perjanjian cinta part 26

6.3K 223 8
                                    

**
Kevin berada disebuah resto mewah tempat biasanya ia makan atau hanya sekedar minum saja.
Ia duduk dibangku paling pojok dan cukup sunyi karna keadaan masih lumayan pagi.

"GILA! Gue udah capek-capek bikinin nasih goreng, tapi malah dicaci abis-abisan. Dibilang mau ngeracunin lah, mau bunuh dia lah. Gak ngehargain gue banget. Gak tau apa kalau gue bikinnya susah payah. Dasar cewek GILA! Nyesel gue udah bikin nasi goreng buat dia!" kevin tampaknya masih kesal akan kejadian saat dirumah tadi.

"Baru juga gue mau coba buat buka hati gue, tapi malah sakit yang gue dapat.
Lo tuh emang gak bisa bikin hati gue seneng. Istri gak berguna! Bisanya cuma bikin gue kesel dan emosi doang, aarrrghh!!" kevin menjambak rambutnya kesal. Ia seperti orang frustasi, makanan dan jus jeruk yang dipesannya sama sekali tidak ia sentuh. Yang dilakukannya hanya menggerutu dan mendengus kesal akibat apa yang dilakukan mila padanya tadi.

Tiba-tiba kevin merasakan sebuah benda bergetar dari saku celana jeansnya. Ia menoleh dan melihat hpnya yang berdering tanda panggilan masuk.

"Mila? Ngapain lagi tuh cewek gila nelfon. Issshh!! Bikin gue makin emosi aja!" kevin langsung menekan tombol merah. Menolak panggilan masuk dari mila.

"Gue tuh kalau udah benci ya akan benci selamanya.
Dan gue BENCI sama elo mil, SANGAT BENCI!!" batinnya menatap tajam layar hpnya yang kembali berdering namun tetap tidak mau ia angkat, justru malah ditolaknya tanpa mau mengetahui kenapa mila menelfonnya.

Kevin beranjak. Ia mengeluarkan dompet hitamnya lalu mengambil beberapa lembar uang seratus ribu. Menaruhnya diatas meja kemudian berlalu meninggalkan makanan yang sudah ia pesan namun sedikitpun tidak disentuhnya.

Sementara itu..

"Eeeengh.. Maah, kevin mana maah? Errrghh kevin manaa? Engghh..." terlihat mila tengah dibawa menuju ruang bersalin dengan menggunakan ranjang dorong rumah sakit. Sedari tadi ia terus merintih dan menanyakan keberadaan kevin suaminya.

Femmy sang mamah tampak cemas melihat mila yang terus merintih menahan sakit. Sementara Stev justru sibuk sendiri dengan handphonenya karna berusaha menghubungi Harison juga kevin.

"Maah.. Kevin mana? Mila gak mau melahirkan kalau gak ada kevin maah.. Sshh sakit.."

"Kevin lagi ditelfon papah. Nanti pasti langsung kesini. Kamu sabar yah..
Untung aja tadi mamah sama papah kerumah kamu. Kalau tidak mamah gak tau bakalan gimana sama kamu juga calon cucu mamah.
Kevin pasti nanti datang, kamu sabar yahh" Femmy mencoba menenangkan.

Mila pun dibawa keruangan bersalin. Disana ia diperiksa oleh dokter perempuan dibantu oleh seorang suster yang menjadi asistennya. Sedangkan Femmy menunggunya diluar ruangan.

"Cepat kemari! Suruh anakmu kerumah sakit Harison. Cucu kita akan segera lahir.."

"Apa? Cucuku akan segera lahir?
B..bagaimana keadaannya sekarang?"

"Haduuuh kau jangan banyak bertanya. Cepat suruh anakmu itu kemari. Dia sejak tadi sulit untuk dihubungi.
Jangan sampai kevin tidak datang dan menemani putriku melahirkan anak pertamanya.
Aku tidak mau kalau sampai itu terjadi."

"Baik. Y..yasudah. Aku hubungi kevin dan secepatnya kesana. Tunggu saja Stev. Kevin pasti datang, awas saja kalau tidak, akan ku gantung hidup-hidup anak itu!"

"Yasudah. Aku tunggu.."
Stev langsung mematikan sambungan telfonnya. Wajahnya terlihat panik. Ia kembali membuka handphonenya dan mencoba menghubungi istrinya. Entah terlalu panik atau apa, yang pasti tindakannya ini sangat lucu mengundang tawa.

"Mah? Mamah ada dimana? Cepat mamah kesini. Papah ada dirumah sakit mah, mila mau melahirkan. Mamaaah.." tiba-tiba ucapannya terhenti. Ia melihat Femmy sang istri yang melotot menatapnya.

Perjanjian Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang