perjanjian cinta part 45

5.4K 225 24
                                    

3 Tahun Kemudian... 

**
Sebuah ruangan khusus berbentuk persegi bernuansa putih cerah. 
Nampak sosok perempuan cantik tengah duduk menyender diatas kursi besarnya. Pandangan matanya begitu serius menatap layar laptop dihadapannya. Jemari putihnya pun begitu lihai bermain diatas keyboard laptop kesayangannya itu. 

"Yes! Saham perusahaan ini udah mulai naik lagi. Aaaaa!! Ini berkat kerjasama dengan perusahaan besar itu. Uhh untungnya dia mau bantuin perusahaan ini. Kalo enggak, gak tau deh gimana nasib perusahaan yang selalu dibanggakan sama almarhum papah ini. Mungkin udah gulung tikar gara-gara gue gak bisa ngurusinnya. Hufh.. Maafin mila pah.. Mila belum bisa jaga amanah dari papah.." 

Tarikan nafas panjang serta hempasan tubuh ramping perempuan cantik yang tengah meniti karirnya didunia bisnis ini terdengar lirih. 
Ia memandang langit-langit ruangan pribadinya yang menjadi ruangan favoritnya itu. Sebuah bayangan masa lalu pun kembali terekam. Kejadian serta kenyataan pahit yang memilukan teringat kembali dimemori ingatannya. 

#flasback

"Papah sekarang udah gak ada mil. 
Papah kamu juga papah aku. Mereka udah pergi. Pergi untuk selamanya.. 
Mereka udah ninggalin kita. 
M..mereka.." 

"Hiks, enggak. Gak mungkin vin, gak mungkinn.. Itu pasti bukan papah! Itu pasti bukan papah aku. Papah gak mungkin naik pesawat itu. Gak mungkin vin..hiks." 

Tubuh mila seketika melemas. Ia mendapati kabar buruk serta menyakitkan untuk dirinya. Dadanya sesak, nafasnya seolah tidak dapat diaturnya lagi. Bulir bening air mata pun langsung tumpah membasahi kedua pipinya saat mendapat kabar kalau Stev sang papah telah tiada akibat kecelakaan pesawat terbang. 

"Brukk!!" 

"Mila!!" 

Kevin langsung menahan tubuh mila yang langsung ambruk tak sadarkan diri. Mungkin kenyataan pahit ini sangat sulit untuk diterimanya. Terlebih satu tahun lalu ia sudah ditinggalkan oleh sosok mamah yang selalu ada untuknya. Dan kini ia harus ditinggalkan oleh sang papah. Mila benar-benar terpuruk akan hal tersebut. 

"Sekarang aku dan kamu udah gak punya siapa-siapa lagi. Saat mamah aku pergi, dia minta agar aku terus ada disamping kamu. Jagain kamu, dan besarin El bareng-bareng. 
Dia minta itu sama aku disaat ajal hendak menjemputnya. Dan papah kita juga selalu bilang kalau kita gak boleh sampai berpisah. Kita harapan mereka satu-satunya. Kita impian mereka mil, dan sekarang..?" 

"Cukup vin.. 
Aku gak mau bahas itu lagi. 
Jangan harap dengan kejadian ini kamu bisa lebih seenaknya lagi sama aku. Gak akan vin, aku gak akan pernah biarin itu terjadi. Kita tetap dengan perjanjian awal kita. Gak ada yang bisa merubahnya termasuk kedua orang tua kita yang udah pergi sekalipun. Gak ada vin!" 

Kevin langsung terdiam. Entah harus dengan cara apalagi ia meyakinkan istrinya itu agar tidak bersikap egois terus menerus. Apalagi kini kedua orang tuanya Casma juga Harison telah tiada. Begitu pun kedua orang tua mila, Femmy dan Stev. Semuanya telah tiada akibat kecelakaan maut yang tidak pernah terduga itu. 

"Lalu bagaimana sama El mil? 
Apa kita tetap tega tinggalin dia di Bandung? Siapa yang akan ngurusin dia? Siapa yang akan rawat dia nanti?" kevin menatap nanar wajah mila dengan mata berkaca. 

"El udah besar. Usia dia udah tiga tahun. Aku rasa dia bisa hidup tanpa kita. Dan aku akan sewa pengasuh buat ngurusin dia. Jadi kamu jangan pernah berharap yang macam-macam terhadap aku. JANGAN PERNAH!" tegas mila menatap kevin tajam penuh kedengkian. 

"DEGG!!" 

Jantung kevin seolah berhenti berdetak. Tubuhnya kaku dan sulit untuk ia gerakkan. Dua sungai kecil tanpa terasa sudah mengalir keluar dari sudut mata beningnya. 

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang