A Retaliation

296 39 1
                                    

“Sudah kukatakan padamu, kalau Taehyung hanya menjadikanmu barang taruhan, kau malah tidak percaya.” Tanpa peduli pada sahabatnya yang tampak kacau, Suzy memilih untuk meniup-niup kuku-kukunya yang baru saja dipoles kuteks.

Di sampingnya, Jennie memperhatikan kuku-kukunya dengan kuteks warna merah jambu yang baru kering. “Lelaki playboy itu... Dia memandangmu tidak jauh beda dari gadis-gadis lain di luar sana.”

Suzy dan Jennie menatap ke arah gadis cantik di depan mereka. “Kau hanya perempuan tak berharga baginya. Murahan.”

Cengkeraman Yoona pada gelas kaca yang berisi soju itu mengerat. Ingatannya kembali pada kejadian siang tadi. Saat di mana ia mendengar dengan jelas bahwa Taehyung memamerkan tentang kedekatan mereka di depan teman-teman lelaki itu. Dengan bangga Taehyung mengatakan kalau sebentar lagi ia akan mendapatkan Yoona. Dan tentu saja, ia akan memenangkan taruhan itu. Mobil mewah dan uang senilai puluhan juta won.

Lelaki sialan.

“Saranku, balas perlakuan lelaki itu dengan tindakan elit yang tak melukai harga diri dan juga martabatmu sebagai perempuan bermarga Im. Sungguh, sekarang ini kau tampak begitu menyedihkan.”

“Kau sempurna, like a Aphrodite. Dengan satu kedipan mata, kau dapat membuat lelaki yang kau inginkan bertekuk lutut di depanmu. Jangan hanya karena Sang Casanova seperti Taehyung, kau jadi lemah begini.”

Yoona meneggak hingga tandas soju dalam gelas yang ada di genggaman tangannya hanya dalam sekali teguk. “Kim Taehyung, akan kubuat dia mengetahui siapa diriku dan dirinya. Aku berada jauh di atasnya. Dan dia, tidak seharusnya memandang remeh diriku.”

“Nah, itu baru Im Yoona yang kami kenal.” Kedua sahabat Yoona tersenyum dan merangkul Yoona. Meyakinkan gadis itu bahwa dia harus baik-baik saja.

Saling berpandangan, Jennie dan Suzy tahu jika Yoona sudah menyusun sebuah rencana untuk menyerang balik Kim Taehyung, salah satu Pangeran Universitas Seoul.

.

***

.

Kedatangan tiga gadis cantik menyita seluruh perhatian para tamu undangan pesta ulang tahun Seokjin. Seokjin dan termasuk teman-teman kuliahnya terpana menatap mereka.

Kalau Suzy dan Jennie, mereka sudah terbiasa menjadi objek perhatian. Dengan wajah cantik, senyuman menawan, serta tubuh yang seksi, lelaki manapun akan terpesona pada mereka. Itu sudah pasti.

Tapi, ada yang lebih menarik perhatian.

Yakni perempuan yang berada di tengah-tengah antara Jennie dan Suzy. Polesan riasan tipis yang membuat wajahnya terlihat cantik alami. Gaya smokey-eyes, mempertegas garis matanya. Bibir tipis yang tersapu lipstik warna merah. Serta gaun mini warna hitam yang terlihat sangat seksi melekat sempurna di tubuh rampingnya. Dan stiletto senada dengan gaun yang dikenakannya membuat gadis itu terlihat semakin seksi.

Im Yoona?

“Selamat ulang tahun, Kim Seokjin.”

Setelah kedua sahabatnya mengucapkan selamat dan menyalami Seokin, giliran Yoona yang melakukannya. Tak lupa ia mengulas senyuman tipisnya. Dari tempatnya berdiri, ia melirik Taehyung melalui ekor matanya. Dapat dipastikan lelaki itu terpana melihatnya.

“Terima kasih, Yoona. Duduklah, dan kuharap kau menikmati pestanya.” Seokjin mengerling singkat pada Yoona yang berdiri di depan Suzy dan Jennie.

Memisahkan diri dari Seokjin, tiga gadis cantik itu tampak mengedarkan padangan mereka. Mencari tempat duduk yang mungkin bisa mereka tempati. Hingga seorang laki-laki dengan kemeja putih mengangkat tangannya. Mengisyaratkan mereka bertiga untuk bergabung bersamanya.

Tiga gadis cantik dengan gaun mini yang seksi itu memutuskan untuk bergabung bersama Jaehyun beserta rekan tim basketnya. Ayolah, lelaki tampan dan populer seperti Jaehyun tidak bisa diabaikan begitu saja.

“Kau tampak cantik malam ini,” ujar Jaehyun.

Yoona menarik sudut bibirnya. “Hanya hari ini?” tanyanya.

“Tentu saja tidak, Sayangku.” Jaehyun mengusap lembut wajah Yoona. “Kau memiliki kecatikan yang luar biasa sejak lahir. Hanya saja, itu tertutupi dengan penampilanmu yang kampungan itu.”

“Dasar perayu.”

Kemudian gerombolan mahasiswa itu tertawa renyah. Mereka tak menampik kalau memang sangat terpesona akan sosok Yoona yang malam ini mengubah penampilannya menjadi lebih menawan. Begitu mengesankan.

“Yoona,”

Sejenak mereka semua menghentikan tawa. Demi menatap Taehyung yang bediri di depan Yoona. Satu alis Yoona terangkat, lalu ia memiringkan kepalanya. Kembali tersenyum tipis.

“Apa yang ingin kau katakan?” Yoona melipat tangannya di depan dada. Perhatiannya tertuju pada teman-temannya yang tampak asyik mengobrol di sofa yang disediakan Seokjin.

“Aku ingin minta maaf padamu,” kata Taehyung.

Yoona menghela nafasnya. Lalu menoleh pada Taehyung yang sedang menatapnya. “Hanya itu saja?”

Terlihat Taehyung menjadi salah tingkah. Ia menundukkan wajahnya. Dan Yoona kembali memusatkan perhatiannya pada teman-temannya. Wajahnya datar tanpa ekspresi.

“Jadilah kekasihku, Yoona.”

“Kekasih yang ke berapa?”

Taehyung menautkan alisnya. Tak mengerti maksud Yoona. Hal itu justru membuat Yoona tertawa. Gadis itu kemudian menghadap Taehyung. Memberikan pandangan mencela.

“Ayolah, Playboy Kampus sepertimu tidak mungkin tidak memiliki kekasih. Hm?”

“Tapi aku memang tidak memilikinya.”

“Kenapa?”

“Apa?”

“Kenapa kau menginginkanku untuk menjadi kekasihmu?”

“Karena aku mencintaimu.”

“Sejak kapan?”

“Sejak aku mulai dekat denganmu.”

Kedua manik mata Taehyung memancarkan keseriusannya. Yoona sendiri terpaku menatap bola mata yang berwarna hitam legam itu. Namun, detik berikutnya Yoona tertawa sambil memalingkan wajahnya. Taehyung tak tahu mengapa gadis Im itu malah tertawa.

Apa yang lucu?

“Hah, dasar brengsek.” Yoona memaki Taehyung dan kemudian melenggang pergi.

Taehyung terpaku di tempatnya. Cukup tercengang menyadari perlakuan tak acuh Yoona pada dirinya.

Oh, ayolah!

Selain tampan rupawan, Taehyung memiliki kekayaan melimpah, juga otak jenius yang sering dimanfaatkan untuk mengikuti lomba olimpiade. Nyaris sempurna!

Setiap perempuan akan dengan senang hati menerima Taehyung menjadi kekasihnya. Tetapi, Yoona? Gadis itu justru menolak Taehyung mentah-mentah?

Dan apa tadi? Mengatainya brengsek? Sungguh keterlaluan sekali gadis itu.

.

.

.

-THE END-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang