Setelah beberapa jam berada dirumah Rafael, rupanya bocah tampan jagoan kecil dari kevin ini mulai mau beradaptasi dengan Rafael dan keluarganya. El juga tampak akrab dengan Arfa. Keduanya kini tengah asik bermain di dalam ruangan kamar Arfa. Bermain dengan puluhan robot-robotan serta jenis mainan lain yang memenuhi seisi kamar Arfa.
"Tau gak, nati Arfa nau bikin istana robot disini. Arfa nau kumpuin duu robot-robotan yan banyak. Tus koeksi bal bih banyak ladi." ujar Arfa tiba-tiba. El menoleh sekilas. Ia mengambil robot-robotan milik Arfa yang tergeletak disampingnya. Menatapnya serta membolak-balikkan robot-robotan berwarna merah hitam itu.
"Yan itu nananya robot metam! Papah beinya jauh diuar negi. Di Indonesia gabakan ada. Dadi hati-hati jan sape lusak." Arfa merebut robot-robotan yang tengah El genggam seolah tidak suka kalau El memegangnya.
"Dilumah El juga banyak lobot-lobotan. Tiap ayah sama bunda pulang, pasti salu bawain mainan lobot-lobotan. Mobil-mobilan juga banyak." El mulai membuka suara. Ia sedikit bercerita tentang mainannya yang tak kalah banyak dari Arfa.
"Tapi teptep aja mainan Arfa ini bih bagus dan mahal. Papah Arfa sau bei yan mahal teus gapenah yan muah. Beinya juda jauh. Jadi mainan puna kamu pasti basa aja." Arfa mulai mengeluarkan jurus tengil dan resenya. El menghembuskan nafasnya sebal. Rasanya ingin sekali ia membanting mainan Arfa dihadapannya itu agar rusak semua.
"Napain lihatin Arfa kaya gitu? Jan biang kao kamu naksil sama Arfa." Arfa berujar ngasal. El mengerucutkan bibirnya semakin sebal.
"El mau bobo aja. El gamau main lagi." El beranjak naik keatas tempat tidur. Ia mengabaikan ucapan Arfa karna selalu saja membuatnya kesal.
"Yaudah tidul aja sana. Tapi awas kao sape kamu nompol. Arfa pakein pempes kamu ntar!" ancam Arfa ngasal.
"El gamukin ngompol. El kan udah besal." sahut El memprotes.
"Ya sapa tau dituh. ya ga ada yan gamukinn.." ceplos Arfa semakin ngasal. Tidak sadarkah dia kalau cara bicaranya saja tidak lebih baik dari El.
"Telselah deh. El gamau libut!" El langsung menutup tubuhnya dengan selimut hingga menutupi bagian wajah.
"Ahaha nambek. Arfa kejain ah ntar.." bibir Arfa tersenyum melebar melihat ekspresi marah El yang lucu. Bocah tampan bergaya tengil itu pun beranjak dan membereskan mainan robot-robotannya. Ia kemudian berjalan keluar dari kamarnya. Entah apa yang akan ia lakukan, namun wajahnya sangat mencurigakan sekali.
**
Berbeda dengan El. Ayah bundanya kini justru tengah asik berduaan. Keduanya sama-sama tengah berbaring diatas tempat tidur. Kevin bersender pada bantal empuk sedangkan mila bersender pada dada bidangnya. Sungguh pemandangan yang cukup membuat heran dan bingung karna keduanya tampak akur tidak seperti biasanya."Janji yah besok jemput El?
Aku gak tega ninggalin dia terus. Apalagi kemarin aku ninggalinnya gitu aja. Kan kasian.." mila berujar manja seraya menyenderkan kepalanya di dada kevin. Tangan kanannya asik memainkan kancing kemeja suaminya itu."Iya mil, Janji besok pagi kita ke Bandung jemput El. Pokoknya kamu gak perlu khawatir yah? Secepatnya pasti aku akan bawa El kesini biar tinggal sama kita." jelas kevin meyakinkan. Ia mengusap puncak kepala mila lalu mengecupnya penuh kasih.
"Aku pegang janji kamu. Aku sayang sama kamu vin.." mila melingkarkan kedua tangannya mendekap erat tubuh kevin. Entah sejak kapan ia menjadi manja dan mau bermesraan seperti ini dengan lelaki dihadapanya.
"Aku juga sayang kamu mil, sayang banget malah.." kevin ikut melingkarkan kedua tangannya dipunggung mila. Mendekapnya seerat mungkin seolah begitu menikmati pelukan hangat dan nyaman dari sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Cinta
RomancePernikahan harus didasarkan atas cinta , namun apa jadinya jika pernikahan kedua insa KEVIN JULIO dan JESSICA MILA ini didasarkan atas perjanjian kedua orang tuanya