perjanjian cinta part 34

4.8K 188 6
                                    

**
Lokasi dan jarak yang cukup jauh ternyata menyita waktu banyak. Terlebih saat kena kemacetan parah akibat padatnya kendaraan dari jalur Bandung menuju Jakarta. Adapun penyebab lain karna ada kecelakaan mobil saat diperjalanan menuju Jakarta. 

Jadi tak heran jika kevin dan mila tiba di Jakarta saat waktu sudah memasuki gelapnya malam hari. 

"Hufh, akhirnya sampe juga.." kevin menghela nafasnya berat. Terlihat sekali kalau wajahnya sangat lelah dan letih. 

Kevin menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah rumah minimalis mewah bernuansa putih. Menurut petunjuk yang dijelaskan oleh Femmy sang mertua, ternyata rumah minimalis mewah itu akan dihuni oleh mila istrinya selama berada diJakarta. 

"Hemm.. Rumahnya hampir mirip sama rumah gue. Letaknya juga gak beda jauh. Masih satu kompleks. Ternyata jodoh itu emang gak pernah lari kemana yah? 
Mau dipisahi pake takdir pun tetep aja mila gak bisa jauh dari gue." kevin membatin senang melihat rumah mewah dihadapannya yang letaknya memang hanya terhalang beberapa blok saja dari rumah barunya yang pernah ia beli didaerah tersebut. 

Kevin menoleh kearah mila. saat melihat istri tercintanya itu rupanya sudah terlelap dengan posisi duduk menyender pada jok mobil. 

"Pantesan aja dipanggil gak nyahut. Disuruh turun juga gak keluar. Ternyata kamu udah tidur mil." gumamnya sedikit senyum melihat keadaan mila. 

Karna tidak mau membuang waktu dan menunggu lama. Akhirnya kevin keluar dari mobil alphard hitam yang menjadi milik istrinya itu. Alphard putihnya sendiri memang tidak ia bawa karna tidak mau membiarkan mila menyetir sendiri. Makanya ia beralasan kalau mobil barunya itu masuk bengkel. Padahal itu hanya akal-akalannya saja agar bisa pulang ke jakarta berdua dengan sang istri. 

"Lagi tidur aja tetep secantik ini. 
Mau kamu galak, jutek, egois atau apapun. Tapi itu gak pernah merubah rasa sayang aku ke kamu mil, karna rasa sayang itu tulus langsung dari hati aku.." kevin membatin kagum saat melihat wajah polos mila yang masih terlelap. Ia pun berinisiatif agar tidak membangunkan mila dengan alasan tidak tega. 

Dengan sangat pelan dan hati-hati. Kedua tangan kekar kevin mencoba mengangkat tubuh mila. Tangan kanannya ia letakkan dibawah leher dan punggung mila. Sementara tangan kirinya menopang bagian badan mila dari bawah paha hingga setengah lutut. 
Posisi menggendongnya itu seperti adegan sepasang pengantin baru yang hendak menikmati malam pertamanya. Sungguh sangat terlihat romantis meski mila dalam keadaan tertidur dan tidak sadar. 

"Wajahnya cantik banget. Sumpah, kalo gak takut kena marah, udah aku terkam kamu mil. Abis bikin gemes. Apalagi bibirmu itu. Uhh rasanya pingin aku gigit, merah-merah tipis-tipis gimanna gitu.." terdengar ocehan kecil kevin dengan senyuman nakal yang terukir dari bibir mungilnya. Kedua matanya terus memandang wajah cantik mila terutama bagian bibir. Sedangkan kakinya melangkah memasuki area dalam rumah mila yang mewah nan besar itu. 

"iya aku juga tau. Yaudah, sampe ketemu lagi. Bye.." tiba-tiba mata kevin sedikit terkejut. Ia mendapati mila berbicara sendiri dalam keadaan terpejam. Kedua tangannya entah refleks tiba-tiba saja dikalungkan dilehernya. Wajahnya ditelusupkan hingga menempel didada bidang kevin yang tidak terlalu kekar itu. 

"Kayaknya dia ngigo? Tapi maksudnya apaan? Gajelas.. 
Kenapa gak ngingoin aku aja mil. Biar akunya semakin yakin kalau kamu tuh emang cuma cinta sama aku." kevin lagi-lagi tersenyum mendapati apa yang dilihat oleh kedua matanya itu. Rasanya seperti mimpi. Mila bahkan seolah begitu nyaman saat dibopong olehnya seperti ini. Kedua tangannya sampai erat mengalung dileher kevin dan wajah yang ditelusupkan pada dada kevin. Membuat ayah dari satu anak ini semakin terbang melayang diangan mimpinya. 

"Kita kakamar langsung deh ya? Badan kamu cukup berat mil. Aku sampe pegel nih.." ujar kevin mulai melangkah kembali. 

"Iya, yaudah langsung masuk aja." balas mila tiba-tiba. 

"Hah?" kening kevin mengerut. Matanya sampai melotot kaget, namun mata mila tetap saja terpejam saat dilihatnya. 

"Sebenernya mila tidur atau enggak sih? Ko bisa nyahutin ucapan gue?" pikirnya tampak kebingungan sendiri. 

" yaudah deh. Langsung kekamarnya aja. Untung gue dikasih kunci duplikat rumah ini beserta kunci ruangan lainnya sama mamah Femmy. Jadi lebih gampang masuk kesini kapan pun juga. Apalagi buat nemuin kamu mil. Kayaknya tiap hari juga bisa." kevin mulai menaiki satu persatu anak tangga kayu dirumah mewah milik istrinya itu. Menurut sang mertua Femmy, kamar mila memang terletak dilantai atas kamar utama. 

** 
"Uhh akhirnya sampe juga. Ternyata gendong kamu dari luar sampe masuk kesini cukup capek juga ya mil. Pinggang aku sampe berasa copot. Hufh.. Capek sayang.." kevin menarik nafasnya berat. Dadanya sampai naik turun dengan tempo cukup cepat akibat rasa berat dan lelah membopong istrinya tadi. 

Tubuh mila pun dibiarkannya terbaring begitu saja diatas tempat tidur. Ia kemudian ikut merebahkan tubuhnya disamping mila sambil tak henti mengatur nafasnya yang terasa kelelahan. 

"Kamarnya luas. Hampir sama dengan kamar gue sama mila yang di Bandung. Tapi kamar ini banyak banget gambar-gambar pandanya. 
Berati mila emang beneran suka sama panda. Hemm untung aja El gak mirip sama panda gara-gara mila suka panda. Hihii ,dia lebih mirip ke gue ayahnya." kevin menatap atap serta tembok ruangan kamar mila yang terdapat banyak gambar panda juga boneka-boneka panda. Bibirnya sekilas tersenyum saat melihat itu semua. Tak lama memori ingatannya pun kembali teringat akan sosok El yang ditinggalkannya di Bandung. 

"Oh iya, kabar El gimana ya? Dia udah tidur atau belum? Trus dia mau gak dikasih susu formula? 
Duhh gue jadi khawatir sama El.." pikirnya gelisah. 

Kevin buru-buru mencari handphonenya. Dirogoh olehnya kantung celana jeans bagian samping depan itu, dan segera dihubunginya nomor Casma sang mamah untuk mencari tahu bagaimana kabar sang jagoan kecil. 

"Hallo mah?" 

"Engh~ halo? Iya-iya. Pesanannya dibatalkan saja. Saya sudah tidak lapar, anda terlalu lama, makanya saya tidak mau pesan lagi." 

"Hah?" kening kevin langsung mengerut mendengar Casma berbicara aneh seperti itu. 

"M..mah? Mamah kevin maauu..?" 

"Saya bilang saya udah gak lapar. Udah deh gak usah telfon terus. Ini sudah malam. Anda mengerti kan?" tegas Casma. 

"T..tapi maahh..?" 

"Tuut..tuuut.." sambungan telpon pun terputus. 

Kevin mendengus kesal. Entah kenapa  Casma bisa berbicara seperti itu. Mungkin salah faham atau memang tengah mengigau. Padahal dirinya sangat merindukan El dan ingin tahu akan kabar jagoan kecilnya itu. 

"Hufh, mamah payahh. Masa anaknya nelfon, malah ngomongnya kaya gitu? Emangnya dia pikir gue tukang makanan apa? Huuh.. Padahal kangen El.." kevin tampak kecewa dan sedih. 

Tak lama ia merasakan satu sentuhan diatas perutnya. Ternyata itu lengan mila yang memeluknya dari samping. 

"Hemm si sayang masih tidur. 
Kayaknya kamu mendingan tidur terus kaya gini deh mil. 
Lebih baik dan lebih manis. 
Aku jadi lebih leluasa buat dekat sama kamu kaya gini. 
Bisa peluk kamu juga malah.." ujarnya tersenyum jahil. Kevin menaruh tangan mila didadanya. Tubuh mila pun sedikit dipeluknya meski sangat hati-hati karna takut mila terusik. 

"Tidur yang nyenyak mil, aku jagain disini. Aku pastiin kalau malam ini aku masuk kedalam mimpi kamu. 
Kita ketemuan dialam mimpi yah sayang? Muach, kangen kamu ihh.." kevin mengecup pipi mila lalu kembali memeluknya. Hingga akhirnya keduanya pun terlelap dalam posisi saling memeluk. 

Jangan lupa vote

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang