Break?

342 38 1
                                    

“Seperti yang sudah kau ketahui sepuluh tahun yang lalu, Yoona.”

Seorang gadis berpakaian resmi menatap ayahnya tanpa ekspresi yang berarti. Meski tampak tenang, tapi hatinya sedang gelisah. Oh, ia tahu benar apa yang akan dikatakan oleh ayahnya. Jelas sekali ia masih ingat apa yang dimaksud oleh pria paruh baya yang berprofesi sebagai pengusaha itu.

“Tahun ini keluarga Wu akan melamarmu.”

Pria itu berkata dengan santainya. Seakan anak gadisnya tidak akan tersakiti. Seolah anak gadisnya tidak akan melakukan penolakan.

“Aku tidak ingin menikah secepatnya, Ayah.”

Walau berat mengatakan hal itu, tapi Yoona tetap melakukannya. Entahlah, berbicara mengenai pernikahan membuat Yoona merasa sangat...

“Cepat atau lambat kau akan tetap menikah, Yoona.”

...menyebalkan.

Yoona membuang muka. Enggan menatap sang ayah yang tengah mengisap rokoknya. Sebenarnya ia ingin berteriak memaki ayahnya yang selalu memaksa kehendaknya itu. Akan tetapi, Yoona cukup sadar diri. Sebagai anak yang berbakti, ia tidak boleh melakukannya.

.

***

.

Dengan kasar Yoona membuka kancing jas putihnya. Tatapannya yang tajam seakan mampu membunuh siapa saja. Ekspresi kesalnya begitu kentara.

“Sudah aku katakan padamu, cepat atau lambat kau pasti akan berakhir denganku.”

Seorang lelaki dengan tampang angkuhnya menatap Yoona. Wajah datarnya tak menampakkan ekspresi apa-apa.

“Enyahlah dari hadapanku.”

Yifan menyeringai. “Sopanlah sedikit pada tunanganmu, Nona.”

Tanpa memberi respon berarti, Yoona melenggang pergi begitu saja. Membiarkan lelaki itu sendirian di koridor kantor yang tampak lengang.

“Tak peduli bagaimana sikapmu padaku. Aku akan pastikan, bahwa dirimu takkan bisa lari dariku.” Lelaki bermarga Wu tersebut mengulas senyuman culas sebelum beranjak pergi untuk menemui calon ayah mertuanya.

Wu Yifan adalah lelaki tampan yang merupakan seorang pengacara yang banyak emnangani kasus-kasus kriminal. Dia adalah lelaki licik yang arogan. Setiap apa yang ia inginkan harus terpenuhi. Tak terkecuali memiliki Yoona, seorang dokter cantik yang begitu mempesona.

Sementara Yoona sendiri tahu kalau Yifan bukan lelaki baik-baik. Dan ia tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan pernikahannya nanti bersama lelaki itu. Mungkin bayangan indah akan pernikahan akan musnah dari pikiran Yoona.

.

***

.

“Sudahlah, Yoona,” ujar Lisa, rekan Yoona sesama dokter, “terima saja perjodohan itu.”

“Kupikir, kau tidak akan malu jika membawa lelaki itu di depan teman-temanmu,” Krystal angkat bicara, “dia sangat cocok untukmu.”

Yoona membalikkan badannya, menatap kedua temannya dengan tajam. “Kalian dapat apa dari pengacara gadungan itu, huh?” tanyanya sinis. “Sampai seperti itu membelanya.”

“Jika kalian berminat dengannya, ambil saja.”

Tangan Yoona mengambil jas yang tersampir di lengan sofa, kemudian memakainya. Dan lalu pergi meninggalkan kedua temannya yang hanya bisa menghela nafas.

.

.

.

-SKIP-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang