What U

250 41 8
                                    

Chanyeol tampak menikmati kedekatannya dengan perempuan keturunan Amerika-Korea yang berparas cantik itu. Mereka sangat akrab, padahal baru beberapa menit yang lalu berkenalan. Tampaknya mereka merasa nyaman satu sama lain, kendati tak tahu wajah masing-masing sebab mereka berdua sama-sama memakai topeng pesta.

Ya, sebuah persta dari kaum borju. Ajang untuk memamerkan kekayaan dan kekuasaan. Cih, manusia yang sudah terjerat dengan tipuan duniawi.

Dengan satu tarikan, pemuda jangkung itu berhasil menarik perempuan tersebut dalam pelukannya. Ia berbisik dengan nada menggoda. Dan tentu saja perempuan itu tak menolak ketika Chanyeol mengajaknya keluar dari aula pesta menuju ruangan VIP yang memiliki fasilitas lengkap.

Sampai di ruangan tersebut, Chanyeol mendorong perempuan itu ke ranjang. Perempuan itu terkekeh pelan. Ia berpikir jika Chanyeol akan...

Oh, tidak!

Seketika mata perempuan itu membulat sempurna melihat lelaki yang baru dikenalnya itu mengeluarkan pelatuknya dan mengarahkan mulut benda itu padanya.

“Kau terjebak, Irene Bae.” Tangan Chanyeol yang bebas digunakan untuk membuka topeng yang ia pakai. “Kau takkan bisa pergi lagi.” Ia mengulas seringai. Seiring dengan langkahnya yang semakin mendekat ke arah Irene yang terlihat begitu ketakutan.

“Jauhkan benda itu dariku, Chanyeol!” teriak perempuan berambut panjang itu.

“Aku telah menantikan hari ini sejak lama, Irene. Kau pikir aku akan menyia-nyiakan kesempatan ini?”

“Kau harus membayar mahal penghianatan yang telah kau lakukan padaku. Juga atas penghianatanmu pada organisasiku.” Dan satu tembakan terlepas. Tepat mengenai jantung perempuan itu.

Tak berapa lama kemudian, ada sekitar sepuluh orang berpakaian serba hitam yang sejak tadi bersembunyi di sana menghampiri Chanyeol. Pandangan datar Chanyeol tertuju pada tubuh Irene yang berlumuran darah.

“Kalian bereskan dia.” Lelaki berparas tampan tersebut memberikan instruksi kepada para anak buahnya.

Chanyeol menyimpan pelatuknya di saku celana bagian belakang. Lalu mengambil topeng pesta dan memakainya lagi. Setelahnya, Chanyeol berlalu pergi dari ruangan itu dan membiarkan anak buahnya mengurus jasad Irene.

.

***

.

Di sebuah kursi yang ada di aula tersebut, dengan tampang angkuhnya Chanyeol duduk di sana. Tanpa ada niatan untuk turun ke lantai dansa mengikuti orang-orang yang sudah berpasangan atau telah menemukan pasangannya.

Meneguk sampanye di gelas berleher panjang tanpa minat, lelaki rupawan itu memalingkan wajahnya. Ia terpaku pada sosok perempuan cantik dengan surai pirangnya. Gaun panjang melekat sempurna di tubuhnya yang ramping. Sebagian wajahnya tertutup oleh topeng pesta berwarna kuning keemasan. Cukup menyita perhatian Chanyeol.

Tampak kedua sudut bibir merah perempuan itu terangkat ke atas. Bukan senyuman, menurut Chanyeol. Akan tetapi, lebih tepat jika dikatakan seringai. Kemudian perempuan itu melambaikan tangan ke arahnya dengan gerakan menggoda.

Sejenak, Chanyeol meletakkan gelasnya yang telah kosong ke atas meja setelah meneguk habis cairannya. Ia berjalan dengan tenang ke arah perempuan yang justru berjalan menjauhinya menuju balkon. Chanyeol merutuk dalam hati, perempuan itu sengaja membuat dirinya mengikutinya.

Sialan.

Perempuan itu memunggungi Chanyeol. Dari posisi yang seperti itu, ia dapat melihat jelas punggung mulus perempuan tersebut yang terlihat sempurna di matanya.

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang