perjanjian cinta part 53

5K 235 15
                                    

Sosok bocah tampan jagoan kesayangan kevin dan mila terlihat begitu asik. Ia berdiri didepan balkon kamarnya yang terletak dilantai atas. Wajahnya tampak ceria. Bibir mungilnya tak henti tersenyum. Pandangannya pun sangat fokus melihat kearah bawah, tepatnya kearah rumah Arfa bocah kecil yang seumuran dengannya.

"Yeeeeee GOOAAL!!! Ahaha papah kalah lagi, baati Arfa yang menang.. Yeyeyeyeee!!" Arfa bersorak senang. Ia berlari kecil dengan gaya khasnya karna berhasil menjebol gawang yang dijaga sang papah. Rafael sendiri pura-pura memasang wajah lemas akan kekalahannya. Ia mengambil bola putih yang tadi Arfa tendang kearahnya.

"Ya ampuun.. Jagoan mamah kayaknya seneng banget nih bisa kalahin papah..? Tapi makan dulu ya sayang? Main bolanya sambil makan, nihh amm dulu?" Tiba-tiba Arfa menoleh mendapati sosok Indah sang mamah datang menghampirinya. Indah membawakan Arfa makanan karna pagi tadi Arfa memang susah untuk disuruh makan. Arfa dengan langkah kecilnya berlari kearah sang mamah. Ia dengan semangat membuka mulutnya menyambut sesendok nasi serta ayam goreng kesukaannya yang Indah sodorkan padanya.

"Ummm pinter banget cih anak mamah.." Indah mengacak rambut hitam Arfa pelan. Bocah kecil itu kembali berlari menghampiri sang papah untuk meneruskan bermain bolanya. Rafael sendiri hanya tersenyum kagum memandang sang istri. Betapa bahagianya ia bisa memiliki istri seperti Indah. Meski statusnya sudah memiliki satu orang anak. Namun Indah mau menerimanya dan tetap mau menikah dengannya.

"Papahnya enggak disuapin juga nih mah?" Rafael melirik Indah dengan senyuman manisnya.

"Ahaha apaan sih Raf? Masa mau disuapin juga kaya Arfa? Emangnya gak malu, hem?" Indah malah terkekeh melihat sikap suaminya yang sedikit ingin bermanja padanya ini.

"Yaaa kan siapa tau gitu istri aku ini mau nyuapin suaminya juga, hemm?" Rafael berjalan mendekati Indah. Matanya sesekali ia kedipkan. Tingkahnya sangat lucu. Sedikit genit dan mengundang tawa.

"Mah, Arfa suapin lagi. Papah gausah, baal Arfa aja maah.. Kan Arfa bum makan.." Suara bocah kecil ini kembali terdengar. Indah lagi-lagi dibuat terkekeh. Ekspresi wajah Rafael langsung berubah menjadi semakin lucu.

"Tuh ya, kalo anaknya aja disuapin lagi. Tapi papahnya enggak. Humm gak adil nihh.." sindir Rafael melirik istri dan jagoan kecilnya yang tengah Indah suapi kembali. Indah lagi-lagi dibuat terkekeh akan sikap lucu Rafael. Ia berjalan mendekati suaminya ini dan berdiri disamping Rafael.

"Emangnya mau banget yah disuapin sama istrinya?" tanya Indah polos.

"Iya, mau banget sayang.." Rafael mengangguk antusias.

"Heumm yaudah, nih aku suapin deeh. Dari pada nanti kamunya nangis. Kan gak lucu kalo seorang suami nangis gara-gara gak disuapin istrinya.." Indah menyodorkan sesendok nasi kearah mulut Rafael.
Rafael mengernyitkan kening. Mata sipitnya menatap Indah dengan tatapan bingung.

"Ko diem? Katanya pingin disuapin hem?" ujar Indah menggoda.
Rafael tersenyum jahil. Ia langsung meraih piring makanan yang Indah pegang serta sendok yang juga tengah dipegang oleh istrinya itu.

"Gimana kalo kamu aja yang buka mulutnya? Nanti aku suapin dehh...."

"Aaaa Rafa gamau!! Gak mau Raaf..." Indah buru-buru menutup mulutnya. Rafael tersenyum jahil. Ia mendekat kearah Indah dan tetap melakukan aksinya untuk menyuapi sang istri.

"Ayo buka? Atau aku yang bakal buka paksa nantinya?" Rafael mengancam. Indah menggeleng dengan mulut yang tetap ia tutupi dengan telapak tangannya. Rafael melirik kearah kiri dan kanan. Ia melihat Arfa jagoan kecilnya tengah asik sendiri menendang-nendang bola kearah tembok garasi depan rumahnya.

"Kayaknya situasi aman.." pikirnya lagi-lagi menyunggingkan senyuman jahil.

"Raaf jangan macem-macem deh.. Ini diluar rumah lohh.." wajah Indah seketika menjadi cemas dan takut.

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang