perjanjian cinta part 22

6.2K 216 1
                                    

Perempuan cantik ini rupanya tengah berbaring diatas tempat tidurnya. Ia menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut. Guling berwarna putih yang biasa menjadi orang ketiga diantara dirinya dan sang suami pun ia peluk(?). 
Ia tidak mempedulikan perut buncitnya yang sedikit sulit saat memeluk guling tersebut. 
Raut wajahnya sangat kesal, bibirnya pun sedikit ia majukan membentuk kerucut. 

"Udah dong jangan ngambek terus. Masa cuma kayak gitu doang ngambek. Gak seru !" kevin mencoba mendekati mila dan duduk disampingnya. 

"Apaan sih? Udah deh lo keluar aja! Gue udah MALES sama lo!" mila menepis tangan kevin saat hendak menyentuh pundaknya. 
Wajahnya pun ia palingkan tanpa mau melihat wajah suaminya itu. 

"jadi ngambeknya beneran nihh?" 

"Menurut LO?" nada suara mila masih saja ketus. 

Kevin terkekeh. Ia kemudian menaruh duren yang dibawanya diatas meja kaca disamping tempat tidur mila. 
Kevin menarik pinggang mila perlahan agar mau merubah posisinya menjadi telentang dan mau menatap wajahnya. 

"Apaan sih? Lepassin!!" namun mila kembali bersikap ketus. Ia menepis tangan kevin yang menyentuh pinggangnya. 

"Lo gak bisa ngelarang gue buat ngelakuin hal untuk anak gue. Lo masih ingat perjanjian itu kan?" kevin tetap berusaha membalikkan tubuh mila yang berbaring agar mau menatap kearahnya. 

Akhirnya mila pasrah. Ia mengingat perjanjiannya yang dibuat bersama kevin beberapa waktu lalu. 

"Gue bakalan lakuin apapun buat anak gue. 
Lo tau? Gue tuh sangat sayang sama anak ini, jadi apapun pasti akan gue lakuin.." kevin menyentuh perut buncit mila lalu mengecupnya lembut. 

Mila masih saja diam. Ia melihat sikap kevin yang begitu lembut dan sangat membuatnya merasa nyaman. 

"Walaupun anak ini tumbuh karna ketidak sengajaan. Tapi gue sangat sayang sama dia mil. Gimana pun juga dia bisa ada karna gue. Dan didalam tubuhnya nanti tetap mengalir darah gue. 
Jadi gue akan berusaha semampu gue buat bahagiain dia, termasuk..." 

"Termasuk lo mau makan duren...?"mila memotong ucapan kevin. 

Kevin tidak menjawab. Ia malah kembali mengecup perut buncit mila dan mengelusnya perlahan. 

"Gue pengen banget lihat lo makan duren. Sumpan ini bukan keinginan gue, tapi gue emang pengen banget.. 
Kalau lo beneran sayang sama anak ini. Lo pasti bisa dong turutin? 
Cuma makan duren doang, masa lo gak berani?" mila merubah posisinya menjadi duduk bersender diatas tempat tidurnya. 

Kevin menghela nafasnya. Ia melihat wajah mila yang sepertinya sangat berharap penuh. Perut buncit mila pun kembali ia tatap dan dielusnya pelan. 

"Yaudah kalo lo gak mau! Gue mau pergi aja, ngapain gue juga disini! Cuma bikin sakit hati. 
Sakit tau vin, hati gue sakit banget. Cuma disuruh makan duren aja gak mau. Ayah macam apa sih lo? 
Bisanya cuma numbuhin janin didalam perut gue, tapi nyenenginnya gak bisa!" mila menepis kasar tengan kevin. Raut wajahnya tampak kesal. Ia beranjak turun dari tempat tidurnya dan hendak keluar meninggalkan kevin. 

"Oke gue mau." tiba-tiba kevin menarik tangan mila hingga langkah perempuan cantik itu terhenti. 

"Gue mau makan durennya. Tapi itu bukan buat lo. Itu buat anak gue." lanjutnya dengan mata serius menatap mila. 

"Gue udah gak mood.." tiba-tiba mila melepaskan genggaman tangan kevin. Namun kevin kembali meraihnya. 

"Gue gak mau yah kalau anak gue nantinya ileran.." 

"Gue gak peduli!" 

"Mil please.." 

"Hufh, oke. Yaudah sekarang lo abisin durennya. Gue bakalan lihatin disini. Dan ini bukan atas keinginan gue, tapi ANAK lo!" mila menghela nafasnya mencoba bersikap sabar meski hatinya sangat kesal dan sebal. 

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang