Beberapa hari kini telah berlalu dengan cepatnya. Hingga tak terasa usia El sudah menginjak satu bulan. Bayi tampan itu mulai memperlihatkan kelucuannya. Sangat aktif dan sering sekali menangis jika sang ayah sudah mengganggunya. Maka tak heran jika mila dan kevin semakin sering ribut karna hal tersebut.
"Jagain El dulu ya? Gue pengen makan.. Dari tadi mau makan susah banget, Elnya gak mau jauh. Gue laper.." mila mendekat dengan wajah yang terlihat lelah. Tubuh El digendongnya begitu penuh kasih sayang.
"Tapi kan Elnya belum tidur. Kalau dia nangis lagi gimana?" kevin beranjak dari duduknya mendekati mila.
"Cuma sebentar. Lo tuh masa jagain anak sebentar aja gak bisa. Kalo nangis ya tinggal gendong.
Lagian salah sendiri, anak lagi tidur suka digangguin. Giliran udah nangis aja gak bisa nenangin. Lo tuh resse tau gak!" gerutu mila sebal.Kevin hanya tersenyum. Tak lama ia mencoba meraih tubuh mungil El yang tengah mila gendong agar berpindah pada pangkuannya.
"Lepasin dong, katanya lo mau makan. Sini biar El gue yang gendong.." pinta kevin.
"Tangan El genggam baju gue. Kayaknya dia gak mau lepas. Isshh coba tarik deh. Masa baju gue ditarik gini.." mila mencoba melepaskan jemari kecil El yang menggenggam kuat bajunya.
"Duuhh.. Sayang sama ayah dulu. Bundanya mau makan nak.. Kasian udah kelaparan tuhhh bunda kamu. Mau makan aja kayaknya susah banget dia.
Ayo El sama ayah. Hemm? Sini sayang..?" kevin berujar lembut seraya mencoba melepaskan tangan El yang tetap tidak mau lepas dari menggenggam baju mila. Wajah mungilnya malah ia palingkan tanpa mau menatap kevin dan ditenggelamkannya didada kiri sang bunda."Haha, dia kayaknya nyaman kaya gini mil.
Yaudah si, tungguin aja sampe dianya ngantuk dan tidur. Entar juga anteng lagi.." kevin terkekeh melihat sikap jagoan kecilnya."Tungguin sampe kapan? Gue udah hampir sejam tau gak gendong dia sambil berdiri kaya gini. Lo fikir gak pegel apa!" gerutu mila kesal.
Kevin hanya terkekeh. Ekspresi mila kalau sedang marah memang mengundang tawa. Meski menggerutu tapi nada ketusnya itu menurut kevin sangat lucu.
"Gak usah ketawa deh! Gue tuh udah MUAK tau gak lihat lo ketawa diatas derita gue!
Gak pengertian banget! Udah tau anaknya gak bisa lepas dari gue, tapi lo masih bisa-bisanya ketawa. Dasar gila!" mila kembali menggerutu. Ia membalikkan tubuhnya membelakangi kevin dengan bibir tipis yang terus mengoceh memarahi kevin.Bibir kevin tersenyum lebar. Ia menarik panjang nafasnya. Puncak kepala El pun ia usap meski dari samping.
"Gue ambilin makanannya ya? Biar nanti gue bawa kesini." ujarnya pelan hampir tak terdengar.
Mila menoleh. Satu patah kata baru saja hendak ia keluarkan, namun kevin langsung berlalu keluar meninggalkannya.
"Dia barusan ngomong apaan sih? Ko gak kedengeran gitu. Tapi kalo gak salah denger sih katanya mau ngambil makannya kesini. Makanan apa maksudnya?" mila tampak kebingungan sendiri akan yang diucapkan kevin barusan. Ia kemudian duduk ditepi tempat tidurnya, melepas rasa pegal seraya tetap memangku El yang tak mau jauh darinya.
"Hemm.. Ternyata begini yah rasanya jadi ibu. Gak bisa bebas dan lepas apalagi jauh dari anaknya. Hemm.. Tapi sebentar lagi semuanya pasti akan kembali normal. Tinggal sepuluh hari lagi.." bibir mila tersenyum lebar memandangi wajah tampan El. Apa yang diinginkkannya sejak lama ini pun sudah hampir dicapainya dan sudah didepan mata.
"Sebentar lagi bunda akan ke Jakarta. Bunda mau kuliah lagi dan terusin cita-cita bunda.
Kamu tetap disini sama oma. Bunda gak bisa lama-lama sama kamu karna bunda gak bisa. Bunda harap kamu ngerti yah? Bunda sayang kamu ko, bunda sayang El.." mila memeluk tubuh mungil El yang mulai mengantuk itu. Ia mendekapnya begitu penuh kasih sayang. Satu kecupan pun didaratkannya diatas kening El.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Cinta
RomancePernikahan harus didasarkan atas cinta , namun apa jadinya jika pernikahan kedua insa KEVIN JULIO dan JESSICA MILA ini didasarkan atas perjanjian kedua orang tuanya