Call Me Baby

2.5K 195 13
                                    

"Aih, lucu sekali," Ny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aih, lucu sekali," Ny. Im terlihat gemas pada sosok bayi perempuan mungil yang berada di gendongan sang ibu. Wanita paruh baya itu mengambil alih gendongan sang bayi. Diusapnya pipi tembam bayi itu. "Nah, Yoona, coba kau gendong bayi ini," Dengan senyuman lebarnya wanita itu menyerahkan sang bayi pada anak perempuannya. Yoona menggendong bayi mungil itu dengan hati-hati. Entah mengapa ia merasa senang menggendong bayi yang baru kali pertama itu dilihatnya. Mengusap lembut wajah bayi yang tertidur pulas, membuat Yoona tanpa sadar menyunggingkan senyumannya.

"Wah, Yoona terlihat sudah pantas menjadi seorang ibu, ya," kata Ny. Ahn dengan senyuman lebarnya. Kemudian ia mendesah pelan. "Sewajarnya aku memiliki cucu, bukannya malah punya anak lagi,"

Ny. Im menepuk bahu Ny. Ahn, "Tak baik berbicara seperti itu. Anak adalah titipan Tuhan, jadi disyukuri saja."

"Eh, tapi Yoona benar-benar terlihat seperti ibu yang baik," puji Ny. Ahn yang memunculkan semburat merah di kedua pipi Yoona.

"Ayo, kita berfoto!" Tn. Im memamerkan kameranya. Setelah mengatur waktu, dua keluarga itu berfoto bersama dengan Yoona yang duduk di sofa sambil menggendong bayi Ny. Ahn.

Pasangan suami istri itu kemudian menjauh dan menyuruh Yoona untuk berfoto bersama Jaehyun, putera sulung keluarga Ahn. Dengan keadaan sedikit canggung, keduanya duduk berdampingan.

"Kenapa kalian terlihat canggung sepeti itu?" komentar Tn. Ahn. Tatapannya mengarah pada puteranya yang terlihat kaku di dekat calon istrinya sendiri. "Jaehyun, tidak bisakah kau bersikap lebih santai?"

Sembari melirik Yoona, Jaehyun bergumam, "Bagaimana aku bisa bersikap santai sementara di sampingku ada perempuan cantik, Ayah?"

Jaehyun menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Ia kemudian tersenyum ke arah Yoona. yang seketika membuat perempuan itu terpaku. Jaehyun kemudian beringsut mendekati Yoona. Tangan kirinya merangkul pundak Yoona, sementara tangan kanannya ikut memegangi bayinya. Meski merasa gugup akan perlakuan Jaehyun, tapi Yoona berhasil menguasai dirinya. Ia pun mendekatkan kepalanya ke arah Jaehyun. Keduanya tersenyum manis ke arah kamera.

Ny. Ahn tersenyum, "Seperti sedang melakukan foto keluarga saja," komentarnya. Jaehyun dan Yoona hanya menundukkan kepala.

Yoona mengajak bayi mungil dalam dekapannya itu bercanda. Keluarga Im dan Ahn sedang makan siang. Yoona tidak ikut karena lebih memilih bermain bersama bayi itu.

"Kau sudah selesai makan?" tanya Yoona pada Jaehyun yang tiba-tiba saja duduk di samping Yoona. Jaehyun hanya bergumam menanggapi pertanyaan Yoona.

"Sepertinya kau suka sekali pada adikku, y"

"Adikmu sangat lucu dan manis. Entah mengapa aku begitu menyukainya. Siapa nama adikmu?"

"Ahn Yoon-Ah," kata Jaehyun.

Seketika Yoona terdiam. Perhatiannya beralih pada lelaki yang usianya sepantaran dengannya. Terdengar dengusan pelan dari perempuan yang menguncir kuda rambut panjangnya itu. "Jangan bercanda."

Alis Jaehyun bertaut, "Apa maksudmu?"

"Yoon-Ah itu nama panjangku," sungut Yoona.

Jaehyun berdecih pelan. "Tapi nama adikku memang Yoon-Ah. Aku tidak tahu kenapa ayah dan ibu memberikan nama itu padanya."

Mata Yoona memicing. Seakan tak percaya pada ucapan Jaehyun. "Benarkah?"

"Untuk apa aku berbohong?" tanya Jaehyun balik.

Yoona hanya mendengus pelan. Mengalihkan perhatiannya pada bayi mungil yang digendongnya. Melihat hal itu, Jaehyun tersenyum kecil. Tiba-tiba saja ia ingin sedikit menggoda Yoon.

"Baby," panggil Jaehyun setelah cukup lama keheningan menyelimuti mereka. Tidak mendapatkan tanggapan, Jaehyun mendengus. "Hey, kenapa kau tidak menjawabku?"

Alis kanan Yoona terangkat, "Apa kau memanggilku?" tanyanya.

"Sudah jelas. Memangnya siapa kalau bukan kau?"

"Kukira kau berbicara pada adikmu," kata Yoona yang masih mengelus pipi tembam bayi itu.

"Dia masih bayi, tentu saja. Bagaimana ia bisa menjawab panggilanku?"

Yoona mengerucutkan bibirnya, "Kau memanggil Baby, kupikir itu panggilan kesayanganmu untuknya,"

"Yang kupanggil Baby itu kau, bukannya adikku."

"Apa wajahku terlihat seperti bayi?"

Pertanyaan Yoona membuat kening Jaehyun berkerut. Namun detik berikutnya laki-laki itu terkekeh. "Anggap saja itu panggilan kesayanganku untukmu."

"Panggilan kesayangan? Memangnya kita ada hubungan apa?"

"Kita calon suami-istri, kalau kau lupa itu, Baby,"

"Berhenti memanggilku seperti itu, aku bukan bayi?!" gerutu Yoona sebal. "Dan dari mana kau yakin kalau kita ini calon suami istri?"

"Orang tua kita yang bilang," jawab Jaehyun dengan tak acuhnya.

Sesaat Yoona terdiam. Merenung. "Bisakah itu dibilang perjodohan? Apa kau tidak keberatan? Kupikir di jaman modern seperti sekarang ini pasti tidak ada yang mau dijodohkan."

"Aku sama sekali tak keberatan. Karena aku tahu, orang tua pasti tahu yang terbaik untuk anaknya," Jaehyun kembali mengulas senyumannya. Tanpa sadar membuat wajah Yoona bersemu. "Apa kau keberatan dengan perjodohan ini?"

"Orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Jadi kupikir tak ada salahnya menerima perjodohan ini."

Cukup lama terdiam.

Dengan senyuman menggoda, Jaehyun kembali bersuara. "Baby," Yoona mengembungkan pipinya. Terlihat lucu dan manis di mata Jaehyun. Ah, mengapa perempuan di sebelahnya ini terlihat dewasa dan imut di saat yang bersamaan, sih?

"Sudah kubilang jangan memanggilku dengan panggilan seperti itu."

"Kenapa?"

"Aku tidak menyukainya."

Jaehyun terlihat berpikir. "Tapi, bukankah setiap pasangan memiliki panggilan kesayangan?"

"Tapi pengecualian untukku, Tuan Muda Ahn."

"Baiklah, aku mengerti kenapa kau tidak menyukai panggilan semacam itu. Tapi kupikir kau harus mau dipanggil seperti itu kalau kita nanti sudah menikah."

Yoona mendecih. "Memangnya kapan kita menikah, eh?"  tanyanya.

"Bagaimana kalau pertengahan musim gugur tahun ini?"

Seketika Yoona merasa oksigen tak ada lagi. Selama beberapa detik ia menahan nafasnya. Seakan lupa akan caranya bernafas.

Dan oh, Yoona baru menyadari kalau Yoon-Ah sudah ada di gendongan Jaehyun.

Yoona menoleh ke arah Jaehyun yang mengulas senyuman. Jantung Yoona kembali berdetak cepat melihat senyuman manis itu. Ya ampun!

Sepertinya Yoona harus mempersiapkan diri untuk acara pernikahannya pada pertengahan musim gugur tahun ini.

Apa?

Oh, tidak. Itu berarti sekitar tiga bulan lagi?

Tidak ada acara pertunangan? Langsung pernikahan?

Apa-apaan ini?

Yang benar saja!

"Yoona," panggil Jaehyun tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang adik. Yoona merespon panggilan Jaehyun dengan gumamannya. "Bagaimana kalau kau saja yang memberikanku panggilan kesayangan, hm?"

"Apa?"

"Call me Baby."

.

.

.

-FIN-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang