I'm Sorry...

485 62 11
                                    

Tuutt... Tuutt... Tuutt...

Jihoon melirik sekilas ponselnya. Seakan yang meneleponnya bukanlah orang penting, pemuda itu mengabaikannya. Mendengus dan mengaktifkan profil diam untuk ponselnya sebelum memasukkannya ke dalam saku jas.

Tak jauh dari tempat itu, seorang gadis tampak tersenyum miris melihat apa Jihoon lakukan di sana. Yoona, gadis itu, masih menempelkan ponselnya di telinga kanannya. Meski tahu seseorang yang ia hubungi tak mengangkat telepon darinya. Sengaja, lebih tepatnya.

“Seharusnya aku tahu kalau sampai kapanpun juga aku takkan bisa menggantikan posisi Chaeyoung di hatimu.”

Tangan Yoona terkulai. Sedikit tersentak dan langsung bersembunyi di balik pilar saat dilihatnya Jihoon keluar dari restoran dengan seorang gadis. Mereka tampak mesra dan serasi. Saling berpegangan tangan satu sama lain dan mengulas senyuman manis.

“Bahkan saat bersamaku kau tak pernah tersenyum seperti itu, Jihoon.”

.

***

.

Suzy merebut gelas Yoona yang baru saja dituang vodka dengan kadar alkohol cukup tinggi.

Tidak ada bantahan dari Yoona. Ia membiarkan Suzy mengomelinya karena terlalu banyak minum. Yoona hanya ingin melupakan sejenak saat di mana tadi siang ia melihat Jihoon bersama seorang gadis yang diketahuinya adalah mantan kekasih lelaki Park itu.

“Ada apa dengannya?”

“Sepertinya ia melihat Jihoon dengan gadis itu lagi.” Suzy tampak acuh tak acuh.

Chen melirik Yoona yang tingkat kesadarannya sudah minim. “Hey, Yoona. Kau ingin tahu kenyataan dari hubungan mereka atau tidak?”

“Apa lagi kenyataan yang harus kuketahui, Chen? Gadis itu adalah mantan kekasih Jihoon saat SMA. Dan itu cukup membuatku kesal karena selama ini dia tak pernah menceritakan masa lalunya kepadaku.”

“Chaeyoung memang mantan kekasih Jihoon saat SMA dulu. Mereka menjalin hubungan dari tingkat pertama hingga akhir SMA Daegu. Ya, kupikir itu adalah cinta pertama sekaligus cinta monyet. Kurasa akan sulit untuk dilupakan oleh keduanya.”

Penjelasan panjang lebar Chen hanya ditanggapi santai oleh Yoona. Dan Chen tak mempermasalahkannya. Yoona adalah perempuan yang tangguh. Dia dewasa dan tak pernah mengambil keputusan sebelum berpikir panjang dan masak-masak. Untuk itulah Chen membeberkan apa yang ia ketahui kepada Yoona secara langsung. Dan karena itu pula Suzy membiarkan Chen melakukannya.

“Aku akan mempertahankan hubungan itu sebisaku. Akan tetapi, jika menurutku hubungan mereka sudah melampaui batas, aku akan mengambil keputusan,” ujar Yoona yang seakan mendapatkan kembali kesadarannya sepenuhnya.

Alis Chen bertaut. “Apakah kau akan melepaskannya?”

Kini Suzy merasa penasaran. “Kau akan merelakan kekasih tujuh tahunmu kepada masa lalunya?”

Yoona meneguk minuman dari gelas yang tadi direbut Suzy. “Lihat saja apa yang akan terjadi nantinya. Apapun keputusanku, itulah yang terbaik menurutku.”

“Kami akan selalu ada untuk mendukungmu.” Suzy dan Chen merangkul Yoona.

Sedikit terkejut karena detik berikutnya Yoona tak sadarkan diri. Segera Suzy meminta Chen untuk menggendong Yoona dan membawanya pulang ke apartemen.

.

.

.

-SKIP-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang