Ugly

1K 111 17
                                    

Pukul setengah tujuh malam Yoona baru sampai di rumah. Seperti biasa, keadaan rumahnya sangat kacau. Berantakan. Ayahnya pergi entah kemana. Kakaknya, Siwon, ia sempat melihatnya bersama seorang wanita di kedai ramen yang ada di seberang jalan sore tadi. Ibunya sendiri sedang menyetrika baju dengan mata yang sedikit sembab.

"Aku pulang," lirih Yoona. Meski ia tahu salamnya tak akan dijawab oleh ibunya.

Yoona benci dengan kondisi keluarganya yang semakin hari semakin berantakan dan kacau begini. Di depan orang lain dan keluarga besar, orang tuanya bersikap seperti semuanya baik-baik saja. Mereka layaknya keluarga bahagia yang harmonis. Tetapi yang terjadi sesungguhnya justru kebalikannya.

.

***

.

"Mau ke mana lagi kau?" tanya wanita yang telah melahirkan Yoona dua puluh tahun tahun yang lalu.

Gadis yang kini telah berganti pakaian dengan kaos kuning cerah dan celana jeans biru itu berhenti tepat di depan pintu. "Aku mau pergi."

"Ini sudah malam. Kau mau pergi ke mana dan dengan siapa?"

Yoona menghela nafasnya kasar. "Aku pergi dengan temanku."

"Lelaki berandalan itu lagi?" terka ibu Yoona dengan nada sengit. "Kau tidak mengenal laki-laki itu dengan baik."

"Aku akan pulang jam setengah sebelas nanti," ujar Yoona yang berlalu pergi tanpa melihat sang ibu yang menatap tajam ke arahnya.

Di depan rumah, Yoona melihat seorang laki-laki yang baru dikenalnya sebulan terakhir. Lelaki tersebut memandang Yoona datar.

"Pakai ini."

Laki-laki menyerahkan helm berwarna merah sambil melemparkan kunci motor. Pria bertindik itu geser ke belakang.

"Kau yang menyetir."

"Aku tidak bisa, Chansung," gumam Yoona takut-takut. Pasalnya, lelaki yang hobi balapan motor itu tak pernah bersikap manis dan baik padanya. Akan tetapi, Yoona begitu menyukai lelaki bernama lengkap Hwang Chansung tersebut.

Chansung mendengus kesal, kemudian merebut kunci motornya dari tangan Yoona. "Dasar, tak berguna," desisnya.

.

***

.

"Kau menyukai Chansung?"

Pertanyaan dari Jiyeon sukses membuat Yoona tersedak wine yang daru diteguknya. Jiyeon tertawa pelan.

"Kau tak perlu terkejut, Yoona. Hal yang wajar kalau kau menyukai lelaki itu."

Senyum sinis Jiyeon terlihat jelas walau dengan pencahayaan yang minim. Perempuan bersurai pirang kemerahan itu, dia adalah mantan kekasih Chansung.

"Tapi, seharusnya kau tahu diri. Lihat dirimu, apakah kau pantas bersanding dengannya?" Jiyeon terkekeh pelan. Seperti merendahkan. Sebelum Yoona mengeluarkan suaranya, ponsel Jiyeon berdering. "Halo," sapanya pada orang di seberang sana. Ia lalu meninggalkan Yoona bersama Aaron.

Yoona kembali meneguk minuman beralkohol yang dipesan Aaron beberapa menit yang lalu. Kepalanya sedikit berdenyut. Perkataan Jiyeon tentu saja menambah beban pikiran Yoona. Hidupnya semakin berantakan saja setelah ia masuk dalam geng Zeus yang dipimpin oleh kakak kandung Aaron, Joon.

"Kenapa kau memilih bergabung dalam geng ini, Yoona?" Aaron memainkan gelas kaca yang baru saja digunakannya untuk menuangkan wine pesanannya.

"Memangnya kenapa, eh?" tanya Yoona balik.

Dari bicaranya dan pancaran matanya, Aaron tahu kalau Yoona sedikit mabuk. Padahal gadis itu baru menghabiskan tiga gelas kecil wine yang kadar alkoholnya tidak terlalu tinggi. Ah, Yoona memang tidak bisa minum alkohol.

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang