perjanjian cinta part 51

5.2K 236 24
                                    

**
Setelah cukup lama beradu mulut dan hampir saja bercekcok ria lagi. Kevin akhirnya langsung mengangkat tubuh mila dan menggendongnya untuk dibawa pulang.

"Issh kamu mau ngapain sih? Turunin gak?!" mila menolak ketus saat kevin menggendongnya. Kevin membuang nafas sebal. Rasanya ia sudah hampir kehilangan kesabaran menghadapi sosok istrinya ini.

"Tadi katanya sakit, dipegang gamau, disentuh apalagi. Yaudah makanya aku gendong. Nanti aku obatin dirumah. Bisa gak sih sekali-kali nurut, jangan protes terus? Aku juga sama sakit mil, gak lihat kalau tangan aku lecet?" mila langsung diam berhenti mengeluarkan suara. Kevin kembali menggendong tubuh mila yang bersandar dibelakang punggungnya. Kedua kakinya siap-siap untuk melangkah agar bisa cepat membawa mila pulang kerumah.

"Pegangan.. Kalau jatuh nanti malah lebih sakit lagi." kevin menoleh menatap mila sekilas.

"Iya-iya. Ini dari tadi juga udah pegangan. Bawel banget sih.." mila mengalungkan tangannya dileher kevin. Posisinya setengah memeluk karna mila digendong oleh kevin dari belakang.

"Kamu berat juga yah? Cewek tapi badannya berat banget. Tiap hari makan apaan sih?" kevin tampak sedikit kesulitan menggendong istrinya itu.

"Ya aku makan nasi lah.. Emang kamu fikir aku makan apaan?!!" ketus mila sewot. Kevin menelan ludahnya. Sepertinya ia lebih baik diam saja dari pada terus berucap dan itu hanya membuat mila kesal dan marah.

"Duuhh sakit banget.. Tangannya berdarah tau vin. Kamu sih bawa sepedanya gak bener. Tangan aku sampe lecet gini.." mila melihat bagian lengan kanannya yang kulitnya sedikit terkelupas akibat terkena aspal jalanan saat terjatuh tadi.

"Iya maaf. Tangan sama kaki aku juga sebenarnya sakit. Nanti dirumah aku obatin. Udah pokoknya diem, jangan ngoceh terus. Aku cium juga kamu kalau gak bisa berhenti ngoceh." ancam kevin sekenanya.

"PLUK!!" Tiba-tiba mila langsung menoyor kepala kevin dan mengagetkan lelaki tampan itu.

"Isssh ko ditoyor sih?! Kamu gak sopan banget mil!" kevin memekik kaget sekaligus marah.

"Kenapa emangnya? Gak suka hah?! Lagian enak aja cium-cium! Tadi kita jatuh dari sepeda juga gara-gara kamu tau gak! Omes terus sih otaknya. Lama-lama gue cuci juga!"

"Errrrr!! Bisa gak sih berhenti ngoceh?! Katanya sakit, tapi tetep aja singa-nya keluar terus. Gak capek apa marah-marah melulu?!!" kevin sedikit meninggikan nada suaranya. Mila diam. Ia tidak membalas ucapan kevin lagi. Wajahnya lebih memilih ia palingkan kearah lain agar wajah kevin tidak terlihat olehnya.

"Kenapa sih gue selalu emosi terus kalau sama kevin? Dia tuh kadang ngangenin, tapi lebih kadangnya dia tuh ngeselinn.. Aahh gak tau deh. Lihat aja nanti apa yang bakalan dia lakuin lagi. Awas kalo sampe main cium-cium atau omes lagi kaya tadi." mila membatin sebal penuh ancaman.
Ia tanpa menyadari kalau kedua tangannya kini melingkar dan memeluk tubuh Bisma dari belakang. Kepalanya bahkan mila senderkan diatas punggung kevin. Rupanya mila cukup menikmati juga digendong oleh suaminya seperti ini.

**
"Loh, den El? Aden ko udah pulang den?" katanya tadi aden mau bersepeda sama bunda juga ayahnya? Tapi to?" Bi Min dibuat kaget akan sosok bocah tampan ini yang tiba-tiba sudah berada didalam rumah.

"Hihii, El tuh dadi juala Bi. Tadi ayah sama bunda naik sepedanya lelet. Makanya ketigalan, dan sekalang El udah sape duluann.." El berujar menjelaskan diiringi tawa kecil yang sangat lucu.

"Jadi juara? Piye to iki? Maksudnyo opo den? Bibi ora ngerti.." Bi Min menggaruk kepalanya bingung. El terkekeh. Bocah tampan itu melepas topi yang dikenakannya. Wajah Bi Min ia tatap dengan seksama.

"Dadi gini bi.." El mulai bercerita dengan apa yang terjadi dan dialaminya tadi. Mulai dari mila dan kevin yang meninggalkannya jauh. Sampai ia memutar balik arah dan pulang lebih dulu tanpa mau mengejar ketertinggalan akibat sang ayah dan bunda yang meninggalkannya jauh.

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang