perjanjian cinta part 65

5K 235 20
                                    

#kediaman Rafael

Rafael dibuat terkejut luar biasa. Ia tidak menyangka kalau Arfa putra semata wayangnya bisa berbuat senakal itu kepada El.

"Siapa yang ajari Arfa buat nakal sama orang lain?" bidik Rafael menatap Arfa kesal. Arfa yang memang sangat takut terhadap sang papah hanya diam menunduk tanpa mengeluarkan suara.

"Papah gak suka yah Fa kalau Arfa jadi nakal kaya gini. Papah tuh didik dan besarin Arfa dari kecil biar jadi anak yang baik. Bukan jadi anak nakal." jelas Rafael tegas. Arfa lagi-lagi tetap diam. Wajahnya sedikit berkaca melihat kemarahan sang papah yang cukup mengerikan untuknya. Senakal-nakalnya Arfa, disaat Rafael marah, ia pasti akan diam dan diam.

"Kenapa diam? Papah lagi bicara sama Arfa, bukan sama lantai!" Rafael sedikit meninggikan suaranya. Arfa mendonga. Pipinya ternyata sudah basah oleh air mata.

"Nangis? Kalau di nasehatin bisanya nangis. Papah itu gak ngerti sama Arfa. Kenapa Arfa jadi nakal? Apa pernah papah ajarin Arfa biar nakal hem?" Rafael menatap mata Arfa tajam.

"mapin Arfa pah, Papah jan mah-maah teus. Arfa mita maaf, mapin Arfa.." Arfa berujar lirih memandang Rafael.

"Gak usah terlalu keras sama Arfa.
Dia masih kecil Raf.." Indah menyentuh pundak Rafael mencoba menahan emosi suaminya.

"Arfa cuna becanda pah, Arfa ga bemaksud nakal. Arfa mita maaf, mapin Arfa.." jelas Arfa menyesal.

"Sekarang Arfa ke kamar yah? Gak boleh nangis lagi. Biar mamah yang nanti bicara sama papah. Jangan nangis ya sayang? Papah gak bermaksud marah sama Arfa ko, papah cuma pingin Arfa gak nakal aja. Papah pasti maafin Arfa." Indah melangkah mendekati Arfa. Istri kedua dari Rafael itu menyentuh pipi Arfa lembut. Ia memang selalu membela Arfa jika Rafael tengah berusaha tegas pada bocah kecil itu.

"Bianin sama papah, Arfa nesel mah.
Arfa janji ganau nakal ladi. Mapin Arfa.." Arfa berhambur memeluk tubuh Indah. Terlihat sekali kalau ia sangat menyesal telah menakali El dan menjahilinya. Indah tersenyum Ia membalas pelukan Arfa dan mengecupi puncak kepala bocah kecil itu.

"Iya sayang, mamah percaya ko sama Arfa. Yaudah sekarang masuk kamar yah? Mamah mau bicara dulu sebentar sama papah." suruh Indah melepaskan pelukannya. Arfa mengangguk setuju. Bibirnya tersenyum lebar. Beruntung sekali ia bisa memiliki ibu tiri sebaik Indah. Bocah kecil yang cukup aktif itu pun berlari cepat menuju kamarnya. Ia sebenarnya anak yang baik, hanya saja sedikit iseng dan jahil.

"Udah marahnya. Kasian tau, masa anak sendiri di marahin." Indah mendekati Rafael lalu merangkul lengan kekar Rafael.

"Aku gak marah Ndah, aku tuh cuma pingin tegas aja sama Arfa. Dia nakal banget. Masa wajah El dia corat-coret? Itu, beneran keterlaluan Ndah." Rafael menatap Indah dengan rasa kesal saat mengingat kenakalan Arfa. Indah tersenyum. Ia memeluk pinggang suaminya itu penuh kehangatan. Berharap kalau emosi Rafael akan hilang dengan sikapnya ini.

"Arfa masih kecil, dia belum terlalu faham Raf. Aku yakin ko Arfa itu pasti gak bermaksud nakal, ia cuma iseng aja. Jangan di marahin lagi yah? Gak tega lihat dia ketakutan kaya tadi."

"Biar dianya faham. Aku lakuin ini juga biar dia jadi anak yang baik. Aku didik dia dan besarin dia dari dia bayi Ndah, dan aku besarinnya sendiri tanpa di dampingi mamahnya Arfa. Aku luapin semua kasih sayang aku sepenuh mungkin buat Arfa, berharap kalau dia gak akan kekurangan kasih sayang. Jadi aku gak mau kalau Arfa nantinya jadi anak nakal. Aku pingin dia jadi anak yang baik dan penurut. Itu keinginan aku Ndah.." Rafael menatap lekat mata bening Indah. Ucapannya sungguh-sungguh dari hati. Ia memang sosok ayah yang hebat dan luar biasa.

"Tapi kamu sekarang gak sendiri. Aku akan bantu kamu buat didik dan besarin Arfa. Aku sayang sama Arfa Raf, dia itu anak yang baik, lucu, tapi sedikit konyol. Pokoknya aku sayang banget sama Arfa." Indah melingkarkan kedua tangannya dipinggang Rafael. Ia menyenderkan kepalanya di dada bidang Rafael yang selalu bisa membuatnya nyaman. Rafael tersenyum. Ia beruntung memiliki istri seperti Indah. Walau Arfa bukan anak kandung Indah, namun Indah dapat menerima Arfa layaknya anak kandungnya sendiri.



Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang