"Yoona, tunggu!" teriak Seungjae pada seorang gadis yang beberapa saat yang lalu keluar dari rumah mewah bergaya minimalis tersebut. Pemuda itu terus mengejar Yoona yang sama sekali tak mengindahkan teriakannya.
Hingga saat pemuda itu berhasil menahan pergerakan si gadis dengan cara mencekal lengannya. "Kumohon, dengarkan dulu."
Gadis itu tak mau menatap pemuda di sampingnya. Sembari terus berontak agar lengannya dilepaskan. "Lepaskan tanganku, Yook."
"Yoona." Seungjae bergumam lirih dan menatap sendu ke arah Yoona. Ia sempat kaget dengan Yoona menyebut namanya dengan nama marga.
Sekali tepisan kasar, cekalan itu terlepas. Membuat Seungjae tersentak kaget. "Aku mau kau dan aku berakhir," desis Yoona dengan tatapan tajamnya.
"Kita sudah melangkah sejauh ini, Yoona. Ayolah, semuanya pasti bisa diperbaiki."
Yoona mendecih pelan. Enggan menatap Seungjae. "Kau tau kalau aku tidak mau hubungan yang sia-sia, bukan?" Kedua tangan Yoona terlipat di depan dada. Memilih tak acuh pada atensi pemuda tampan bernama Yook Seungjae.
"Ayo, kita berusaha lagi. Kita pasti akan mendapatkan restu ayahku."
"Kita?" alis Yoona terangkat, lalu tertawa sinis. "Kau saja."
"Kau tidak mau memperjuangkan hubungan kita lagi?"
"Dengar, aku sudah memperjuangkan hubungan kita. Aku membanggakanmu di depan orang tuaku, keluargaku, teman-temanku. Aku menjauhi semua teman laki-laki yang aku miliki. Aku menjaga perasaanmu. Sesibuk apapun aku, pasti aku luangkan waktu untukmu. Tapi kau sama sekali tak pernah menganggapnya. Kau tidak pernah menghargai segala apa yang aku lakukan untuk hubungan ini."
Pancaran mata yang sarat akan luka. Rasa sakit yang teramat dalam yang selama ini disembunyikan. Sekuat tenaga Yoona menahan agar ia tak menangis. Ia tak ingin terlihat lemah di depan pemud ayang sangat ia cintai itu.
"Aku merasa sangat nyaman di sampingmu. Aku begitu menyangimu. Bahkan, aku sangat mencintaimu. Menginginkanmu akan menjadi suamiku kelak. Tapi apa yang terjadi? Ayahmu menentang keras kau berhubungan denganku. Ayahmu tidak menyukaiku, Yook Seungjae."
"Kau tahu? Aku tidak suka dibanding-bandingkan dengan mantan kekasihmu yang lain. Chorong yang lebih perhatian pada keluargamu. Jinri yang lebih bertata krama. Atau Seolhyun yang sopan dan santun. Aku adalah aku, dengan semua kekuranganku ini, aku tidak mau dibandingkan dengan yang lain. Ingatlah, tiga mantan kekasihmu itu menyelingkuhimu. Mereka lebih memilih orang lain di banding dirimu. Apa kau lupa itu?!"
Seungjae menggenggam lembut tangan Yoona. "Sungguh, Yoona. Maafkan aku. Tapi yakinlah, aku sangat mencintaimu. Restu ayahku pasti akan kita dapatkan cepat atau lambat." Pemuda itu menarik Yoona dalam pelukannya. Sembari mengusap surai panjang Yoona. Dan perlahan ia merasakan kedua tangan Yoona terangkat dan membalas pelukannya. "Kita hanya membutuhkan waktu lebih banyak dan usaha yang lebih keras."
Yoona menghirup aroma segar yang menguar di tubuh Seungjae. Sesaat ia memejamkan matanya, sebelum merenggangkan pelukannya. Seungjae sedikit terkejut. Tangan Yoona terangkat. Memberikan jarak antara mereka dengan sebatas tangan Yoona yang terulur.
"Maafkan aku. Tapi aku merasa usaha kita cukup samapai di sini saja. Aku lelah dengan semua ini. Semuanya sudah cukup. Aku menyayangimu. Dan aku mohon, jangan temui aku lagi." Gadis itu berjalan meninggalkan Seungjae.
"Yoona!"
Usaha keras Seungjae menahan Yoona sia-sia. Yoona bahkan dengan mudahnya melepas genggaman tangannya.
"Im Yoona!"
.
.
.
-THE END-
KAMU SEDANG MEMBACA
• Short Story •
Hayran KurguKumpulan cerita singkat yoona x boys. Setiap bagian memuat cerita yang berbeda-beda dan tidak ada kesinambungan sama sekali. . . . . . Mohon maaf bila ada kesamaan judul, cast, dan alur. Semua itu adalah ketidaksengajaan. Yang pasti, semua ff yang...