perjanjian cinta part 49

4.9K 224 14
                                    

Selepas membersihkan diri dan mengganti semua pakaiannya yang basah akibat tercebur dikolam belakang. Mila kini tampak duduk santai disofa panjang ruang tengah rumah mewah yang menjadi tempat tinggal buah hati kecilnya. 

Pandangannya masih mengingat kejadian beberapa menit lalu, meski layar televisi dihadapannya menyala. Namun tetap saja, yang mila ingat dan fikirkan adalah kejadian dikolam belakang tadi. 

"Ehemm.." 

Tiba-tiba mila menoleh kaget mendengar suara deheman. Kepalanya buru-buru menoleh, satu sosok pria tampan yang masih dicintainya itu muncul tepat dihadapannya. 

"Ko bengong sih? Kamu kenapa, hem?" tanyanya pelan dan terdengar lembut. Sosok yang ternyata kevin itu tersenyum kecil lalu duduk tepat disamping mila. 

Mila menggeleng cepat dan segera menjauhkan posisi duduknya agar menjauh dan menjaga jarak antara dirinya dan kevin. 

"Aku buatin teh hangat nih, kita kan tadi abis basah-basahan pake air kolam. Jadi yaa..takut kamu masuk angin aja. Nih, diminum yah? Biar badannya anget.." tiba-tiba kevin menyodorkan secangkir teh hangat kearah mila. Wajahnya nampak ceria, senyuman pun terus ia sunggingkan dihadapan istri tercintanya itu. 

"Aku gak haus! Udah deh, minum aja sendiri. Aku mau lihat El dulu.." tolak mila sedikit ketus. Ia hendak beranjak dari duduknya. Namun dengan sangat cepat, kevin meraih tangan mila, menghentikan langkah perempuan cantik itu. 

"Kenapa sih? Ko jutek gitu? Katanya masih sayang? Bukannya kalau sayang sama kalungnya, berati sayang juga sama pemberi kalungnya?" ujar kevin menatap wajah mila serius. 

"DEGG!!" 

Mila seolah tidak dapat berbicara mendengar kevin berucap seperti itu. Dirinya masih belum mau juga mengakui kalau ia masih sayang dan masih mencintai kevin. 

"Issh, udah deeh.. Kamu itu gak bakalan bisa bohong lagi. Mata kamu udah bisa jawab itu semua. Kalau masih sayang, kenapa gak jujur aja sih mil? Bukannya kejujuran itu indah ya? Trus nanti kan kita bisa perbaiki lagi rumah tangga kita. Dan perjanjian itu, kita batalin.. Biar kita gak bohongin perasaan masing-masing terus. Beres kan?" kevin berujar enteng. 

Mila menatap mata kevin tajam. Tangan kevin yang menggenggam pergelangannya pun ia hempaskan agar terlepas. 

"Kenapa? Masih mau ngelak juga?" kevin menatap mila balik, namun tatapannya tetap saja meneduhkan. 

"Udah lah vin, kalau kamu berfikiran aku masih sayang kamu hanya karna kalung itu, kamu salah besar. Aku udah gak ada perasaan apapun lagi sama kamu, dan kejadian dikolam tadi, anggap aja gak pernah terjadi. Permisi.." ujar mila menjelaskan. Ia membalikkan tubuhnya dan kembali hendak meninggalkan kevin. 

"Yakin kalung ini udah gak ada artinya? Trus kenapa tadi sampe sepanik itu bahkan kamu nangis cuma karna kalung ini?" 

"DEGG!!" 

Langkah mila kembali terhenti. Lagi-lagi ucapan kevin membuat dirinya takut kalau kevin mengetahui semua perasaannya. 

"Usia kalung ini udah lebih dari empat tahun, tapi kamu masih menyimpan kalung ini dengan baik. Apa kamu masih mengelak juga, hem?" kevin berjalan mendekat kearah mila. Ia berdiri dibelakang mila dan bersiap memakaikan kalung ditangannya itu agar terpasang dileher putih mila. 

"K...kevin.." mila mengelak saat kevin menyingkirkan helaian rambut panjangnya yang terurai. 

"Aku pakein yah?.." kevin berbisik pelan. Mila sampai bergidik geli karna kevin meniup bagian belakang lehernya. 

"Huumm... Aroma parfumnya masih tetap yang dulu. Aku suka banget sama aroma ini mil. Wangi dan bikin aku pingin selalu dekat sama kamu..huumm." kevin menghirup aroma wangi parfum dileher mila. Ia seolah terbuai akan aroma yang sangat disukai dari istrinya ini. 

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang