belum tidur.." tiba-tiba satu ide cermerlang muncul dibenaknya. Ponselnya pun segera ia ambil agar dapat mengubungi suami tercintanya.

"Tuuut...tuuut.."

"Yes nomornya aktif."

Wajah mila seketika sumringah tak dapat menyembunyikan lagi raut kebahagiaannya.

"H..halo?" suara kevin yang sangat dirindukan terdengar disana.

Mila benar-benar senang bisa mendengar suara kevin. ia bahkan sampai tidak mampu berucap karna terlalu senang.

"Halo mil? kamu disana sayang?" kevin bertanya sekali lagi.

"I..iya vin, a..aku disini ko. K..kamu belum tidur?" mila berujar gugup.

Kevin tersenyum mendengar suara gugup istrinya. Ia kemudian duduk disofa ruang kamarnya dan merebahkan diri disana.

"Aku kangen kamu mil. Tapi kayaknya aku gak bisaa..."

"Aku juga kangen kamu vin, kangen banget malahh.." mila langsung memotong kalimat yang belum sempat kevin ucapkan. Ia terlalu antusias dan tidak dapat lagi menyembunyikan rasa rindunya.

Kevin membuang nafasnya. Raut wajahnya seketika menjadi sedih dan gelisah.

"Vin, aku sekarang lagi kemasin baju-baju El sama baju aku. Besok kamu jadi pulang kan? Nanti aku masakkin makanan kesukaan kamu deh. Atau aku bikinin kamu kue mau? Aku sedikit-sedikit udah bisa masak loh, belajar dari Bi Min, dia ternyata jago masak sama bikin kue, aku..aku jadi seneng belajar sama dia vin. Aku sama El juga jadi..."

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang