perjanjian cinta part 42

4.9K 173 9
                                    

** 
Setibanya dipusat perbelanjaan yang sangat luas ini. Kevin, mila beserta jagoan kecilnya pun masuk dan mulai memilih-milih apa yang akan dibelinya disana. Mila asik pada sebuah toko pakaian yang terpajang banyak sekali baju-baju yang disukainya. Sementara kevin menggendong El sambil membuntuti mila dari belakang. 

"Vin, yang ini bagus gak? 
Perut aku kan udah gak buncit lagi, jadi boleh dong pake baju-baju yang kaya gini lagi.." mila menunjuk dress biru yang terlihat sangat pas ditubuh rampingnya. 

Kevin tidak menghiraukan. Ia rupanya tidak mendengar apa yang diucapkan oleh sang istri. Dirinya justru malah asik dengan hp hitam yang digenggamnya. 

"Mvinn.. Uh buunn.." tiba-tiba El menepuk tangannya hp kevin hampir saja terjatuh akibat tepukan tersebut. 

"Heh? Ko El manggil ayah mvin lagi sih? Gak boleh sayang.. Itu namanya gak sopan. Gak boleh yah?" kevin menasehati jagoan kecilnya pelan. 

"Oehh.. Mvinn.. Oeh?" El menatap kevib dengan ekspresi polosnya. 

"Iya gak boleh. Panggilnya ayah, jangan mvin. Harus a-yah. Faham?" jelas kevin. El mengangguk dan mengulang kata terakhir yang kevin ucapkan. 

"Yah.. A-yah.." ujarnya begitu terdengar lucu. 

Kevin terkekeh. Rambut El diacaknya pelan, pipi cubby bocah tampan itu pun dikecupnya lembut. Sangat lucu sekali jagoan kecil kesayangannya ini. 

"Bundanya lagi ngeborong. 
Biarin aja dia sendiri. El sama ayah, kita cari mainan yang bagus yuk? 
Sekalian bantuin ayah cari sesuatu buat bunda. Biar bundanya makin sayang sama ayah. Yuk sayang? Come on.." kevin beranjak memutar badannya. Ia melangkah menuju toko-toko lain dan meninggalkan mila begitu saja. 

El hanya mengangguk setuju. Ia begitu antusias saat kevin berlari kecil mengendap membawanya menuju tempat lain dan jauh dari sang bunda. 

"Uhh ini batiknya bagus banget. Kayaknya buat kevin pas deh, tapi ada yang buat ceweknya gak yah? Biar samaan gitu. Kalau perlu sama El juga. Biar sekalian kompakkan nanti kalau dipakenya. Hihi pasti lucu.." bibir mila tersenyum saat mengambil kemeja bercorak batik yang sangat simple namun bagus. Matanya terpikat saat melihat baju yang pas ditubuh suaminya itu. 

"Hihi ganteng banget kevin kalau pake baju ini. cuma pake kaos aja udah cakep, apalagi pake ini. 
Hummb pasti lebih cakep lagi.. 
Ahaha baru kali ini loh vin aku muji-muji kamu. Itu pun karna kita udah damai, kalo enggak sih males banget. Mana mau aku. Ahaha." mila tersenyum dan tertawa sendiri membayangkan kevin mengenakan baju yang dipegangnya. Wajah tampan suaminya itu pun terus terbayang, apalagi senyuman khas kevin yang selalu membuat mila tertegun karenanya. 

Mila mencari-cari pakaian yang lain untuknya juga El. Ia tidak menyadari kalau kevin dan jagoan kecilnya tidak bersamanya lagi. Mungkin terlalu asyik hingga tidak menyadari semua itu. 

** 
Kevin berdiri disebuah tempat dimana berbagai jenis mainan terpajang rapi disana. Bocah tampan yang digendongnya menunjuk terus toko tersebut. Padahal apa yang dicarinya sejak tadi belum ia temukan juga. 

"Mainan lagi?" kevin menatap tidak percaya wajah jagoan kecilnya. 

"Mvinn yahh mbimm.." El berujar polos. Tangan mungilnya menunjuk agar kevin membawanya masuk kedalam toko mainan tersebut. 

"Hufhh.. Kado kamu dirumah aja belum ayah buka semua loh, masa mau beli mainan lagi?" kevin menghela nafasnya. Tubuh mungil El diturunkan dari gendongannya. Bocah tampan itu langsung berlari sempoyongan dengan langkah kecilnya. Hampir saja dirinya terjatuh karna El memang belum terlalu lancar berjalan. 

"Duh-duuh.. Awas jalannya hati-hati. Kalau kamu jatuh ayah bisa kena kartu merah nanti sama bunda kamu. Hati-hati sayang.." kevin berlari kecil megejar jagoan kecilnya. Ia tidak mau El sampai kenapa-napa. Jadi mau tidak mau ia harus membuntuti kemana bocah kecil tersebut mengajaknya. 

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang