perjanjian cinta part 32

5.6K 198 13
                                    

Satu Minggu kemudian.. 

Hari ini adalah hari yang sudah lama dinantikan oleh mila maupun kevin. 
Hari, dimana akan menjadi awal semua hal baik yang dulu pernah tertunda hampir satu tahun lamanya. 
Hal, dimana kevin dan mila akan kembali melakukan aktifitas biasanya sebagai seorang mahasiswa. Bukan menjadi pasangan suami-istri yang sampai sekarang pun belum juga bisa akur. 
Mungkin setelah hari ini, kedepannya kevin dan mila akan benar-benar meninggalkan El. 
Bayi tampan itu harus direlakannya tinggal bersama sang oma demi cita-cita juga keinginan besarnya, dan tentu karna perjanjian yang pernah mereka buat. 

Mila sedari tadi sibuk mengemasi beberapa pakaiannya. Ia asik berkutat sendiri didalam kamarnya. Sudah hampir satu minggu ini ia jarang terlihat akur dengan kevin. Apalagi semenjak kejadian malam dimana kevin mencium bibirnya dalam posisi tidur. 
Itu kejadian yang tidak terlupakan, bahkan mila sampai marah besar.

"Lo beneran bakalan ke Jakarta besok mil?" tiba-tiba terdengar suara kevin yang keluar dari balik pintu kamarnya. 

"Menurut lo?" mila hanya menoleh sekilas. Tangannya pun kembali asik mengemasi pakaiannya yang dimasukkan kedalam koper berukuran cukup besar. 

Kevin menarik nafasnya berat. Wajahnya terlihat sedikit bersedih. Mungkin ia tidak rela jika harus berpisah dengan mila dan harus meninggalkan buah hati kecilnya. 
Apalagi satu minggu yang lalu kevin pernah mengutarakan isi hati juga perasaanya terhadap mila. Meski akhirnya hanya dibalas dengan gertakan, ocehan dan dumelan. Bahkan mila sampai menolak kevin mentah-mentah dan marah hingga saat ini. 

"Apa lo yakin bisa jauh dari El nantinya?" kevin kembali bersuara. Nada bicaranya sangat pelan, kedua bola matanya tampak berkaca saat mengingat bayi tampannya yang baru berusia kurang dari 40hari itu. 

"Gue gak pingin disini terus. Gue punya kehidupan yang lebih baik dirumah gue sana. Dikampus gue, dan tentunya dilingkungan biasa gue.
Gue gak mau terus-terusan disini, apalagi harus jadi ibu RUMAH TANGGA seperti harapan lo itu! Sorry yah, itu BUKAN GUE!" jelas mila menatap kevin ketus seraya menekan kata-katanya penuh emosi. 

Kevin hanya diam. Ia kembali mengingat kejadian satu minggu lalu. Mungkin itu memang kesalahannya juga. Kevin terlalu buru-buru dan tidak bisa lebih bersabar menghadapi mila. Makanya mila sampai semarah ini padanya karna kejadian tersebut. 

"Gue beneran sayang lo tau mil. 
Masa cuma karna prinsip gue aja lo langsung sewot kayak gini? 
Kan nanti kita bisa ubah lagi prinsipnya. 
Gue beneran gak bisa kehilangan lo. Gue pengen batalin semuanya dan hidup bahagia sama lo juga El." kevin membatin lirih. Setetes bulir bening hingga tak terasa jatuh membasahi pipinya. 

Kevin berjalan mendekati box bayi El. Disana ia melihat malaikat tampannya tengah tertidur pulas. Wajah yang polos dan masih belum tau apa-apa. 
Kevin tidak bisa membayangkan kalau dirinya akan meninggalkan El demi perjanjian konyolnya itu. 

"Maafin ayah yah.. 
Ayah udah jahat sama El. 
Maafin ayah, ayah juga udah tega sama El. 
Tapi El gak perlu takut, ayah sangat sayang El ko. Sayang banget malah.." lagi-lagi bulir bening air mata keluar membasahi wajah kevin. Ia memandang pilu wajah malaikat kecilnya. Tangan kekarnya pun mencoba mengelus puncak kepala El dan mengecupnya penuh kasih. 

"Ayah bukannya egois. Tapi ayah gak bisa cegah keinginan bunda kamu ini. 
Ayah udah coba bilang sama dia, bahkan ayah pingin batalin semua perjanjiannya. Tapi bunda kamu malah marah-marah. Dia bahkan jadi semakin membenci ayah. 
Ayah gak ngerti sayang. Ayah gak ngerti. 
Kenapa disaat ayah ingin mengulang dan memperbaiki semuanya dari awal, cinta ayah justru malah bertepuk sebelah tangan. 
Maafin ayah yah, sekali lagi maafin ayah.." kevin menempelkan bibirnya cukup lama dikening El. Kecupan hangat itu seolah tak mau ia lepaskan. Ia takut tidak bisa bebas mengecup putranya lagi jika sudah di Jakarta nanti. 

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang