Satu bulan kini telah berlalu.
Kedua pasangan kevin dan mila rupanya masih saja bersikap sama seperti hari-hari sebelumnya. Namun sikap mereka kini cukup serius. Mungkin karna ancaman dari sang papah, juga sebuah perjanjian yang telah mereka sepakati sebelumnya."Jadi gimana tres? Hasilnya apa?" kevin bertanya dengan santainya.
Sosok mila yang baru saja keluar dari kamar mandi itu hanya menunduk memasang wajah cemas.
"Hasilnya apaan sih? Sini coba gue lihat!" tiba-tiba kevin langsung merebut sebuah benda putih kecil yang tengah mila pegang.
"Isssh kevin balikin!" mila berdecak kesal. Namun sama sekali kevin tidak menghiraukan.
"Ini maksudnya apa sih? Gue gak ngerti?
Ini cara gunainnya gimana tres?" kevin membolak-balikkan benda berwarna putih tersebut. Benda yang diketahui sebuah alat tes kehamilan atau tespact."Udah deh sini'in! Lo tuh kalau gak ngerti gak usah so!" mila merebut balik tespact tersebut.
"Tapi gue lihat cuma ada satu garis merah. Berati lo gak hamil dong?" bidik kevin rupanya mengerti akan hasil yang keluar.
Mila hanya diam Memandang dengan kesal benda ditangannya itu.
"Waah.. Berati bakalan dapat jatah lagi.. Apa lo udah siap?" bibir kevin tiba-tiba tersenyum nakal. Ia menyenggol pelan lengan mila dengan sebelah alis yang ia naik-turunkan.
Lagi-lagi mila hanya diam. Ia menoleh menatap kevin sekilas dengan raut wajah penuh kesedihan.
"Udaah, gak perlu so dramatis gitu deh.
Lo masih inget sama perjanjian kita kan?
Mau cepet kuliah lagi gak?
Kalau mau yaa, berati mau gak mau lo haruuussss...""Apa gak ada cara lain buat bikin gue hamil selain lo nyentuh gue?" mila bertanya dengan polosnya.
"Hah? Maksud lo?" kedua bola mata kevin hampir saja meloncat keluar dari tempatnya.
"Yaa, maksud gue. Lo gak perlu sentuh gue lagi.." jelas mila ketus.
"Trus? Lo fikir lo bisa langsung hamil dan kasih nyokap bokap anak gitu tanpa gue sentuh dulu?
Otak lo dimana sih? Calon sarjana ko bisa sampe mikir kayak gitu?
Dasar stres.""Isssh! Lo tuh bisa gak sih sehari aja gak bilang gue stres?
Gue tuh udah hampir GILA tau gak gara-gara lo!" mila berecak sebal. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sedih. Ia kemudian berlalu keluar dari kamarnya meninggalkan kevin."Yaah gue salah lagi.
Lo tuh bener-bener aneh tau gak.
Pengen cepet hamil, tapi gak mau gue sentuh. Padahal kan gue pengeen Eh, maksudnya.. Emh, ahh namanya juga cowok. Pasti gak akan nyia-nyiain kesempatan emas kayak gitu.
Lagian mila istri gue. Harusnya udah kewajiban dia buat melayani gue.
Meskipun gue gak cinta sama dia. Tapi kalau dikasih kenikmatan, siapa sih yang mau nolak? Haha.." kevin berucap sendiri, tertawa sendiri, dan bergumam sendiri. Fikirannya memang sangat manusiawi.
Lelaki mana yang tidak akan bersikap seperti itu pada istrinya. Apalagi saat kedua orang tua menuntutnya untuk segera memberikan mereka cucu.
Jadi, mau tidak mau. Suka tidak suka. Mila dan kevin harus tetap melakukannya meski penuh dengan keterpaksaan.**
"Apaan coba kayak gini?
Isssh nyebelin banget sih!!" kini mila rupanya tengah ngedumel sendiri. Marah-marah sendiri menyalahkan alat tes kehamilan yang membuatnya semakin gila itu.Mila duduk dibibir tempat tidurnya. Setelah ia keluar dari kamarnya tadi, ternyata ia malah balik lagi, sedangkan kevin entah berada dimana karna tidak terlihat batang hidungnya disana.
"Satu. Mau gak mau, suka gak suka, lo harus hamil. Dan itu harus anak gue. Karna itu juga permintaan nyokap bokap kita bersama.
Dua. Lo juga harus bisa rawat dan jagain anak itu nanti kalau lo udah hamil.
Tiga, lo harus..""Aaaarrgghhh!! Eerrrrrr kevin GILAaaaaaa!!
Gue gak mau gue gak mauuuu!!!" tiba-tiba mila berteriak histeris saat mengingat perjanjian konyolnya bersama kevin yang sudah disepakatinya satu bulan lalu."Perjanjian apaan sih itu?
Hiks, mamaah.. Mila mau pulang.. mila mau pulang Hiks." mila berujar lirih terisak."Kevin kejam! Papah juga lebih kejam!
Kalian itu gak punya perasaan.
Masa depan mila jadi benar-benar hancur maah..
Mamah ayo tolong mila, tolong maah.. Mila gak betah disini.. Hiks." mila terus terisak menangis meski tidak mengeluarkan air mata."Haduuhh.. Lo tuh terbuat dari apaan sih?
Gue masuk kamar, lo malah keluar. Gue nyari lo keluar, lo malah masuk lagi kesini.
Lo tuh bikin gue pusing tau gak!" tiba-tiba kevin sudah berdiri diambang pintu.Mila hanya menoleh sekilas dengan ekspresi sedih tanpa air matanya.
"Lo kenapa? Tumben lo diem? Sakit gigi yah?" ceplos kevin polos. Ia berjalan mendekat menghampiri mila.
"Gue lagi gak mood buat becanda.
Udah deh mending lo keluar aja!
Gue lagi stres gara-gara alat tes kehamilan itu, gue BENCI tau gak! Apalagi sama elo!" ketus mila kesal. Ia memalingkan wajahnya tanpa mau menatap kevin.Kevin hanya tersenyum. Pandangannya menangkap benda berwarna putih yang mila lempar kesembarang tempat tadi.
Kevin memungutnya dan Mengambilnya dengan ekspresi datar."Ini ko bisa dua garis yang merahnya?" kevin menatap lekat penuh keheranan dua strip merah pada tespact tersebut.
"GLEK!" kevin menelan ludahnya kasar.
"Heh! Ngapain lo bengong? Lo lagi gak mikir yang negatif kan sama gue? Otak lo lagi gak ngerencanain sesuatu buat gue kan?" tegur mila masih saja ketus.
"Lo tuh sebenernya lulusan apa sih?
Lo ngerti kan cara gunain alat ini gimana?
Lo gak cuma asal nyelupin aja kan?
Atau jangan-jangan lo celupin alatnya kedalam bak mandi? Atau mungkin kedalam kloset. Iya hemm?" cerocos kevim greget."Ya gue celupin keair pipis gue lah, masa kedalam kloset. Gila lo!"
"Nah trus? Lo ngerti sama dua garis merah ini?
Lo baca petunjuk dan kegunaan serta maksud dari garis ini kan?"Mila menggeleng, tapi kemudian ia mengangguk, menggeleng lagi.
"Haduhhh.. Ya Tuhaaan... Lama-lama gue jitak juga dah nih cewek!
Stresnya bener-bener udah stadium akhir." kevin mengusap wajahnya menahan marah."Lo kenapa sih vin?
Emangnya ada yang salah yah sama tuh alat?" mila bertanya polos."Lo tau gak kalau dua garis merah yang muncul itu artinya apa?"
Mila menggeleng. "Emang artinya apa?" tanyanya balik.
"Itu artinya lo hamil mil, Ha-MIL! Ngerti?"
"HAH? ko bisa?"
"Ya bisalah.."
"Trus ko lo bisa tahu? Tadi bukannya lo gak ngerti?"
"Kan gue abis baca petunjuknya tadi. Jadi ya gue ngerti.. Lagian tadi cuma satu garis mungkin karna belum kelihatan. Dan sekarang udah jelas banget dua garis..."
"Serius? T..tapi?
Huaaaaaaaa...!!
Gue gak mau, gue gak mauuu kevin, gue gak mauuu...!!!""Dih? Ko jadi gini sih?" kevin bergidik bingung.
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Cinta
RomancePernikahan harus didasarkan atas cinta , namun apa jadinya jika pernikahan kedua insa KEVIN JULIO dan JESSICA MILA ini didasarkan atas perjanjian kedua orang tuanya