Awan mendung itu kini berubah menjadi cerah. Kevin terus meniup-niup udara didepannya. Entah apa maksudnya melakukan hal demikian. Yang pasti mila hanya bergidik seraya terus mengelus perut buncitnya.
"Amit-amit.. Amit-amit.. Kamu punya ayah gila banget sih sayang? Kasihan kamu naak. Amit-amit dih.. Kevin beneran udah gak waras." kesal mila ngedumel sendiri melihat tingkah aneh kevin.
"Haha mendungnya langsung pergi setelah gue tiup. Ternyata gue berbakat juga yah kalau jadi pawang hujan. Tuh awan aja sampe pada lari ngibrit gitu, pasti mereka ketakutan sama tiupan dan mantra gue. Ahaha.." kevin tertawa sendiri setelah selesai dengan ritual tiup angin pengusir hujannya(?). Ia kemudian berjalan mendekati mila. Wajahnta tampak berseri karna cuaca diluar kembali cerah.
"Apaan lo senyam senyum? Kalau mau gila gak usah ngajak-ngajak gue yahh!" mila memalingkan wajahnya ketus.
Kevin malah tersenyum. Ia lalu duduk disamping mila diatas sofa panjang yang memang tengah mila duduki.
"Papah mau beliin gue mobil looh..." ujar kevin tiba-tiba.
"HAH? K..ko bisa?" mila nampaknya sangat terkejut mendengar ucapan suaminya itu.
"Ya bisa dong.. Itu kan berkat calon anak gue. Dia emang hebat.. Uhh anak ayah.. Belum lahir aja udah bisa buat ayah seneng.. Muuuuach! Makasih sayang." kevin mengelus perut buncit mila. Bibirnya tak henti tersenyum membayangkan apa yang didapatnya hari ini.
"Lo gak ngelakuin hal yang macem-macem kan vin?" bidik mila curiga.
"Enggak macem-macem ko. Cuma satu macem doang.." balas kevin santai seraya terus mengelus perut mila dan sesekali mengecupnya.
PLETAK!!
"Aww! Ko lo malah jitak gue si?"
"Abis tangan lo gak mau diem. Lo fikir gak geli apa!"
"Ya tapi gak usah pake jitakan juga kali. Lo durhaka banget sih ama suami. Stres lo!"
"Bodo! Lagian siapa suruh lo jadi suami gue. Awass!!" mila menepis tangan kevin kesal. Ia beranjak dari duduknya untuk berlalu meninggalkan lelaki yang dianggapnya sudah gila itu.
"Bener-bener cewek stres. Gue elusin perutnya pake kasih sayang malah kepala gue dijitak. Gimana kalau gue kasarin dia? Bisa-bisa gue dimutilasi lagi gue. Errr dasar istri gila!" kevin menggerutu sebal.
"Padahal gue masih pengen deket sama dia, eumm maksudnya sama anak gue. Tapi penyakitnya udah kumat lagi. Hufh, parah banget sih si mila itu. Gak bisa apa sehari aja damai sama gue. Bener-bened cewek stress!!" kevin masih saja menggerutu sendiri. Ia kemudian ikut beranjak dari duduknya. Berjalan menuju dapur untuk mengambil minum, rupanya tenggorokan kevin terasa kering dan kehausan.
**
"Jadi papah beneran kasih kevin mobil baru?" Casma memandang suaminya tidak percaya."Bukan buat kevin mah, tapi buat cucu kita. Katanya mila ngidam minta mobil Alphard putih. Makanya papah beliin.."
"HAH?" bola mata Casma melotot kaget tidak percaya.
"Mamah kenapa sih? Ko jadi aneh gitu?" Harison menautkan alisnya bingung.
"P..papah beneran k..kasih mobilnya?" Casma bertanya sekali lagi.
"Iya. Lagian cucu kita yang minta ko. Dari pada nanti dia lahirnya ngeces, jadi pasti papah kasih lah.." Harison berujar enteng. Hampir saja Casma terkena setruk mendadak mendengar ucapan suaminya itu.
Casma mengelus jantungnya. Ia mencoba mengatur nafasnya.
"Mila yang minta mah.. Mamah tidak usah berfikiran macam-macam. Lagi pula wajarlah.. Lagian hanya sebuah mobil. Buat calon cucu kita apa sih yang enggak.." jelas Harison menatap Casma dengan senyuman khasnya.
"Tapi mana mungkin mila ngidam minta mobil. Itu pasti cuma akal-akalan kevin aja. Hufh.. Papah sudah benar-benar tertipu!" Casma membatin. Nafasnya masih ia atur agar bisa lebih tenang.
***
"Vin..""Hemm."
"Kevin!"
"He emm!!"
"Issh kevin gue seriuss!"
"Eh iya apa sayang?"
Kevin langsung melonjat kaget dan bangun dari sofa panjang yang tengah ia tiduri.
"Gak usah pake kata sayang! Amit-amit gue disayangin sama lo!" ketus mila memprotes. Ia melemparkan bantalan sofa yang dipangkunya sejak tadi.
"Keceplosan.. Lagian rugi digue nyayangin cewek stres kayak lo."kevin menangkap bantal yang mila lempar, lalu menaruhnya disamping kiri tempat ia duduk.
"Gak usah mulai lagi deeeh.."
"Iya-iya. Yaudah tadi lo mau apa? Bukannya tadi lo manggil gue?"kevin membenarkan posisi duduknya.
"Gue pengen sesuatu.." ujar mila tiba-tiba.
Kening kevin mengerut. Ia memandang mila penuh rasa curiga dan heran. Perempuan hamil itu sendiri malah asik mengelus-ngelus perut buncitnya.
"Lo mau apa?" kevin bertanya serius.
"Gue pengen duren..."
"Hah? Gak ada yang lain?" kevin bertanya kembali. Mila menggelen pelan tanda tidak mau.
"Mending jangan duren. Yang lain aja gimana?" tawar kevin.
"Issh gue gak mau. Pengennya duren. Cariin yaa?" pinta mila tetap kekeh dengan nada sedikit manja.
Kevin menelan ludahnya. Perut buncit mila kembali ia pandangi. Perempuan hamil itu ternyata malah asik mengelus perut buncitnya.
"Dia beneran pengen duren? Gak biasanya tuh anak minta sama gue? Biasanya juga kalau pingim sesuatu beli sendiri. Tapi ini..?" kevin tampak berfikir.
"Lo mau anak lo nanti ileran yah? Lo mau pas dia lahir nanti mulutnya ngeces terus, iya, hem?" mila menatap kevin geram.
"M..maksud lo?" kevin bertanya polos.
"Haduuhh lo tuh kenapa jadi lemot gini sih?
Gue lagi ngidam vin. Anak lo pengen dureeennn!!!" mila meremas jemarinya emosi."Hah? Ngidam? Lo serius? K..ko bisa?" lagi-lagi kevin bertanya dengan polosnya.
"Tau ahh!! Rese banget sih lo! Masa cuma minta duren aja gak dikasih. Ayah macam apa lo? Gak GUNA!!" ketus mila marah. Ia beranjak dari duduknya berlalu meninggalkan kevin.
"Ya marah.. Iya-iya gue beliinn.. Mau berapa biji emang? Atau lo pengen gue beliin sekarung Heemm??" kevin sedikit berteriak.
"GUE UDAH GAK NAFSUUU!!" sahut mila tak kalah berteriak dengan kencangnya.
"Kayaknya mila beneran marah.." fikirnya.
"Hufh, yaudah gue pergi ya? Gue beliin durennya dulu. Lo tunggu dirumah. Tar gue kembaa..."
"Gue mau ikuuttttt!!"
"Hah?" kevin langsung cengo melihat mila berlavote
ecil menghampirinya."Gue gak mau ntar malah lo beli duren yang jelek. Jadi gue ikut.." jelasnya menunjukkan senyuman lebar didepan kevin.
"Hufh.. Siap-siap mabok deh gue. Yaudah ayo?" kevin nampaknya begitu pasrah.
"Ayo?" mila menggandeng lengan kevin dengan penuh semangat.
Jangan lupa vote
Dan follow IG aku nurainundwi_
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Cinta
RomancePernikahan harus didasarkan atas cinta , namun apa jadinya jika pernikahan kedua insa KEVIN JULIO dan JESSICA MILA ini didasarkan atas perjanjian kedua orang tuanya