perjanjian cinta part 18

6.5K 224 2
                                    

Cukup lama berada dalam dekapan kevin. Akhirnya mila mulai tersadar, ia baru menyadari kalau lelaki yang tengah memeluknya itu adalah orang yang sangat dibencinya. 
Maka, tanpa fikir panjang lagi, mila langsung mendorong tubuh kevin agar melepaskan pelukannya. 

"Lo gak usah cari-cari kesempatan deh! Gak usah meluk-meluk gue segala!" ucapnya ketus. 

"Tadi diem. Sekarang udah kumat lagi. 
Hufh gue jadi makin gak ngerti sama nih cewek." kevin membuang nafasnya seraya menjauhkan dirinya dari mila. 

Mila kembali diam. Ia memalingkan wajahnya tanpa mau melihat kevin. 
Perutnya yang mulai terlihat membuncit itu dipandangnya penuh kebencian. 

"Ini semua gara-gara lo! 
Lo pasti seneng kan lihat gue menderita kayak gini? 
IYA KAN? 
Lo pasti bahagia lihat gue kayak gini! 
Lo tuh sama aja tau gak kayak ayah lo! Sama-sama bikin gue GILA! Arrghhh!! Hiks.." tiba-tiba mila memarahi dan memukul perutnya sendiri seperti orang frustasi. 

Kevin melotot kaget. Ia segera berlari menghampiri mila dan menghentikan aksi gila istrinya itu. 

"Heh! Lo apa-apaan sih? 
Lo udah Gila? 
Lo jangan sakitin anak gue yah! 
Lo gak bisa kayak gini. Dia tuh gak salah tau gak! Jadi lo jangan pernah sakitin dia!" jelas kevin sedikit emosi. 

Mila menghentikan aksinya. Kepalanya menunduk dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya. 

"Gue benci elo vin.. 
Gue benci elo.. Hiks." lirihnya tertunduk lemas.

"Gue tau lo benci sama gue mil. 
Tapi lo gak perlu ngeluapin semuanya sama anak ini. 
Dia gak salah. Kalau lo benci sama gue, lo bisa marahin gue, lo boleh caci maki gue, bahkan pukul gue. Tapi jangan sakitin anak kita sendiri. 
Dia gak tau apa-apa. Dia juga gak ngerti apa-apa. 
Jangan pernah sakitin dia mil. 
Bagaimana pun juga dia tuh calon anak gue, anak kita.." kevin berujar pelan menasehati mila. 

Namun mila sama sekali tidak membalas ucapannya. Ia masih saja tertunduk diam tanpa mau menatap wajah kevin. 

"Oke. Yaudah, gimana kalau kita pergi keluar sekarang? 
Lo mau gue adil kan terhadap perjanjian itu? 
Kalau gue keluar rumah, lo mau keluar juga kan? 
Kita keluar sekarang. 
Gue yakin lo butuh refreshing. Ayo? Sekalian kita makan siang, lo belum makan kan, hem?" kevin meraih pundak mila dan memegangnya. Berbicara dengan sangat hati-hati agar mila tidak marah dan emosi lagi padanya. 

"Gue mau pergi. Tapi gimana sama ini vin? 
Perut gue udah gede. Gue malu, gue gak mau kalau nanti orang lain tau kalau gue lagi hamil.
Gue gak mau kevin.." mila menggeleng takut menunjuk perut buncitnya. 

Memang selama beberapa bulan ini, tidak ada yang tahu tentang kehamilan dan pernikahan mila , Sahabat dekat atau sahabat dikampusnya pun tidak ada yang tahu. 
Yang mengetahui tentang semua ini hanyalah keluarga kevin dan mila saja, itu pun tidak banyak yang tahu, karna memang dari awal mila dan kevin belum siap untuk semua ini. 

Kevim tersenyum. Ia tiba-tiba melepas jaket merah yang tengah dipakainya. 

"Nih, pake jaket gue. 
Perutnya pasti gak akan terlalu kelihatan. Dan lo gak perlu takut atau malu" ujarnya lembut seraya mengaitkan jaket merah miliknya itu pada punggung mila. 

Mila mencoba memakaikannya. Perut buncitnya memang sedikit tertutupi dengan jaket merah tersebut. 
Bibirnya tersenyum kecil sesaat setelah melihat tubuhnya yang tidak terlalu kelihatan seperti wanita hamil akibat jaket tersebut. 

"Gimana, hem? 
Jadi pergi sekarang gak?" tanya kevin pelan. Ia terlihat tidak seperti kevin biasanya yang selalu membuat mila kesal dan menyebalkan. 

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang