Emm...

495 61 9
                                    

“Cih, kau lagi.” Jihoo menggerutu saat melihat kedatangan Suho ke rumahnya. “Kenapa kau sering sekali berkunjung ke rumahku, sih? Aku bosan melihatmu setiap hari, kau tahu?”

“Aku kemari bukan untukmu, tapi untuk adikmu.”

“Sebenarnya kau punya hubungan apa dengan adikku?” tanya Jihoo seraya menatap Suho penuh selidik.

Belum sempat Suho menjawab pertanyaan Jihoo, Yoona, yang menjadi objek pembicaraan di antara mereka pun menginterupsinya.

“Oh, Suho Oppa?”

Yoona datang menghampiri dua laki-laki itu dengan menggendong kucing berbulu putih kesayangannya.

“Halo, Yoona,” sapa Suho seraya tersenyum manis.

Jihoo mencibir. “Senyumanmu terlihat aneh, bodoh.”

Suho tak mengindahkan komentar Jihoo yang mencibirnya, perhatiannya masih terfokus pada gadis manis yang berdiri di depannya mengenakan pakaian santai. “Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Apa kau ada waktu?”

Yoona menatap kakaknya, meminta persetujuannya. “Jihoo Oppa?”

“Hn, antarkan Yoona pulang tepat pukul sembilan malam, lebih dari itu aku pastikan kau tak akan pernah bertemu dengannya lagi.”

.

***

.

Suho mengajak Yoona jalan-jalan ke Lotte World. Menaiki dan bermain beberapa wahana yang ada di sana. Para pengunjung yang melihat mereka berdua akan berpikir jika keduanya adalah pasangan kekasih. Tapi itu tidak benar. Anggapan itu salah besar. Mereka berdua tak memiliki hubungan khusus apapun. Hanya layaknya kakak dan adik. Yang tentunya lahir dari rahim yang berbeda.

Pemuda yang sudah bersahabat lama dengan Jihoo itu mengajak Yoona untuk makan malam di sebuah kedai. Mereka menceritakan banyak hal-hal lucu dan konyol. Yoona akan tertawa lebar saat mendengar cerita Suho yang menurutnya sangat lucu dan menggelikan.

Sejenak, Suho mengakhiri leluconnya. Ia menatap Yoona yang terlihat menikmati makan malam yang ia pesan. “Apakah makanannya enak?”

“Sangat enak.” Yoona tersenyum senang.

Suho mengelus rambut Yoona pelan. “Kalau begitu, habiskan makanannya.” Yoona hanya menganggukka kepalanya sembari tersenyum lebar.

“Yoona,” panggil seseorang menginterupsi kegiatan mereka.

Yoona dan Suho langsung menghentikan acara makan mereka dan mengalihkan perhatian pada seorang lelaki yang berdiri di hadapan mereka. Suho merasakan jika Yoona tengah menggenggam tangannya erat. Ia menatap Yoona, mencoba untuk membaca raut wajah Yoona.

“Siapa dia?”

Lelaki itu menatap tajam Suho yang dibalas dengan tatapan tak kalah tajam dari pemuda Kim tersebut. Yoona hanya diam dan bersikap acuh tak acuh.

“Ikut aku.”

Tiba-tiba saja menarik tangan Yoona, tapi segera ditepis oleh gadis bersurai panjang itu. Raut ketidaksukaan terlihat jelas di wajah cantiknya.

“Kau tidak lihat aku sedang makan?”

Lelaki itu mendengus kesal. Ia menarik tangan Yoona lagi dengan kasar. Suho yang tidak terima langsung berdiri dari duduknya. Menahan lelaki itu membawa Yoona.

“Mau kau bawa ke mana Yoona?”

“Bukan urusanmu.”

“Hey!” Suho berseru keras, ia lalu mengikuti ke mana lelaki itu membawa Yoona.

Yoona tampak sangat kesal dengan ulah salah satu temannya itu. “Berhenti, Baekhyun! Kau mau membawaku ke mana?” Yoona terus berontak. Tetapi percuma saja, tenaganya tak sebanding dengan Baekhyun.

“Brengsek!”

Umpatan itu keluar dari mulut Suho. Yang kemudian menarik lengan Baekhyun dan langsung memukulnya hingga tersungkur. Yoona yang ketakutan memilih untuk berlindung di belakang Suho.

Baekhyun mendecih pelan sembari mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya. “Sialan kau!” Ia balas memukul Suho. Perkelahian pun tak dapat dihindari lagi. Mereka saling adu pukul.

“Sudah, cukup. Hentikan!” seru Yoona. Gadis itu membantu Suho yang wajahnya penuh dengan luka lebam untuk berdiri. “Apa kau sudah gila, Byun Baekhyun?”

“Kau selalu menolak ajakanku untuk keluar atau makan malam bersama. Tapi apa yang kau lakukan hari ini, eh?” Raut wajah Baekhyun menyiratkan kesedihannya. “Aku melihatmu makan malam dengan lelaki yang tidak jelas itu.”

Jika saja Yoona tidak menahannya, Suho sudah tentu akan kembali menghajar Baekhyun. Lelaki yang tiba-tiba saja datang dan merusak acara makan malamnya bersama Yoona. Dasar pengganggu.

“Aku sudah mengatakan padamu, Baekhyun. Kakakku tidak pernah mengizinkanku untuk keluar bersamamu lagi,” ujar Yoona, “mengertilah itu, Byun Baekhyun!”

“Aku sangat mencintaimu, Yoona. Tidak bisakah kau memberiku kesempatan satu kali lagi?”

“Maafkan aku, Baekhyun. Aku tidak bisa.”

“Kenapa?”

“Karena aku sudah tidak mencintaimu lagi. Perasaaanku padamu sudah hilang. Semuanya juga sudah berakhir.”

“Tidak mungkin, aku tahu kau sangat mencintaiku, Yoona.”

Yoona menatap Baekhyun dengan tatapan sendu. “Terimalah kenyataan, Baekhyun. Aku benar-benar sudah membunuh rasa cintaku padamu. Semua perasaanku padamu itu sudah mati,” tutur Yoona, “jika saja dulu kau tidak menyakitiku, tentu semua ini tidak akan terjadi.” Yoona membalikkan badannya dengan tangan Suho yang ia kalungkan di bahunya. Tanpa menolehkan kepala ke belakang, Yoona berujar lirih, “Maafkan aku.”

.

***

.

Yoona dan Suho sudah pulang. Rasa sakit akibat luka lebam kembali dirasakan oleh Suho. Segera Yoona pergi ke dapur untuk mengambil kotak obat, kemudian dengan ia cekatan mengobati luka pemuda itu.

Jarak wajah Suho dengan Yoona sangatlah dekat. Pemuda tampan itu terus memperhatikan wajah Yoona. Tanpa sadar tangan Suho terangkat, menggenggam lembut tangan Yoona sehingga membuat gadis itu menghentikan kegiatannya. Yoona terdiam menatap wajah Suho yang dipenuhi luka.

Waktu seakan berhenti. Keduanya saling bertatapan. Mengagumi sosok indah di depannya. Memuji semua yang ada dalam diri sosok di hadapannya.

“Aku mencintaimu, Yoona,” lirih Suho tanpa mengalihkan perhatiannya dari manik mata teduh milik Yoona. “Aku sangat mencintaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?”

Senyum Yoona mengembang. Ia berujar lirih. “Aku juga mencintaimu, Suho Oppa.” Kepalanya mengangguk pelan. "Aku mau."

Suho mengulas senyuman khasnya. Ia mengusap pipi Yoona yang bersemu merah. Pandangan Suho tertuju pada bibir ranum gadis yang membuatnya metasa sangat bahagia itu. Hidungnya dan Hidung Yoona saling bersentuhan. Perlahan Yoona memejamkan matanya, Suho juga melakukan hal yang sama.

Tiba-tiba terdengar suara dehaman cukup keras dari Jihoo. Membuat Suho dan Yoona terkejut dan langsung menjauhkan wajah mereka. Jihoo menyeringai penuh kemenangan karena berhasil menggagalkan rencana sahabatnya yang ingin mencium bibir adiknya. Pemuda itu pun mengambil sisi di tengah-tengah antara adiknya dan juga sahabatnya. Lalu merebut handuk kecil yang berada di genggaman Yoona dengan kasar.

“Kau bisa obati sendiri lukamu,” ujar Jihoo ketus sembari melemparkan handuk kecil itu pada sahabatnya. Yoona pun berlalu pergi dengan wajah yang merah padam karena malu.

Suho menatap Joon sinis. “Dasar pengganggu.”

“Mengatakan sesuatu?” tanya Jihoo yang samar-samar mendengar suara Suho tengah menggerutu.

“Tidak. Aku tidak mengatakan apapun,” elak Suho sembari tertawa hambar. Ia kemudian mengobati lukanya sendiri. Sesekali ia meringis pelan ketika kembali merasakan nyeri di ujung bibirnya.

.

.

.

-THE END-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang