Wajah perempuan cantik yang tengah berbadan dua ini terlihat begitu lesu. Ia duduk disofa panjang diruang tengah rumahnya. Tangan halusnya mengelus perut buncit yang tengah tumbuh calon bayi pertamanya.
Ekspresi wajahnya terlihat sedih. Rupanya rujak yang diinginkannya tidak bisa ia dapatkan. Makanya wajahnya nampak sedih seperti ini."Udah dong, masa cuma gara-gara rujak doang lo nangis kaya gini? Cemen banget sih lo! Entar bisa-bisa anak gue jadi cemen juga lagi.." ujar kevin yang langsung duduk disamping mila istri yang disayanginya secara diam-diam.
"Gue tuh gak nangis tau! Udah deh lo gak usah ganggu gue." ketus mila beranjak dan hendak pergi dari hadapan kevin.
"Hufh, marah-marah mulu. Gue udah keliling komples tadi buat cari tukang rujaknya. Tapi gak ketemu juga, gak usah ngambek segala! Dasar cewek aneh!" gerutu kevin sebal.
"Kalau gue aneh, ngapain lo mau nikahin gue?" mila menghentikan langkahnya. Berbalik menatap kevin dengan nada sewot.
"Ya namanya juga kita nikah paksa. Gue gak tau apa-apa!"
"Trus kenapa elo gak nolak?" mila semakin mendekat menatap kesal suaminya ini.
"Y..ya mana bisa gue nolak! Orang situasinya aja gak memungkinkan." ujar kevin
"Gak memungkinkan! Bilang aja kalo lo emang suka sama gue, makanya lo mau iya kan?" cerocos mila lebih mendekatkan lagi wajahnya.
Kevin semakin kaku. Ia terlihat gugup. Namun tak lama ia langsung beranjak dan mendorong mila hingga mila lah yang menjadi duduk disofa empuk yang didudukinya tadi.
"Emangnya kalau gue suka sama lo kenapa?
Lo mau nolak?" ujarnya menatap wajah mila serius."DEGG!!"
Jantung mila seolah berhenti berdetak. Ia tidak menyangka kalau kevin bisa berucap seperti itu. Wajah kevin yang sangat dekat dengan wajahnya ia tatap dengan sedikit rasa takut dan gugup.
"Gue bukan cuma suka sama lo mil, tapi gue udah sayang sama lo.." kevin berbisik pelan.
"T..tapi G..gue?" mila tidak mampu meneruskan ucapannya. Ia merasakan sentuhan yang begitu lembut diatas perut buncitnya.
"Jujur baru kali ini gue ngerasain yang namanya rasa suka. Rasa yang bikin gue gila sendiri karenanya.
Gue sayang lo mil, gue rasa gue juga udah cinta sama lo.." kevin membatin tanpa menghentikan tangannya yang terus mengelus perut buncit mila. Satu kecupan pun didaratkannya diatas perut besar istrinya."Vin? E..elo?" mila menyentuh kepala kevin yang sangat dekat dengan perutnya.
Gerakan bayi didalam rahimnnya pun tiba-tiba terasa."Bayinya langsung nendang-nendang.." kevin terlihat antusias merasakan pergerakan bayinya dengan sentuhan tangannya yang ditaruh diatas perut mila.
"Sshh.. Vin, b..bayinyaa.." mila sedikit merintih merasakan gerakan didalam perutnya.
"Sakit yah?" kevin mendongakan wajahnya.
Mila menggeleng pelan seraya membenarkan posisi duduknya.
"Kayaknya dia nagih rujak yang belum gue dapat." fikir kevin menerka. "G..gue keluar dulu deh ya? Buat cari rujak yang lo mau tadi.." lanjutnya lalu hendak beranjak dan berdiri dihadapan mila.
"Gak usah. G..gue udah gak mau makan rujak." tolak mila pelan.
"Gak papa, gue cari dulu yah?
Gue gak mau kalau nanti anak gue sampe ileran. Pokoknya gue cari rujak dulu.""T..tapi vin?"
"MUACH! Ayah cari rujaknya dulu.
Kamu jangan nakal, ayah pasti beliin rujaknya." kevin mengecup perut besar mila lalu segera pergi dari hadapan mila.Mila hanya menatap bingung sikap kevin yang mendadak menjadi baik dan penyayang seperti ini.
"Ko dia jadi kayak gitu yah?
Ayah kamu abis kesambet dimana?
Tumben dia gak marah-marah?
Apa jangan-jangan dia beneran suka dan sayang sama bunda?" mila tampak berfikir dan menerka-nerka sendiri."Tapi jujur bunda emang ngerasa ada hal aneh pada diri bunda. Rasanya tadi bunda gak mau lepas dari ayah kamu.
Apa bunda juga udah sayang sama dia?
T..tapi gak mungkin?""Issh enggak deh. Apaan coba? Perjanjian tetep perjanjian, pokoknya gue gak boleh langgar perjanjian itu. Sama aja gue ngejilat ludah gue sendiri. Apalagi kevin sempet nulis hukuman juga lagi diatas kertas perjanjian itu.
Gak, gue gak mau kalau sampai kena denda atau diskualifikasi. Enak aja! Bisa enak di dia dan enek di gue entar.." gerutunya mencoba membuang jauh-jauh perasaan yang berkecamuk didalam hatinya. Terlebih saat mengingat perjanjiannya beberapa bulan yang lalu bersama kevin."Kalau diantara kita ada yang saling suka bahkan sayang.
Berati harus siap-siap menerima hukuman. Dan gue GAK AKAN pernah yah suka sama lo!
Jadi gue yakin pasti elo yang akan duluan suka sama gue..""PEDE LO! Siapa juga yang suka sama lo, issh amit-amit!"
"Hukumannya harus jadi orang baik dan sayang sama anak ini juga orang tuanya. Berati kalau elo yang kena, lo harus benar-benar sayang sama anak ini juga gue, dan elo juga harus berlaku baik sama gue. Jadi istri yang baik dan nurutin semua keinginan gue."
"Huek! Gak akan yah! Gue gak akan mungkin suka sama lo!"
"Oh ya? Kita lihat saja nanti..
Apa lo bakalan patuhi semua peraturan diatas kertas perjanjian ini? Atau bakalan ngelanggarnya, kita lihat nanti..""Gue masih punya dika sama alex. Jadi lo JANGAN terlalu berharap lebih apalagi kePEDE-an!!" jelas mila menekan kata-katanya.
Kevin hanya terkekeh menahan tawa melihat ekspresi wajah mila yang menurutnya sangat lucu.
"Lihat aja entar.." kevin tersenyum yakin penuh arti. Ia kemudian mengelus perut mila yang kala itu masih datar, lalu mendaratkan satu kecupan diatasnya.
Mila kembali mengingat semua itu. Bagaimana mungkin kalau ia benar-benar menyukai kevin. Lalu bagaimana dengan perjanjiannya itu? Perjanjian konyol yang sangat tidak masuk akal juga sebenarnya tidak penting.
"Gue gak mau kalau nanti harus ngerelain karir gue.
Gue gak mau jadi ibu rumah tangga yang bisanya cuma diem dirumah, ngurusin anak dan dapur.
Issh GAK MAU!!
Gue mau jadi pengusaha sukses, jadi jangan harap ya vin, lo bisa ngambil apa yang gue mau apalagi mencegah gue buat jadi pengusaha setelah anak ini lahir nanti. GAK AKAN!" tegas mila tampak emosi dan yakin akan ucapannyaJangan lupa vote dan juga follow ig aku nurainundwi_
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Cinta
RomancePernikahan harus didasarkan atas cinta , namun apa jadinya jika pernikahan kedua insa KEVIN JULIO dan JESSICA MILA ini didasarkan atas perjanjian kedua orang tuanya