A Dream

294 37 5
                                    

Sejak tadi Rose dan Aaron senantiasa menemani Yoona yang begitu kacau setelah mendapatkan kabar tentang kematian keluarganya. Mereka berdua bahkan membantu gadis itu untuk dapat berdiri di saat acara pemakaman untuk melakukan pernghormatan terakhir kepada orang tuanya.

Yoona memandang sendu jasad orang tuanya yang akan dikuburkan. Jasad mereka masih utuh. Akan tetapi, begitu banyak luka. Di antaranya bekas gigitan serigala yang terlihat jelas di lengan mereka. Juga terdapat beberapa cakaran yang melukai wajah dan tubuh.

Tangan Yoona terkepal kuat. Ia bersumpah pada dirinya sendiri bahwa ia pasti akan membunuh orang yang telah melakukan penyerangan itu pada ayah dan ibunya. Orang itu harus merasakan penderitaan dan luka lebih dari yang didapatkan oleh orang tuanya.

“Sebelum terjadinya Red Moon, akan kupastikan serigala itu mati di tanganku.” Kilat merah pada kedua matanya tampak bercahaya. “Dan dia akan mendapatkan balasan atas kematian orang tuaku.”

.

.

.

-SKIP-

.

.

.

Dua orang yang berjalan berlawanan arah itu sama-sama sibuk dengan kegiatan mereka hingga tak fokus menatap ke depan. Mereka bertabrakan dan jatuh ke lantai. Benda yang mereka bawa juga berjatuhan. Lelaki berpakaian kasual itu mengumpat pelan sebelum mengambil ponselnya dan membantu perempuan di depannya merapikan buku-bukunya yang berjatuhan.

“Maaf,” gumam lelaki tampan bertubuh tinggi dan berkulit putih pucat. Ia menundukkan kepalanya tanpa melihat perempuan di depannya.

Perempuan itu menyeringai tipis. ‘Akhirnya aku menemukanmu, Lee Taeyong. Saatnya aku melakukan kewajibanku sebagai anak.’

“Maaf, aku benar-benar tidak sengaja,” kata Jongin yang belum mengalihkan perhatiannya pada perempuan tersebut.

“Tidak, saya yang kurang hati-hati. Maafkan saya.” Yoona itu berdiri sembari menerima bukunya yang diserahkan oleh Jongin.

Yoona mengulas senyuman penuh kepalsuan miliknya saat tatapannya bertemu dengan manik mata merah gelap milik Jongin. “Terima kasih.”

“Hm, sama-sama.” Jongin tersenyum dan berlalu dari hadapan Yoona.

Sengaja Yoona membiarkan Jongin pergi dari hadapannya begitu saja. Jujur, Yoona sempat terpesona pada lelaki itu. Tapi, mengingat dialah tersangka pembunuh orang tuanya, Yoona mengenyampingkan perasaannya itu.

“Inilah pertamuanku denganmu yang akan menjadi kali pertama sekaligus terakhir di dunia nyata, Kim Jongin.”

“Katakan padaku, siapa pembunuh orang tuaku?” Yoona menatap sendu pusara kedua orang tuanya bersama sepupunya yang kini berdiri di samping kanan dan kirinya. “Aku harus segera membalaskan dendamku itu.”

“Namanya Kim Jongin.”

“Dia serigala setengah vampire.”

.

***

.

Seharian ini Jongin tak bisa sepenuhnya fokus pada pekerjaannya. Pikirannya terus tertuju pada perempuan cantik yang tak sengaja ia tabrak tadi pagi. Sialnya, ia tak sempat menanyakan nama perempuan itu karena terburu-buru.

Lamunan Jongin buyar seketika saat Seulgi memasuki ruangannya tanpa mengetuk pintu dulu. Sahabat sejak kecilnya itu memang senang sekali berbuat sesukanya.

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang