Malam kini semakin larut. Sepasang suami istri ini tampaknya belum juga bisa terlelap. Keduanya sama-sama terlihat gusar, gelisah dan merasa tidak tenang.
"Lo tuh bisa diem gak sih? Berisik banget dari tadi, gak tau apa kalau gue jadi keganggu!!" bentak kevin kesal.
Mila hanya diam. Wajahnya seperti ingin menangis. Entah kenapa tapi sepertinya ia sangat tidak nyaman tidur diatas sofa.
"Issh, kenapa ruangan kamar gue jadi panas gini sih.. Padahal ac nya udah gue nyalain dari tadi.." kevin membuka selimut tebalnya. Kaos merah yang melekat dibadannya ia lepas dan lempar kesembarang tempat. Remote ac nya pun ia ambil untuk menambah suhu diruangan kamarnya agar tidak terasa gerah dan panas.
"Gue fikir cuma gue doang yang kepanasan, ternyata orang gila kayak lo bisa kegerahan juga!" tiba-tiba mila berucap. Dua kancing bajunya sudah ia lepas dari tadi. Tangan kanannya ia kibaskan agar menciptakan angin yang bisa membuat dirinya tidak merasa panas.
"Kayaknya ada yang aneh deh.." fikir kevin bingung.
Mila menoleh kaget. Ia buru-buru melihat kancing bajunya. Menutupnya kembali karna mungkin keanehan yang kevin maksud adalah kancing bajunya yang tidak sengaja terlepas.
"Lo jangan macem-macem ya, kalau sampai lo berani macem-macem. Gue bakalan teriak!" ancam mila mulai takut.
Namun kevin tidak berucap. Ia malah diam. Memandang badannya sendiri yang sudah bertelanjang dada karna kaos merahnya ia lepas tadi.
Ia kemudian mengalihkan pandangannya. Menatap mila dan melirik kedua tangan mila yang diletakkan didepan dada itu."Gue bilang LO jangan macam-macam!!" mila kembali berteriak. Ia semakin ketakutan. Selimut kecil didekatnya ia raih dan ia gunakan untuk menutupi badannya yang sebenarnya masih berpakaian sangat lengkap.
Kevin lagi-lagi malah diam. Memandangi tubuh mila dari atas hingga bawah. Ludahnya ia telan kasar.
"Ko gue jadi kayak gini sih? Tubuhnya mendadak seksi banget dimata gue. Wajahnya juga cantik. Aaarrggh!! Apaan sih? Gak-gak! Gue gak boleh ngapa-ngapain tuh cewek stres! Enggak!!" batinnya seolah ingin sekali membuang fikiran negatif didalam kepalanya. Fikiran kevin rupanya mulai kacau. Entah karna apa, karna ia sendiri tidak tahu."Buat istrimu sesegera mungkin hamil kevin.
Papah akan membiarkanmu kembali berkuliah jika kamu sudah bisa memberikan papah cucu.
Kamu dan mila kelak bisa kembali beraktifitas seperti biasanya. Kalian bisa berkuliah lagi, mengejar impian kalian juga. Biar nanti papah dan mamah juga kedua orang tua mila yang akan merawat anak kalian..""Benar kevin. Secepatnya buat putri kesayangan papah hamil. Buat istrimu itu hamil. Kamu tidak perlu enggan dan ragu untuk menyentuhnya. Dia istrimu, dia sudah menjadi istri yang sah untukmu. Jadi jangan ragu lagi. Lakukan, dan berikan kita yang terbaik. Papah dan papahmu sangat menunggu buah cinta kalian nanti."
"Mamah sama mamahnya mila juga sudah menunggu vin Cepat berikan kita cucu yah? Anak kamu dan mila pasti akan sangat lucu. Mamah sudah tidak sabar kevin.."
"Haha benar mba, saya juga sudah tidak sabar ingin menggendong anaknya kevin dan mila nanti.."
"GLEK!!"
Tiba-tiba kevin kembali menelan ludahnya. Fkirannya benar-benar semakin kacau. Keringan dingin pun mulai keluar dari keningnya. Ucapan demi ucapan yang didengarnya sore tadi seolah terus terngiang dibenaknya. Otaknya seolah tidak bisa berfikir dengan jernih lagi.
"Buat mila secepatnya hamil kevin.
Seorang perempuan itu pasti akan langsung luluh hatinya jika didalam rahimnya sudah hadir benih dari cinta kalian.
Mila nantinya akan luluh. Jangan takut untuk mewujudkan impian papah. Pejamkan matamu, lalu lakukan dengan lembut..""Ayo lakukan.. Tidak perlu takut. Ini bukan sebuah dosa besar karna kalian sudah resmi dan sah sebagai suami istri.."
Kevin mulai beranjak turun dari tempat tidurnya. Kedua bola matanya menatap mila tajam. Ia seolah merasa ada yang terus menyuruhnya agar membujuk mila. Dirinya pun sudah dikuasai oleh nafsu yang ia sendiri tidak tahu kenapa bisa menjadi seperti itu.
"Kevin, e..elo mau ngapain?" mila bertanya takut.
Kevin tidak menjawab. Ia terus melangkah dan melangkah. Mendekali mila tanpa mengedipkan matanya.
"E..elo jangan macam-macam.
G..gue gak mau kalau sampai lo berbuat yang macam-macam.. G..gue gak akan maafin lo kalau sampai lo apa-apain gue.
S..seumur hidup, gue gak akan maafin lo!" mila mengancam diiringi rasa takut. Sebenarnya tubuhnya sendiri terasa panas dan gerah. Entah karna apa, tapi sepertinya memang ada yang tidak beres dengan kedua insan ini."AAARRGGHH!! Enggak kevin enggak!!
Lo gak boleh kayak gini, ini hanya akan mempersulit hidup lo sendiri, jadi jangan pernah lakuin hal itu, JANGAN!!" kevin berteriak dalam hati. Ia menjambak rambutnya dan menghentikan aksinya yang hampir saja tidak bisa ia kendalikan itu."T..tapi.. Hidup gue bisa terbebas kayak dulu lagi kalau bisa buat cewek stres itu hamil dan kasih papah sama papah cucu. Setelah anak itu lahir, gue bisa kuliah lagi, nerusin impian dan cita-cita gue. J..jadi...?"
Kevin kembali memandang mila lekat. Otaknya sudah mengalami kekosletan. Mungkin ada beberapa kabel syaraf diotaknya yang terbelit dan putus, makanya ia menjadi seperti ini(?)
"Sumpah demi apapun, kalau sampai terjadi apa-apa sama gue. Gue gak akan pernah maafin lo! Seumur hidup gue, dan sampai kapan pun!!" mila membatin penuh emosi dan rasa takut akan sikap kevin yang dilihatnya aneh dan menakutkan itu.
**
"Ko papah dari tadi senyam-senyum terus?" Casma menoleh bingung akan sikap suaminya itu."Tidak mah.. Papah hanya sedang membayangkan lucunya cucu kita saja.."Haris tersenyum lebar.
"Cucu?" Casma mengerutkan keningnya bingung.
"Benar mah cucu. Tidak lama lagi kevin dan mila pasti akan memberi kita cucu. Papah sangat yakin itu.." jelas Haris kembali tersenyum lebar.
Casma hanya diam. Ia masih bingung terhadap ucapan suaminya yang entah kenapa bisa seyakin itu. Padahal ia sendiri tidak begitu yakin kalau kevin dan mila bisa secepatnya memberi mereka cucu.
"Obat itu pasti sudah bereaksi..
Aku sengaja mencampurkan obat itu pada minuman mila dan kevin tadi. Dengan minuman itu, cucuku tak lama lagi pasti akan hadir.. Haha aku sangat yakin itu.." Haris membatin penuh keyakinan dan rasa senang. Ia tidak memikirkan kalau obat yang dicampurkannya membuat fikiran kevin justru malah menjadi kacau dan tidak bisa terkontrol. Ayah satu anak ini seolah benar-benar menjadi gila karna keinginan memiliki cucu yang terlalu berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Cinta
RomancePernikahan harus didasarkan atas cinta , namun apa jadinya jika pernikahan kedua insa KEVIN JULIO dan JESSICA MILA ini didasarkan atas perjanjian kedua orang tuanya